Blockchain
Peretasan Bukalapak: Mampukah Blockchain Atasi Pencurian Data?

Dimaz Ankaa Wijaya
Peneliti pada Blockchain Research Joint Lab Universitas Monash, Australia
Sudah seminggu ini laman berita mainstream, baik nasional maupun internasional menurunkan berita tentang peretasan beberapa situs raksasa dari berbagai penjuru dunia. Sebenarnya berita peretasan bukanlah hal yang abnormal di era digital sekarang ini. Namun, hal yang menarik adalah munculnya nama situs nasional di berita kali ini: Bukalapak.
Bukalapak sendiri dalam beberapa tahun belakangan digadang-gadang sebagai salah satu unicorn startup nasional, dengan jumlah pengguna mencapai jutaan orang. Bisnis e-commerce yang marak di Indonesia telah memberi peluang besar bagi Bukalapak untuk menancapkan usahanya, dan memang terbukti sukses.
Hampir setiap saat situs-situs semacam ini mengalami serangan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, atau popular dengan sebutan hacker (peretas). Para peretas ini “bernafsu” untuk membobol situs dan menyalin informasi yang disimpan dalam server-server milik penyedia layanan, karena insentif ekonomi yang bisa mereka dapatkan. Insentif ini, tentu saja, berasal dari penjualan informasi berharga, utamanya terkait dengan data-data pengguna seperti username dan alamat surel, namun tidak jarang pula alamat rumah dan nomor telepon dapat terjaring oleh peretas.
Bukalapak hingga saat ini belum mengakui bahwa sistem mereka telah diretas. Hal ini sangat disayangkan karena semestinya pelaporan insiden ini harus dilakukan oleh pihak manapun yang menyelenggarakan jasa sistem informasi kepada pihak yang telah ditunjuk, demi pelaksanaan mitigasi atas persoalan yang ada.
Terkait dengan mitigasi risiko peretasan data, dapatkah blockchain memberikan solusi yang tepat?
Sebelum menjawab pertanyaan ini tentu saja harus terlebih dahulu dijabarkan nilai tambah blockchain terhadap sebuah sistem. Blockchain adalah mekanisme untuk melindungi informasi yang sudah tersimpan dari perubahan yang tidak mendapatkan otorisasi.
Fitur ini didapatkan dengan cara menghubungkan antara satu blok dengan blok lainnya, sehingga diperlukan usaha tambahan untuk mengubah informasi di dalam sebuah blok yang sudah “tertindih” oleh blok-blok yang lebih baru, di mana semua blok yang lebih baru harus pula diubah. Inilah mengapa teknologi blockchain dianggap orang sebagai teknologi yang menyediakan fitur “immutable” atau permanen. Blockchain menjaga integritas data
Selain itu, fasilitas jaringan peer-to-peer yang disematkan ke dalam teknologi blockchain membuat seluruh informasi dalam blockchain dapat disalin dengan mudah ke dalam server yang lain. Tak hanya itu, informasi-informasi baru dapat dengan segera didapatkan oleh semua server yang saling terhubung. Dengan cara ini, sebuah server yang mengalami serangan hingga tak lagi mampu menyediakan layanan, dapat digantikan oleh server yang lain seketika itu juga. Blockchain dalam hal ini menjaga ketersediaan data.
