Academy
Pengaruh Inflasi Terhadap Pergerakan Harga Kripto
Inflasi ternyata bisa berdampak hingga ke pasar kripto. Ketika nilai uang menurun dan suplai meningkat, investor mulai mencari aset alternatif yang dapat mempertahankan nilai. Salah satunya adalah kripto seperti Bitcoin, yang sering disebut sebagai “emas digital”.
Tapi bagaimana sebenarnya hubungan antara inflasi, suplai uang (M2), dan harga kripto? Simak penjelasan singkatnya di bawah.
Daftar Isi
Apa itu Inflasi?
Inflasi adalah kondisi meningkatnya harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu tertentu. Ketika inflasi terjadi, nilai uang menurun karena daya belinya melemah.
Faktor penyebabnya bisa berasal dari permintaan berlebih, biaya produksi yang meningkat, atau kebijakan moneter yang longgar seperti pencetakan uang secara masif.
Baca juga: Apakah Itu Inflasi? Membedah Fenomena Ekonomi yang Penting
Mekanisme Inflasi dalam Sistem Ekonomi
Dalam sistem ekonomi tradisional, inflasi dikendalikan oleh bank sentral melalui kebijakan suku bunga dan pengaturan jumlah uang beredar.
Ketika inflasi tinggi, suku bunga biasanya dinaikkan untuk menahan laju konsumsi dan investasi. Namun, ini juga berdampak pada berkurangnya likuiditas dan tekanan pada pasar investasi, termasuk kripto.
Baca juga: Pengaruh Pergerakan Dolar AS terhadap Pasar Crypto
Sekilas Fungsi dan Tujuan Awal Kripto
Pionir dari boomingnya aset kripto saat ini yakni Bitcoin diciptakan sebagai alternatif dari sistem keuangan terpusat.
Dengan pasokan terbatas (maksimal 21 juta BTC), Bitcoin dirancang untuk tahan terhadap inflasi, berbeda dengan mata uang fiat yang bisa dicetak tanpa batas. Inilah sebabnya mengapa banyak investor melihat kripto sebagai penyimpan nilai atau “emas digital”.
Di tengah tantangan inflasi yang dihadapi ekonomi global, muncul pertanyaan: apakah ada aset yang mampu mempertahankan nilainya? Di sinilah kripto masuk sebagai alternatif.
Baca juga: Apa Itu Bitcoin? Dan Bagaimana Cara Mendapatkannya?
Kripto sebagai Lindung Nilai (Hedge) terhadap Inflasi
Karena nilainya memiliki pasokan yang terbatas, aset kripto dalam hal ini Bitcoin sering dianggap sebagai sebagai lindung nilai (hedge) terhadap inflasi.
Meskipun harga Bitcoin tidak berkorelasi langsung dengan tingginya inflasi, data historis menunjukkan bahwa ketika M2 Global meningkat, harga Bitcoin cenderung naik, tetapi ketika M2 menyusut, Bitcoin juga mengalami pelemahan.
M2 sendiri merupakan adalah salah satu ukuran jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. M2 mencakup semua elemen dari M1 (uang tunai dan rekening giro) ditambah dengan tabungan, deposito berjangka pendek, dan beberapa instrumen pasar uang.
M2 sering digunakan sebagai indikator likuiditas ekonomi karena mencerminkan jumlah uang yang tersedia untuk transaksi dan investasi.
Ketika M2 meningkat, biasanya ada lebih banyak uang yang beredar, yang dapat mendorong inflasi. Sebaliknya, jika M2 menurun, likuiditas ekonomi bisa berkurang, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Terlihat bahwa ketika M2 Global naik secara tajam (khususnya sekitar 2020–2021), harga Bitcoin juga mengalami lonjakan signifikan. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan suplai uang global dapat mendorong minat investor terhadap Bitcoin sebagai alternatif lindung nilai terhadap inflasi fiat.
Setelah puncak M2 pada akhir 2021, pertumbuhan mulai melambat, yang juga diikuti oleh konsolidasi harga Bitcoin. Ini menunjukkan bahwa ketika suplai uang mulai dikendalikan (tightening), pasar kripto juga mengalami koreksi.
Bisa disimpulkan bahwa hubungan Bitcoin memiliki korelasi positif dengan tingginya uang yang beredar dan ketika M2 naik karena pencetakan uang besar-besaran, investor cenderung mencari alternatif seperti Bitcoin sebagai aset lindung nilai.
Strategi Investasi Kripto dalam Lingkungan Inflasi Tinggi
- Diversifikasi portofolio dengan kombinasi kripto, stablecoin, dan aset tradisional.
- Pantau M2 dan inflasi global sebagai indikator makro.
- Gunakan stablecoin untuk menyimpan nilai sementara.
- Manfaatkan analisis teknikal dan fundamental untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Baca juga: Strategi Investasi Aset Crypto Jangka Panjang yang Sukses
Inflasi dan M2 money supply adalah dua faktor makroekonomi utama yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi nilai aset kripto.
Dengan memahami korelasi antara inflasi dan pergerakan harga kripto khususnya Bitcoin ini semoga bisa memberikan insight lebih agar kamu bisa mengambil keputusan investasi yang lebih bijak.
Jangan sampai ketinggalan informasi terbaru dari pasar kripto dan diskusi langsung dengan para trader dengan join komunitas Tokocrypto di Telegram sekarang! GRATIS!
Klik link berikut untuk mulai gabung dengan komunitas Tokocrypto: https://t.me/TokocryptoOfficial
Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda.
Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.
Konten ini hanya bersifat informasi, bukan ajakan menjual atau membeli.