Connect with us

Blockchain

Korsel Kebut SIM Berbasis Blockchain

Published

on

Warga Korea Selatan (Korsel) akan segera meninggalkan Surat Izin Mengemudi (SIM) kartu plastik dan berpindah SIM berbasis blockchain pada ponsel cerdas. SIM jenis baru ini hasil perwujudan kerjasama antara perusahaan-perusahaan telekomunikasi terbesar di Korsel dan kepolisian.

Awal Juli 2019, operator seluler SK Telecom mengumumkan telah mulai menjalankan STONledger, sebuah platform blockchain tingkat perusahaan yang dikembangkan bersama dengan anggota konsorsiumnya. SK Telecom sebelumnya ingin mengenalkan sejumlah layanan yang menggabungkan teknologi blockchain dan selulea, terutama solusi berbasis blockchain untuk SIM.

Bersama dengan KT dan LG U+, SK Telecom meminta restu pemerintah untuk meluncurkan layanan SIM seluler tersebut di Mei. Ketiga operator tersebut menawarkan layanan itu dengan beragam nama, seperti T Authentication, KT Authenticatiom dan U+ Authentication, sebelum akhirnya digabungkan dengan pengidentifikasi desentralistik berbasis blockchain dan dinamakan dengan Pass.

Pada 26 September lalu, pemerintah Korsel mengumumkan telah menyetujui ketiga operator seluler itu untuk menguji solusi blockchain tersebut. Proyek ini disinyalir juga telah disetujui oleh Kepolisian Korsel.

Dengan SIM blockchain anyar ini, pengemudi bisa menggunakan aplikasi Pass untuk memindai SIM yang mereka miliki. Hasil pindai tersebut akan disetujui oleh perangkat lunak dari kepolisian dan diunggah ke platform blockchain yang memakai peladen (server) milik kepolisian.

BERITA TERKAIT  Perdana! Sertifikat Kelahiran di Brazil Pakai Blockchain

Setelah pengemudi menggungah hasil pindainya, aplikasi itu menghasilkan QR code. Petugas polisi kemudian bisa memindai QR code itu dan melihat SIM versi digital di perangkat mereka sendiri.

Pemerintah Korsel menyebut solusi blockchain ini diharapkan mampu mengurangi biaya dan mencegah tindak kriminal akibat kehilangan dan pencurian kartu identitas. Pemerintah juga mengkonfirmasi SIM baru itu bisa digunakan sebagai bukti usia dewasa di toko-toko.

Kanal berita eDaily dan SBS melaporkan, SIM baru itu kemungkinan besar akan berlaku mulai awal 2020 dan ketiga operator seluler tersebut akan terus berkolaborasi dengan kepolisian soal solusi teknologi.

Selain Korsel, pemerintah New South Wales di Australia juga meluncurkan proyek rintisan serupa bagi solusi digital SIM yang menggunakan teknologi blockchain. Negara bagian tersebut berharap mendigitalkan dokumen resmi lain dengan blockchain, termasuk ijazah sekolah dan akta kelahiran dan kematian.

Advertisement
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Popular