Blockchain
Yuk, Kenalan dengan Aset Kripto HOT Coin dan Cara Kerjanya!

Saat ini, sudah banyak teknologi yang dibuat dalam menyaingi kekuatan teknologi blockchain dari berbagai aspek, salah satunya adalah Holochain. Teknologi ini dipercaya memiliki keunikan tersendiri yang membuat dirinya lebih istimewa dan potensial dalam jangka panjang. Pendukung pergerakan HOT Coin adalah Holochain.
Apa yang Membedakan Holochain dengan Blockchain?
Berbeda dengan blockchain, Holochain menawarkan sistem kesepakatan yang tidak memerlukan validasi secara global. Sehingga, skalabilitas transaksi yang dilakukan cenderung tidak terbatas dan lebih cepat berkat teknologi Distributed Hash Table (DHT). Selain itu, Holochain tidak mengenal kegiatan penambangan atau mining. Sehingga, teknologi yang digunakan cenderung lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Serba-Serbi Blockchain dan 5 Karakteristik Utamanya
Kenalan dengan Holochain dan HOT Coin

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Holochain merupakan teknologi serupa blockchain yang menjadi framework atau kerangka kerja untuk pengembangan dApps, atau aplikasi yang terdesentralisasi. Aplikasi ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan ‘hApps’ atau Holochain applications. Jadi, sejumlah aplikasi tersebut dijalankan dalam perangkat pribadi secara lokal, bukan lagi dalam cloud.
Nah, kemudian Holochain membuat sebuah platform bernama Holo. Platform ini berbasis peer-to-peer sebagai tempat bagi para pengembang untuk hosting sejumlah dApps. Tujuan pembuatan platform ini adalah sebagai jembatan antara Holochain dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah dalam membangun ekosistem P2P dari hosting dan aplikasi.
Dari sana, terciptalah native token dengan nama yang sama yaitu Holo, yang juga dikenal dengan sebutan ‘HOT coin’, yang ICO pada bulan Maret hingga April 2018. Selayaknya sebuah native token, Tugas dari HOT coin adalah untuk menjalankan platform Holo.
Lalu, bagaimana perkembangan harga HOT Coin dan cara kerjanya? Baca terus artikel ini, yuk!
Perkembangan Harga HOT Coin dari Masa ke Masa
Di awal kemunculannya, terdapat 177,6 miliar HOT Coin yang dicetak di pasar, jumlah ini berdasarkan permintaan dari para pegiat aset kripto. Dari jumlah tersebut, 133,2 miliar HOT Coin dibagikan untuk penjualan di pasar dan sisanya disimpan untuk proyek. Saat pertama kali dijual sepanjang bulan Maret hingga April 2018, harga HOT Coin berada di angka 0.00015 USD.
Setelah melewati masa Initial Coin Offering atau ICO, HOT Coin mulai masuk ke pasar dan terjadi peningkatan harga, yaitu menjadi 0.001 USD pada Mei 2018 melansir dari CoinMarketCap. Namun, tidak butuh waktu lama bagi HOT Coin untuk kembali koreksi, bahkan sempat mencapai 0.0003 USD pada Juli 2018. Sepanjang paruh kedua tahun 2018, harganya masih fluktuatif dan mulai mengalami peningkatan di tahun baru.
Memasuki tahun 2019, lebih tepatnya bulan Mei hingga Juni, harga HOT Coin sempat mencetak harga baru yaitu sebesar 0,002 USD. Meski begitu, tak lama setelah itu harganya kembali menurun dan cenderung bertahan di angka 0,003 hingga 0,009 USD. Alhasil, kenaikan yang terjadi pada HOT pun cenderung tidak signifikan, membuat tren ini terus bertahan mulai dari paruh kedua tahun 2019 hingga sepanjang tahun 2020. Di penghujung tahun 2020, HOT Coin mencetak harga 0,0006 USD.