Peretasan dan pencurian data adalah persoalan dalam menjaga kerahasiaan data (confidentiality) serta eskalasi hak akses (elevation of privilege). Apabila kita telaah kembali, dua fitur blockchain tidak mencakup perlindungan terhadap kerahasiaan data ataupun terhadap hak akses. Hal ini tentu saja dikuatkan dengan kenyataan bahwa seluruh informasi di dalam blockchain dapat dilihat oleh pihak-pihak yang terkait. Dengan demikian, kerahasiaan data bukanlah sesuatu yang dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi blockchain.
Namun demikian, kerahasiaan data bukanlah sesuatu yang asing dalam teknologi blockchain. Kriptografi yang umumnya digunakan untuk merahasiakan informasi, sangat masif diterapkan dalam blockchain. Monero misalnya, mampu menyembunyikan jumlah dana yang ditransaksikan dengan metode enkripsi tanpa kehilangan makna sebagai sebuah alat tukar.
Teknologi ini kerap disebut dengan Confidential Transaction, sebuah sistem yang pertama kali diperkenalkan oleh Gregory Maxwell pada tahun 2015. Tidak hanya menyembunyikan jumlah dana, teknologi dalam Monero juga kini mampu menyembunyikan informasi tambahan terkait dengan transaksi yang mungkin harus ditambahkan oleh si pengirim agar sang penerima dana mengetahui dari mana dana tersebut berasal, tanpa harus menyebutkan jati diri asli si pengirim. Teknologi ini disebut dengan integrated address.
Persoalan eskalasi hak akses, di sisi lain, merupakan sebuah persoalan yang barangkali amat langka ditemukan dalam sistem blockchain. Blockchain yang menganut sistem konsensus akan memberikan hak menulis informasi baru kepada siapapun yang memenangi konsensus pada setiap putaran. Dengan konsensus, semua pihak akan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan hak menulis ini, yang kemudian akan mendapatkan upah yang cukup tinggi.
Sistem blockchain tidak mengizinkan penulisan informasi baru tanpa melalui konsensus yang sah. Namun demikian, bukan berarti tidak ada trik-trik kotor untuk mengakali konsensus. Sebut saja 51% attack atau selfish mining, dua teknik umum yang bisa digunakan oleh penyerang untuk mencurangi konsensus.
Blockchain barangkali memang bukan jawaban ultimate terhadap risiko peretasan dan pencurian data. Namun, kita juga dapat belajar satu atau dua teknik yang sukses diterapkan dalam sistem blockchain untuk menjaga kerahasiaan data. Atau, bisa jadi di masa depan akan muncul sistem blockchain untuk mendukung lingkungan e-commerce secara terdesentralisasi, sehingga tidak ada pihak sentral yang memegang kendali informasi para penggunanya
Blockchain
Ridwan Kamil Siapkan Beasiswa Pendidikan Teknologi Blockchain

