Academy
The Fed Revisi Strategi Kebijakan Moneter, Powell Buka Opsi Penurunan Suku Bunga
Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, kembali mencuri perhatian dalam pidatonya di Symposium Ekonomi Tahunan Jackson Hole, Wyoming.
Dalam sorotan utama, ia membuka peluang untuk menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, sambil memperkenalkan kerangka kebijakan baru yang mencerminkan perubahan konteks ekonomi pasca-pandemi.
Powell menyampaikan bahwa ia melihat pergeseran risiko dalam perekonomian AS: sisi inflasi tetap mengganas, sementara pasar kerja menunjukkan tanda-tanda pendinginan yang signifikan.
Ia menyebut kondisi ini sebagai “situasi menantang” yang memerlukan penyesuaian kebijakan. Meskipun belum berlaku, Powell mengatakan bahwa suku bunga yang saat ini berada di zona restriktif bisa saja turun dengan hati-hati ke depan.
Pernyataan ini langsung direspons positif oleh pasar: saham melesat, obligasi reli, dan dolar melemah. Pasar kini memperkirakan kemungkinan sekitar 85–90% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan penting mereka pada 16–17 September.
Baca Juga: The Fed Ingatkan Bank: Tolak Blockchain, Takluk di Era Digital
Sebagai respons, pasar obligasi Amerika menanggapi nada dovish Powell dengan performa kuat:Yield obligasi AS tenor 2 tahun merosot ke 3,689%, level terendah sejak 13 Agustus. Harmonisasi pasar luar biasa, sementara imbal hasil pasar saham melesat.
Kerangka Kebijakan Baru: Menggeser Fokus dan Bahasa
Dalam pidatonya, Powell juga memperkenalkan revisi besar terhadap kerangka kebijakan moneter The Fed. Kerangka baru ini meninggalkan pendekatan sebelumnya yang mengedepankan strategi “makeup”.
Ini merupakan kondisi di mana inflasi di atas target dimaklumi untuk mengompensasi periode inflasi rendah, dan bahasa mengenai “shortfalls” (ketidakcukupan).
Kerangka sekarang menekankan target fleksibel, dan mengutamakan stabilitas harga serta lapangan kerja tanpa jargon yang membingungkan.
Perubahan ini mencerminkan pelajaran dari era pandemi: tingkat suku bunga yang rendah tak selalu menjadi jawaban.
Krisis inflasi yang terjadi pasca-pandemi memaksa The Fed memperingatkan bahwa era suku bunga hampir nol bisa menjadi hal yang usang.
Model baru bertujuan menjaga ekspektasi inflasi tetap terjaga, sembari tetap fokus pada mandat ganda: stabilitas harga dan penuhnya lapangan kerja.
Tarif dan Upah: Gejolak yang Perlu Diantisipasi
Powell menyoroti dampak kenaikan tarif impor terhadap harga konsumen mencatat bahwa kenaikan tarif mulai terlihat di kategori barang, mendorong tekanan inflasi jangka pendek.
Meskipun ia berharap dampak ini hanya “sekali saja” (one-time shift), durasinya masih sulit diprediksi dan bisa mempengaruhi ekspektasi inflasi dan upah.
Namun, karena pasar tenaga kerja memiliki margin yang belum terlalu longgar, Powell menilai risiko dinamika upah-harga tidak besar.
Politik dan Kebebasan The Fed
Pidato Powell juga terjadi di tengah tekanan politik, terutama dari Presiden Trump yang mengkritik The Fed dan bahkan menuntut pengunduran diri Gubernur Lisa Cook.
Powell menegaskan bahwa kebijakan The Fed tetap akan berdasarkan data, bukan tekanan politik.
Dampak bagi Konsumen dan Publik
Dampak dari sinyal penurunan suku bunga tidak hanya terasa di pasar finansial. Sektor perbankan dan konsumen juga bakal mendapat ringannya biaya pinjaman: bunga kartu kredit, KPR, dan pinjaman pribadi berpotensi turun.
Hal ini bisa mendorong belanja dan investasi, sekaligus membantu pekerja berpendapatan rendah dalam mengatasi beban ekonomi.
Baca Juga: Bitcoin Bergerak Stabil Menjelang Keputusan The Fed
Pidato Powell di Jackson Hole menandai titik balik kebijakan The Fed: dari menahan laju inflasi dengan keras, kini membuka kemungkinan penurunan suku bunga.
Meski penuh tantangan dari tarif yang memicu inflasi hingga kondisi pasar kerja yang tak biasa, The Fed tampil lebih fleksibel dengan kerangka strategi baru.
Apabila data ekonomi mendukung, kebijakan longgar dapat segera dijalankan, memberi harapan bahwa perekonomian AS segera berangsur stabil tanpa mengabaikan stabilitas harga.
Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.
Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.