Blockchain

Peneliti Ini Riset Cari Produk Kripto yang Sesuai di Indonesia

Published

on

Berbicara investasi aset kripto, rasanya tidak afdal jika tak membicarakan project atau produk di dalamnya. Terlebih pertumbuhan industri kripto di Indonesia, kini semakin ramai dengan produk-produk kripto lokal yang bermunculan.

Namun di sisi lain, banyak investor dan masyarakat yang bingung untuk mencari project atau produk kripto mana yang sejalan dengan kebutuhan mereka dan pengaplikasiannya sesuai dengan konteks di Indonesia. Maka dari itu, hal ini membutuhkan penelitian yang lebih lanjut.

Adalah Nicolaus Euclides Wahyu Nugroho bersama rekannya Sisilia Thya Safitri mencoba melakukan penelitian dengan tajuk “Analisis Produk Kripto yang Sesuai di Indonesia.” Mereka ingin melihat lebih jauh lagi potensi yang bisa dikembangkan dari produk kripto di Indonesia.

Potensi Produk Kripto di Indonesia

Kripto kini sudah dipandang menjadi salah satu instrumen investasi yang potensial dan menjanjikan untuk jangka panjang. Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat per Juli 2022, jumlah investor aset kripto capai lebih 15,57 juta dengan nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia tercatat sebesar Rp 232,4 triliun.

Prospek project kripto lokal atau dalam negeri saat ini semakin cerah dengan adanya regulasi baru. Bappebti telah menerbitkan Peraturan Bappebti (Perba) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto. 

Ilustrasi aset kripto dan bendera Indonesia.

Baca juga: Apple Rilis iPhone 14, Harga Kripto Ikut Semangat Naik

Dalam aturan tersebut memuat daftar 383 jenis aset kripto yang boleh diperdagangkan di Indonesia. Di antara ratusan jenis itu, terdapat sejumlah project kripto lokal yang masuk. Artinya beberapa project aset kripto lokal sudah diakui kualitas dan prospek ke depannya oleh regulator di Indonesia.

“Aset kripto semakin dikenal oleh masyarakat, namun banyak juga yang berpikiran negatif. Kita itu selain ingin mengetahui produk yang bagus, jadi karena tujuan penelitian ini memang cari produk yang cocok, kira-kira produk yang sudah dicari oleh orang-orang di Indonesia, apakah itu cocok? Atau ada kemungkinan tidak untuk creation produk baru, juga harus sudah menjawab produk yang dibutuhkan oleh masyarakat,” kata Nicolaus kepada TokoNews pada Senin (8/8).

Menurut Nicolaus, dengan adanya penelitian ini bisa memberikan referensi kepada masyarakat untuk melihat investasi kripto secara keseluruhan. Dan membandingkannya dengan instrumen investasi lainnya, seperti  pasar uang, obligasi, dan saham.

Metode Penelitian

Nicolaus menjelaskan akan melakukan penelitian akan dimulai dari studi literatur, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan instrumen pengukuran dan dibuatkan kuisioner.

Penentuan Variable Bebas (VB) dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan studi literatur pada penelitian terkait untuk menentukan pengaruh terhadap variable terikat (VT) yaitu penentuan produk kripto sebagai aset di Indonesia, disingkat Cypto Product (CP). 

Menurut penelitian yang telah dilakukan, terdapat kelebihan dan kelemahan pada masing–masing jenis kripto. Kelebihan dan kelemahan tersebut yang akan dijadikan Variabel bebas pada penelitian inI, yaitu:

  • Hash Rate (HR).
  • Access Speed (AS).
  • Currency Exchange Process (CE).
  • Block Generation Time (BG).
Aset kripto lokal yang masuk daftar legal Bappebti.

Baca juga: Video: Penting Perempuan Mandiri Finansial dan Lebih Dekat Aset Digital

Dengan rangkaian metode yang digunakan tersebut, diharapkan dapat mengetahui produk kripto apa yang paling diminati di Indonesia dan kemungkinan dalam pembuatan produk kripto baru yang memenuhi keinginan dari masyarakat Indonesia.

TokoScholar Dukung Penelitian Kripto dan Blockchain

Proposal penelitian yang dikeluarkan oleh Nicolaus dan Sisilia mendapat dukungan penuh dari Tokocrypto melalui ekosistem TokoScholar, salah satu platform yang fokus memberikan edukasi dan meningkatkan literasi terkait kripto dan teknologi blockchain. 

Para peneliti telah mendapatkan dana hibah kurang lebih Rp 50 juta untuk menjalankan penelitiannya dari proposal yang mereka buat. Jangka waktu penelitian yang diberikan maksimal tiga bulan. Nantinya, hasil penelitian akan dipublikasi oleh peneliti dan akan ditindak lanjuti oleh Tokocrypto dalam mengembangkan produk serta bisnis ke depan.

Program Lead of TokoScholar by Tokocrypto, Dimas Surya Al-Faruq, mengatakan mencari produk kripto yang sesuai dengan kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat Indonesia merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, Tokoscholar memutuskan menfasilitasi penelitian yang dilakukan oleh Nicolaus dan Sisilia.

Ilustrasi Tokocrypto Researcher Grants.

Baca juga: Kolaborasi Tokocrypto dan UKI Dirikan Pusat Inovasi dan Literasi Blockchain

“Perkembangan investasi aset kripto kini sudah semakin eksponensial. Namun, di sisi lain, kebutuhan masyarakat Indonesia akan produk atau project kripto yang sesuai dengan mereka, belum dipahami sepenuhnya. Sehingga, banyak di antara mereka yang ikuti melakukan investasi atas dasar FOMO, tanpa melakukan riset,” kata Dimas.

Dimas menambahkan, perlu diingat dalam investasi aset kripto, investor harus melakukan riset terlebih dahulu. Jangan terpengaruh dengan FOMO yang mendukung aset kripto lokal, namun lihat whitepaper, roadmap, hingga profil pengembangnya. Maka dari itu, edukasi dan literasi mengenai kripto dan blockchain sangat dibutuhkan.

Salah satu tujuan utama TokoScholar adalah membawa riset dan inovasi aset kripto dan blockchain pada level yang bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat atau inklusif. Oleh karena itu, tentunya peran dan kolaborasi sangat diperlukan dengan berbagai pihak untuk peningkatan dan optimalisasi bidang riset di Indonesia. 

Popular

Exit mobile version