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengumumkan penawaran beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebesar 2,2 miliar untuk anak muda di Indonesia. Kabar bahagia ini dia dapat setelah melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat pada tanggal 1-7 Mei 2023.
Ridwan Kamil mengungkapkan keberhasilannya dalam mendapatkan beasiswa tersebut saat menghadiri acara bakti sosial operasi katarak di RSUD Kiwari, Kota Bandung pada tanggal 9 Mei 2023. Dia menjelaskan bahwa kunjungannya ke luar negeri, khususnya ke Amerika Serikat, melibatkan 30 agenda yang sangat padat, dan salah satunya adalah memperoleh beasiswa pendidikan.
Selama di Amerika Serikat, salah satu agenda penting adalah mempresentasikan inovasi Jawa Barat sebagai provinsi terbaik dalam penamaan geografis dalam acara Third Session of the United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Dalam forum tersebut, Ridwan Kamil memaparkan inovasi Jawa Barat dalam memanfaatkan sumber daya alam dalam mitigasi bencana gempa di Kabupaten Cianjur, dengan judul presentasi “Penggunaan Toponimi dalam Merespons Bencana Gempa di Kabupaten Cianjur.”
Beasiswa Pendidikan Blockchain

Baca juga: Bitcoin Bangkit: Investasi di 4 Altcoin Ini Jadi Pilihan Menarik
Selain itu, Gubernur Ridwan Kamil juga menjadi pembicara utama dalam forum dunia yang diadakan di Johns Hopkins University dan Columbia University. Dia mengungkapkan bahwa selama kunjungan tersebut, selain mengikuti konferensi internasional dan melakukan negosiasi bisnis, ia juga berhasil memperoleh beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebesar Rp 2,2 miliar.
Ridwan Kamil menganggap keberhasilan memperoleh beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebagai hadiah yang luar biasa bagi generasi Z untuk dapat terus belajar dan mengantisipasi dampak disrupsi digital seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan perdagangan aset kripto. Gubernur berharap agar generasi muda tidak menjadi korban atau objek dalam era perubahan tersebut.
“Teknologi Blockchain yang transparan dan trackable ini bisa merevolusi banyak hal, selain transaksi keuangan digital juga termasuk transparansi pelayanan publik seperti permasalahan sertifikat tanahnya kadang suka dobel-dobel. Dan banyak lagi potensi manfaatnya. Semoga bangsa kita melalui anak-anak Gen Z yang melek digital tidak selalu menjadi objek penderita tapi menjadi pemeran utama dalam setiap perkembangan disrupsi digital yang datang kepada kita. Aamiin,” tulis Ridwan di akun Twitter-nya.
Beasiswa pendidikan blockchain yang ditawarkan Ridwan Kamil ini akan disalurkan melalui Bitcoin Blockchain Academy di Jawa Barat yang diinisiasi salah satunya oleh GRN Energy dan MOON. Gubernur Ridwan Kamil juga akan menjadi pembicara utama selama acara Bitcoin Conference 2023 di Miami, AS pada 19 Mei 2023.
Bitcoin Conference 2023

Baca juga: Ethereum Kesulitan Capai U$ 1.900: Tiga Faktor yang Perlu Diperhatikan
Ridwan Kamil, akan berpartisipasi sebagai pembicara utama dalam Bitcoin Conference 2023, salah satu acara kripto terbesar di dunia, yang akan diadakan di Miami, Amerika Serikat pada 18-20 Mei mendatang.
Dalam postingan resminya, panitia Bitcoin Conference 2023 mengatakan kehadiran Ridwan Kamil dalam konfenresi akbar tersebut akan membahas mengenai masa depan adopsi dan penambangan Bitcoin (BTC) di Jawa Barat, yang berpenduduk sekitar 50 juta jiwa.
Gubernur Jawa Barat itu diagendakan akan berbicara di sesi Fireside Chat dengan tema “Indonesia Bitcoin Campaign” selama 15 menit pada 20 Mei mendatang. Ia akan berada di atas panggung Nakamoto Stage bersama Samson Mow yang merupakan CEO JAN3, sebuah perusahaan teknologi Bitcoin yang berfokus pada percepatan hyperbitcoinization.
itcoin Conference 2023 merupakan konferensi tahunan Bitcoin terbesar di dunia yang diselenggarakan oleh Bitcoin Magazine. Acara ini menjadi wadah untuk pengumuman terobosan terbesar dalam sejarah Bitcoin. Untuk menghadiri konferensi akrab ini selamatiga hari diperlukan tiket sebesar US$ 849-US$ 9.999 atau sekitar Rp 12 juta-Rp 148 juta.
Blockchain
Atasi Krisis Perumahan Afrika: Solusi dari Platform DeFi di Cardano

Empowa, platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang didukung oleh Cardano (ADA), yang berusaha meredakan krisis keterjangkauan perumahan di Afrika.
Dalam menghadapi tingkat pinjaman perumahan yang sangat tinggi yang menghambat pasar perumahan Afrika, Coinbase, bursa kripto terkemuka, telah menekankan bagaimana teknologi blockchain berpotensi untuk merevolusi situasi tersebut.
Coinbase telah memuji upaya inovatif dari Empowa, sebuah platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang berjalan di atas jaringan Cardano (ADA), yang berambisi untuk menyelesaikan krisis keterjangkauan perumahan di Afrika.
Empowa berkomitmen pada misi ambisius: memfasilitasi 1 juta keluarga Afrika menjadi pemilik rumah pintar berkelanjutan hingga tahun 2030. Mereka bertekad untuk mengubah pasar real estat yang saat ini dipenuhi dengan tingkat pinjaman perumahan yang tinggi. Sebagai contoh, di Zimbabwe, tingkat pinjaman perumahan hampir mencapai 45%, menurut data dari Empowa. Biaya finansial yang tinggi ini telah memperparah siklus perumahan yang tidak terjangkau di seluruh benua.
Bantu Negara Berkembang

