Academy
Apa Itu Manipulasi Melalui Rekayasa Sosial?
Secara umum, setiap bentuk manipulasi yang berkaitan dengan psikologi perilaku dapat dianggap sebagai rekayasa sosial. Meskipun demikian, tidak selamanya konsep ini terkait dengan aktivitas kriminal atau penipuan. Rekayasa sosial memiliki cakupan luas dan diulas dalam berbagai konteks serta bidang, termasuk ilmu sosial, psikologi, dan pemasaran.
Dalam konteks keamanan siber, rekayasa sosial dilakukan dengan maksud tersembunyi, mengacu pada serangkaian aktivitas berbahaya yang bertujuan memanipulasi individu untuk melakukan tindakan negatif, seperti memberikan informasi pribadi atau rahasia yang nantinya dapat digunakan untuk merugikan mereka atau perusahaan. Penipuan identitas adalah dampak umum dari jenis serangan ini, sering kali mengakibatkan kerugian finansial yang substansial.
Rekayasa sosial sering dianggap sebagai ancaman siber, tetapi prinsip ini telah ada sejak lama dan istilah tersebut juga diterapkan pada skema penipuan dunia nyata, yang sering melibatkan peniruan identitas oleh pihak berwenang atau ahli teknologi informasi. Dengan adanya internet, peretas memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan serangan manipulatif dalam skala yang lebih besar. Sayangnya, praktik berbahaya ini juga terjadi dalam konteks mata uang kripto.
Daftar Isi
Bagaimana Mekanisme Operasinya?
Segala jenis teknik rekayasa sosial bergantung pada kerentanan psikologi manusia. Penipu mengambil keuntungan dari emosi individu untuk memanipulasi dan menipu mereka. Rasa takut, keserakahan, rasa ingin tahu, dan bahkan dorongan untuk membantu orang lain dimanfaatkan untuk menipu melalui berbagai cara. Salah satu bentuk rekayasa sosial yang berbahaya adalah phishing, yang merupakan contoh umum dan dikenal luas.
Phishing
Serangan email phishing sering kali meniru komunikasi dari entitas sah, seperti bank nasional, platform belanja online terkemuka, atau penyedia layanan email. Dalam beberapa skenario, email tiruan ini menginformasikan pengguna bahwa akun mereka memerlukan pembaruan atau mendeteksi aktivitas mencurigakan, mendorong mereka untuk memberikan informasi pribadi sebagai cara untuk memverifikasi identitas dan mengamankan akun.
Akibat rasa takut, beberapa orang langsung mengeklik tautan tersebut dan mengakses situs palsu, tanpa sadar memberikan data yang diminta. Pada titik ini, informasi sensitif langsung berpindah tangan ke peretas.
Scareware
Teknik rekayasa sosial juga diterapkan dalam penyebaran scareware. Seperti namanya, scareware adalah jenis malware yang diciptakan untuk menciptakan rasa takut dan kepanikan pada pengguna. Biasanya, scareware mencakup pembuatan peringatan palsu yang dirancang untuk mengelabui korban agar menginstal perangkat lunak palsu yang tampak sah atau mengunjungi situs web yang akhirnya menginfeksi sistem mereka.
Teknik ini sering kali bergantung pada ketakutan pengguna bahwa sistem mereka telah diambil alih, mendorong mereka untuk mengklik banner atau popup di situs tersebut. Isi pesan biasanya akan serupa dengan: “Sistem Anda telah terinfeksi, klik di sini untuk membersihkannya.”
Baiting
Baiting adalah metode rekayasa sosial lain yang meresahkan banyak pengguna yang lengah. Pendekatan ini melibatkan penggunaan godaan untuk menarik perhatian korban, memanfaatkan rasa keserakahan atau rasa ingin tahu mereka. Misalnya, penipu dapat membuat situs web palsu yang menawarkan sesuatu secara gratis, seperti file musik, video, atau buku.
Namun, untuk mengakses konten tersebut, pengguna diminta untuk membuat akun dan memberikan informasi pribadi. Dalam beberapa kasus, bahkan tanpa membuat akun, file tersebut sudah terinfeksi malware yang dapat menyusup ke sistem komputer korban dan mencuri data sensitif.
