Blockchain

Indonesia Punya Lebih dari 500 Startup Kategori Blockchain

Published

on

Industri blockchain di Indonesia terus tumbuh. Perkembangan ini juga sejalan dengan tingginya permintaan talenta pekerja untuk mengisi banyak posisi yang tersedia di industri teknologi yang masih baru ini.

Anggota pendiri Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I), Yos Ginting, mengatakan ada kurang lebih 569 perusahaan atau startup terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) masuk kategori pengembang blockchain. Data ini menunjukan tingkat pertumbuhan yang signifikan dari pelaku usaha yang fokus pada pengembangan teknologi rantai blok.

“Terkait potensi kripto dan blockchain,saya melihat waktu tu itu ketika mendirikan Asosiasi Blockchain Indonesia pada Maret 2018 anggotanya hanya tujuh atau sembilan sekarang sudah 39. Pertumbuhannya sangat baik, jika kita lihat di KOMINFO ada 569 perusahaan yang secara kategori pengembang blockchain, kalau potensi Indonesia saya rasa sangat besar,” kata Yos Ginting di acara Coinfest Asia 2022, Kamis (25/8).

Coinfest Asia 2022 digelar selama tanggal 25-26 Agustus 2022 di Cafe del Mar Bali. Foto: Coinfest Asia 2022.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Pimpin Pertumbuhan Kripto di Asia Tenggara

Indonesia Tingkatkan Adopsi Blockchain

Dengan jumlah penduduk terbesar keempat dunia, Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan tingkat adopsi dari teknologi blockchain. Menurut Yos Ginting saat mengisi acara Coinfest Asia dalam sesi “Is Indonesia The Crypto Sleeping Giant in Asia?” Selain jumlah pengguna dari segi bisnis kategori blockchain yang memiliki kaitan erat dengan kipto juga terus tumbuh.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO), Teguh Kurniawan Harmanda, mengatakan meski saat ini dalam masa crypto winter, tapi pertumbuhan jumlah pekerja di industri aset digital dan blockchain tetap tumbuh, termasuk di Indonesia.

“Dalam situasi industri blockchain di Indonesia saat ini, sedang terjadi bottle neck, di mana secara pertumbuhan bisnis sangat pesat, tapi ketersedian talent terbatas. Banyak startup blockchain dalam negeri yang berlomba-lomba untuk hiring mencari talenta terbaik. Di sisi lain, menemukan bakat blockchain itu sulit,” kata pria yang akrab disapa Manda.

LinkedIn dan bursa kripto, OKX, telah merilis laporan “2022 Global Blockchain Talent Report”. Sumber: LinkedIn.

Baca juga: Industri Blockchain Positif Ciptakan Lapangan Pekerjaan di Indonesia

Menurut laporan LinkedIn dan exchange kripto, OKX, berjudul “2022 Global Blockchain Talent Report” menyebutkan pertumbuhan pekerja yang ada di industri blockchain Indonesia masuk dalam daftar teratas yang meningkat signifikan.

Dari segi pertumbuhan pekerja blockchain, Indonesia masuk ke dalam peringkat 10 negara teratas. Indonesia menduduki peringkat ke-8, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 43%. Posisi Indonesia tepat berada di bawah Bulgaria (52%) dan di atas Polandia (24%) dan China (12%).

Popular

Exit mobile version