Baca juga: Ripple (XRP) Diprediksi Bersiap untuk Kenaikan Harga, Ini Alasannya
Dalam whitepaper mereka, tim Empowa menekankan betapa seriusnya masalah ini, mencatat bahwa investasi rendah, suku bunga tinggi, dan durasi pinjaman pendek (jika pinjaman tersedia) telah mengakibatkan biaya modal yang tinggi. Laporan Tahunan Pusat Perumahan Terjangkau (CAHF) 2020 mencatat bahwa tingkat pinjaman perumahan di Zambia adalah 32%, sementara sekitar 25% di Guinea, Nigeria, dan Zimbabwe.
Pada 12 Mei 2023, Coinbase berbagi di Twitter tentang situasi pinjaman perumahan yang sangat tinggi di Mozambik, di mana tingkatnya telah mencapai 22%. Meski memiliki penghasilan yang memadai, banyak penduduk pesisir tidak bisa mendapatkan pinjaman perumahan karena pendapatan mereka bersifat informal, bukan gaji tetap. Akibatnya, banyak yang terpaksa tinggal di tempat tinggal sementara yang seringkali rentan terhadap angin topan.
Tingkatkan Penghasilan

Baca juga: Pasar Kripto Melonjak Tipis, Tanda Mulai Bangkit?
Empowa, bekerja sama dengan Casa Real, menggunakan NFT dan teknologi blockchain untuk mereformasi sistem pinjaman perumahan yang ketinggalan zaman ini, membuat perumahan lebih terjangkau bagi penduduk Mozambik. Melalui model pendanaan terdesentralisasi dan teknologi NFT, individu dapat membeli rumah tanpa perlu mengajukan pinjaman perumahan tradisional. Harga rumah tahan siklon di lokasi ini dimulai dari US$ 10.000, menjadikannya terjangkau bagi keluarga berpenghasilan rendah dan menengah.
Coinbase memilih untuk menyoroti masalah ini mungkin karena beberapa alasan. Pertama, untuk meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi oleh penduduk Afrika dalam mendapatkan perumahan terjangkau. Kedua, sebagai bursa kripto terkemuka, Coinbase menunjukkan potensi teknologi blockchain dan kripto dalam menyelesaikan masalah dunia nyata.
Ketiga, langkah ini mungkin menunjukkan minat Coinbase dalam menjelajahi peluang ekspansi pasar di wilayah seperti Mozambik. Terakhir, komitmen Coinbase terhadap tanggung jawab sosial perusahaan terbukti saat menggunakan pengaruhnya untuk menjelaskan masalah sosial dan mempromosikan solusi inovatif.
Blockchain
Microsoft Gabung ke Konsorsium Bangun Jaringan Blockchain Baru

Microsoft dan Goldman Sachs dilaporkan bergabung dengan beberapa perusahaan teknologi dan finansial untuk membentuk inisiatif sebuah konsorsium untuk membangun jaringan blockchain baru. Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk mempromosikan adopsi teknologi blockchain di berbagai sektor industri dan menyoroti potensi teknologi ini untuk mengubah cara bisnis beroperasi.
Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam konsorsium ini termasuk Microsoft, Goldman Sachs, IBM, JPMorgan, dan beberapa perusahaan lain. Mereka akan berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman mereka untuk mendukung pengembangan dan implementasi solusi berbasis blockchain. Selain itu, konsorsium ini bertujuan untuk menciptakan standar yang akan membantu memastikan keamanan, keandalan, dan interoperabilitas teknologi blockchain.
Salah satu fokus utama dari konsorsium yang akan membangun jaringan blockchain, Canton Network ini adalah untuk membantu perusahaan dalam menghadapi tantangan yang muncul dalam adopsi teknologi blockchain. Beberapa tantangan ini termasuk kekurangan tenaga ahli, kebutuhan akan kebijakan dan standar yang jelas, serta masalah keamanan dan privasi yang terkait dengan teknologi ini.
Canton Network