Skema baiting juga dapat terjadi di dunia nyata melalui penggunaan stik USB dan hard drive eksternal. Penipu dengan sengaja meninggalkan perangkat yang terinfeksi di tempat umum. Orang yang penasaran dan tidak waspada yang mengakses isi perangkat tersebut akhirnya menginfeksi komputer pribadi mereka.
Rekayasa Sosial dan Tantangan dalam Ranah Aset Kripto
Mentalitas serakah dapat memberikan dampak yang cukup signifikan dalam dunia keuangan. Ini menyebabkan para pedagang dan investor menjadi rentan terhadap serangan phishing, skema Ponzi, atau jenis penipuan lainnya. Di dalam ranah blockchain, euforia yang dihasilkan oleh mata uang kripto telah menarik banyak orang baru dalam jangka waktu singkat (terutama saat pasar sedang naik).
Meskipun banyak orang belum memahami sepenuhnya cara kerja mata uang kripto, mereka sering mendengar tentang potensi keuntungan dari pasar ini dan seringkali berinvestasi tanpa melakukan riset yang matang. Rekayasa sosial menjadi ancaman serius terutama bagi pendatang baru, yang sering kali terjebak oleh keserakahan atau ketakutan mereka sendiri.
Di satu sisi, dorongan untuk mendapatkan uang dengan cepat seringkali membuat para pemula terjebak dalam perangkap giveaway dan airdrop dengan iming-iming manis. Di sisi lain, rasa takut bahwa privasi mereka terancam dapat mendorong pengguna untuk membayar tebusan. Beberapa kasus bahkan melibatkan pesan palsu dari peretas tanpa adanya infeksi ransomware yang sebenarnya.
Mengantisipasi Serangan Rekayasa Sosial
Seperti yang telah disebutkan, penipuan rekayasa sosial berhasil karena manusia memiliki kerentanan dalam perilakunya. Biasanya, teknik ini memanfaatkan rasa takut sebagai pemicu, mendorong orang untuk segera bertindak untuk melindungi diri mereka (atau sistem mereka) dari ancaman yang tidak nyata.
Serangan ini juga memanfaatkan sifat manusia yang serakah dengan menarik korban ke dalam berbagai skema investasi palsu. Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa jika suatu penawaran terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, maka mungkin memang begitulah adanya.
Meskipun beberapa penipu menggunakan teknik yang canggih, penyerang lainnya membuat kesalahan yang terlihat jelas. Beberapa email phishing dan bahkan banner scareware sering kali mengandung kesalahan tata bahasa atau pengejaan, dan hanya efektif terhadap orang yang kurang berhati-hati terhadap hal tersebut. Oleh karena itu, selalu baca dengan seksama.
Untuk menghindari menjadi korban serangan rekayasa sosial, beberapa tindakan keamanan yang perlu diperhatikan meliputi:
- Edukasi diri sendiri, keluarga, dan teman mengenai kasus umum rekayasa sosial yang berbahaya serta prinsip dasar keamanan.
- Tetap waspada terhadap lampiran dan tautan dalam email. Hindari mengklik iklan atau situs web yang berasal dari sumber yang tidak dikenal.
- Pasang dan perbarui perangkat lunak antivirus yang tepercaya, serta sistem operasi Anda.
- Gunakan solusi otentikasi multifaktor sebanyak mungkin untuk melindungi kredensial email dan informasi pribadi lainnya. Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) untuk akun kripto Anda.
- Bagi bisnis, sediakan pelatihan kepada karyawan untuk mengenali dan mencegah serangan phishing serta skema rekayasa sosial.
Kesimpulan
Para pelaku kejahatan siber terus mengembangkan metode baru untuk menipu pengguna demi mencuri dana dan informasi sensitif. Oleh karena itu, pendidikan diri dan orang-orang di sekitar kita menjadi sangat penting. Era internet telah memudahkan jenis penipuan semacam ini. Rekayasa sosial kini juga merambah dunia kripto. Oleh karena itu, selalu berhati-hati dan tetap waspada untuk menghindari jebakan rekayasa sosial.
Selain itu, siapa pun yang ingin terlibat dalam perdagangan atau investasi kripto seharusnya melakukan penelitian yang baik sebelumnya dan memastikan pemahaman mendalam mengenai pasar dan teknologi blockchain.
Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai aset kripto atau cryptocurrency, bisa baca artikel “Belajar Crypto untuk Pemula Mulai Dari Sini.”
Sumber: Binance Academy Indonesia