Bitcoin News

Bitcoin: Roadmap Pemulihan Menuju Rp 2,4 Miliar Setelah Crash

Published

on

Bitcoin (BTC) kembali mengalami gejolak harga setelah mengalami crash yang membuatnya turun di bawah $85.000 (Rp 1,3 miliar).

Namun, para analis kripto melihat potensi pemulihan yang bisa membawa Bitcoin hingga mencapai $150.000 atau setara Rp 2,4 miliar.

Lantas, bagaimana proyeksi ini terjadi? Berikut analisisnya.

Pola Pergerakan Bitcoin Mirip Tahun 2020

Seorang analis kripto bernama Jelle membagikan grafik harga Bitcoin yang menunjukkan pola pergerakan harga mirip dengan tahun 2020.

Pada pola tersebut, Bitcoin mengalami kenaikan, diikuti oleh fase konsolidasi, sebelum akhirnya breakout dan mencapai puncak harga baru.

Kemudian, terjadi crash menuju level support sebelumnya sebelum kembali melonjak signifikan.

Prediksi Kenaikan dari Level Support

Pergerakan harga Bitcoin (BTC/USDT) pada Rabu, 5 Maret 2025. Sumber: Tokocrypto.

Berdasarkan analisis historis, Bitcoin diperkirakan bisa mengalami pemantulan harga dari kisaran $68.000 hingga mencapai $74.000.

Seandainya skenario ini terjadi, Bitcoin berpotensi naik lebih dari dua kali lipat hingga menyentuh $150.000.

Namun, perlu dicatat bahwa pergerakan harga tidak selalu berjalan sesuai pola yang ada.

Keputusan Investasi: Haruskah Membeli Bitcoin Sekarang?

Sementara itu, Finbold menyebutkan bahwa para analis menekankan bahwa meskipun pola historis dapat menjadi acuan, tidak ada jaminan bahwa skenario tahun 2020 akan terulang di 2025.

Kenaikan sebelumnya hanya mencapai 33%, sementara prediksi saat ini menyebutkan potensi lonjakan lebih dari 100%.

Oleh karena itu, keputusan untuk membeli harus dilakukan dengan pertimbangan matang dan strategi yang tepat.

Kritik terhadap Analisis Fraktal Bitcoin

Tidak semua orang setuju dengan prediksi berbasis pola historis ini. Beberapa analis mengkritik pendekatan ini sebagai pencarian pola acak yang belum tentu valid.

Bahkan, Jelle sendiri mengakui bahwa ia hanya mengamati pergerakan harga tanpa kepastian mutlak mengenai pergerakan selanjutnya.

Risiko dan Volatilitas Pasar

Saat ini, pasar kripto sedang mengalami volatilitas ekstrem, sehingga tidak disarankan untuk melakukan perdagangan tanpa strategi yang jelas.

Jelle sendiri mengaku terus mengurangi kepemilikan Bitcoin-nya secara bertahap untuk menghindari risiko lebih besar akibat ketidakpastian pasar.

Strategi Investasi Bitcoin

Membeli Bitcoin saat crash memang bisa menjadi peluang, tetapi juga memiliki risiko tinggi. Jika pola tahun 2020 benar-benar terulang, harga Bitcoin masih bisa turun lebih dalam sebelum kembali naik.

Oleh karena itu, investor perlu mempertimbangkan strategi yang matang, melakukan riset menyeluruh, dan tidak mengambil keputusan impulsif hanya berdasarkan prediksi.

Dengan ketidakpastian yang masih tinggi, apakah Bitcoin benar-benar akan mencapai $150.000 (Rp 2,4 miliar)? Hanya waktu yang akan menjawabnya.


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.

Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.

Popular

Exit mobile version