Baca juga: Inflasi CPI AS Turun di Bulan April, Bitcoin Sempat Naik di Atas US$ 28K
Canton Network akan menjadi jaringan blockchain interoperable dengan privasi yang ditujukan untuk mereka yang bekerja dengan aset institusional. Ini akan memungkinkan sinkronisasi pasar keuangan yang “sebelumnya terkurung”.
Jaringan tersebut akan mulai menguji kemampuannya pada bulan Juli, yang meliputi kontrol privasi ekstensif dan kemampuan untuk mencapai skala dan kinerja yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan besar. Peserta dalam jaringan saat ini termasuk BNP Paribas, Cboe Global Markets, Aset Digital, Paxos, Microsoft, Goldman Sachs, Deloitte, dan lainnya.
Cathy Clay, wakil presiden eksekutif Cboe Global Markets – salah satu mitra dalam proyek tersebut – mengatakan bahwa, ketika dimanfaatkan, teknologi blockchain berpotensi “membuka” peluang baru di pasar.
“Tokenisasi aset dunia nyata dapat menawarkan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menciptakan infrastruktur pasar baru dan mendorong efisiensi dalam perdagangan produk di seluruh dunia,” jelas Clay dikutip Cointelegraph.
Adopsi Blockchain

Baca juga: Kenal Open Campus (EDU), Token Blockchain Pendidikan Basis Web3
Dengan berkumpulnya perusahaan-perusahaan raksasa seperti Microsoft dan Goldman Sachs dalam inisiatif ini, teknologi blockchain diharapkan mendapatkan dorongan besar dalam hal adopsi dan inovasi. Kolaborasi antara perusahaan teknologi dan finansial ini diharapkan akan menciptakan solusi yang lebih efisien dan transparan di berbagai industri, mulai dari perbankan hingga rantai pasokan dan sektor publik.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar semakin melihat potensi teknologi blockchain dan ingin berinvestasi dalam pengembangannya. Konsorsium blockchain diharapkan membantu mempercepat adopsi teknologi ini di seluruh dunia dan membawa manfaat bagi berbagai sektor ekonomi.
Selama bertahun-tahun, bank dan bisnis besar lainnya telah mengerjakan dan menilai aplikasi blockchain dengan harapan mereka akan menyederhanakan dan mempercepat beberapa prosedur mereka yang paling rumit.
Sementara itu, pasar blockchain global diperkirakan akan meningkat dari US$ 7,18 miliar pada tahun 2022 menjadi US$ 163,83 miliar pada tahun 2029, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 56,3% selama periode perkiraan, menurut data dari Fortune Business Insights.
-
Crypto1 week ago
Nabung Kripto Sekarang, Potensi Panen Cuan saat Halving Bitcoin
-
Market Analysis5 days ago
Mengapa Pasar Kripto dan Bitcoin Naik Hari Ini (29/5)?
-
Market Analysis3 days ago
Daftar Aset Kripto Potensi Bullish Akhir Mei 2023
-
Academy1 week ago
Mengenal Pepe (PEPE), Meme Coin yang Listing di Tokocrypto
-
Academy2 weeks ago
Kenal Floki (FLOKI), Aset Kripto yang Telah Listing di Tokocrypto
-
Market Analysis1 week ago
Mengapa Pasar Kripto Turun Hari Ini (25/5)?
-
Market1 week ago
Apa yang Terjadi pada Bitcoin dan Ethereum Jika AS Gagal Bayar Utang?
-
Business1 week ago
Ridwan Kamil Bicara Potensi Bitcoin untuk Merevolusi Ekonomi Indonesia