Performa HOT Coin kembali meningkat saat memasuki tahun 2021. Hal ini sudah bisa dilihat dengan ditemukannya tren positif pada harganya sejak bulan Februari yakni mencapai 0,03 USD dan terus berlanjut. Dapat dikatakan, kejayaan HOT Coin terjadi di tahun ini sebab berhasil mencetak all-time high di angka 0,031 USD pada bulan April.
Namun, kejayaan tersebut tidak berlangsung lama karena kembali terjadi koreksi dari harga HOT Coin. Kendati begitu, tren positif kembali terjadi pada bulan Agustus yang melonjak mencapai harga 0,12 USD dan November dengan lonjakan hingga 0,15 USD. Sama seperti sebelumnya, tren positif ini sayangnya tidak bertahan lama dan harga HOT Coin kembali merosot.
Penurunan harga yang diselingi kenaikan kurang signifikan ini masih terus terjadi hingga Maret 2022. Per tanggal 14 Maret 2022, HOT Coin mencatat harga sebesar 0,0038 USD dan berada di peringkat 94 berdasarkan kapitalisasi pasar. Jika dibandingkan dengan harga pada satu tahun sebelumnya di bulan April 2021, telah terjadi penurunan yang tajam sebesar 87.9% nilai harganya. Walau begitu, volume perdagangannya terus meningkat yaitu berada di angka 34,9 juta. Saat ini, tersisa 173,6 HOT Coin yang tersebar di pasar.
Cara Kerja dan Potensi HOT Coin di Masa Depan
Berperan sebagai native token dari sebuah platform, HOT Coin bertugas sebagai alat pembayaran segala transaksi yang terjadi dalam platform Holo. Utamanya, HOT Coin berguna untuk pembayaran biaya hosting atau sebagai HoloFuel yang dibebankan bagi para pengembang yang hosting dApps miliknya di jaringan Holochain.
Sepanjang perjalanannya, banyak sekali faktor yang membuat harganya naik-turun. Faktor utamanya adalah terjadi peningkatan adopsi Holochain secara besar-besaran. Tentunya, penyebab dari adopsi Holochain ini adalah dikarenakan Holochain dianggap bisa memecahkan masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh blockchain.
Di antaranya seperti biaya yang lebih murah, proses transaksi yang lebih cepat, juga tidak memiliki algoritma konsensus baik Proof of Work (PoW) hingga Proof of Stake (PoS) sehingga tiap node yang ada bisa dengan mudah memvalidasi transaksi.
Baca juga: Kenali Perbedaan Proof of Work dan Proof of Stake
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa tren harga HOT Coin masih lebih didominasi oleh tren negatif alias penurunan. Hal ini sebagian besar disebabkan karena pengembangan proyek Holochain masih berjalan, di mana masih belum melewati fase Beta. Mengutip roadmap Holochain, saat ini sedang berlangsung penerbitan dan pengujian hApps. Sehingga, besar kemungkinan bagi Holochain untuk pengembangan lebih jauh dan mendongkrak kembali harga HOT Coin.
Ditambah lagi, pemahaman mengenai aset kripto ramah lingkungan terus digalakkan, yang mana teknologi ini sudah diterapkan oleh Holochain. Dikarenakan tidak menggunakan algoritma konsensus, maka daya pemrosesan yang digunakan sangat sedikit jumlahnya. Bahkan, saat ini, node yang terdapat dalam jaringan Holochain sudah bisa dioperasikan pada perangkat seluler.
Jadi, itulah mengapa HOT Coin adalah aset kripto yang lebih seringkali dijadikan instrumen investasi jangka panjang. Terus, setelah membaca penjelasan di atas, apakah Anda tertarik untuk membeli aset kripto yang potensial ini? Yuk, segera selesaikan KYC Anda dan mulai berbelanja HOT Coin di Tokocrypto! Jangan lupa juga untuk bergabung di Komunitas Tokocrypto juga, ya.
Blockchain
Ridwan Kamil Siapkan Beasiswa Pendidikan Teknologi Blockchain

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengumumkan penawaran beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebesar 2,2 miliar untuk anak muda di Indonesia. Kabar bahagia ini dia dapat setelah melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat pada tanggal 1-7 Mei 2023.
Ridwan Kamil mengungkapkan keberhasilannya dalam mendapatkan beasiswa tersebut saat menghadiri acara bakti sosial operasi katarak di RSUD Kiwari, Kota Bandung pada tanggal 9 Mei 2023. Dia menjelaskan bahwa kunjungannya ke luar negeri, khususnya ke Amerika Serikat, melibatkan 30 agenda yang sangat padat, dan salah satunya adalah memperoleh beasiswa pendidikan.
Selama di Amerika Serikat, salah satu agenda penting adalah mempresentasikan inovasi Jawa Barat sebagai provinsi terbaik dalam penamaan geografis dalam acara Third Session of the United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Dalam forum tersebut, Ridwan Kamil memaparkan inovasi Jawa Barat dalam memanfaatkan sumber daya alam dalam mitigasi bencana gempa di Kabupaten Cianjur, dengan judul presentasi “Penggunaan Toponimi dalam Merespons Bencana Gempa di Kabupaten Cianjur.”
Beasiswa Pendidikan Blockchain

Baca juga: Bitcoin Bangkit: Investasi di 4 Altcoin Ini Jadi Pilihan Menarik
Selain itu, Gubernur Ridwan Kamil juga menjadi pembicara utama dalam forum dunia yang diadakan di Johns Hopkins University dan Columbia University. Dia mengungkapkan bahwa selama kunjungan tersebut, selain mengikuti konferensi internasional dan melakukan negosiasi bisnis, ia juga berhasil memperoleh beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebesar Rp 2,2 miliar.
Ridwan Kamil menganggap keberhasilan memperoleh beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebagai hadiah yang luar biasa bagi generasi Z untuk dapat terus belajar dan mengantisipasi dampak disrupsi digital seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan perdagangan aset kripto. Gubernur berharap agar generasi muda tidak menjadi korban atau objek dalam era perubahan tersebut.
“Teknologi Blockchain yang transparan dan trackable ini bisa merevolusi banyak hal, selain transaksi keuangan digital juga termasuk transparansi pelayanan publik seperti permasalahan sertifikat tanahnya kadang suka dobel-dobel. Dan banyak lagi potensi manfaatnya. Semoga bangsa kita melalui anak-anak Gen Z yang melek digital tidak selalu menjadi objek penderita tapi menjadi pemeran utama dalam setiap perkembangan disrupsi digital yang datang kepada kita. Aamiin,” tulis Ridwan di akun Twitter-nya.
Beasiswa pendidikan blockchain yang ditawarkan Ridwan Kamil ini akan disalurkan melalui Bitcoin Blockchain Academy di Jawa Barat yang diinisiasi salah satunya oleh GRN Energy dan MOON. Gubernur Ridwan Kamil juga akan menjadi pembicara utama selama acara Bitcoin Conference 2023 di Miami, AS pada 19 Mei 2023.
Bitcoin Conference 2023

Baca juga: Ethereum Kesulitan Capai U$ 1.900: Tiga Faktor yang Perlu Diperhatikan
Ridwan Kamil, akan berpartisipasi sebagai pembicara utama dalam Bitcoin Conference 2023, salah satu acara kripto terbesar di dunia, yang akan diadakan di Miami, Amerika Serikat pada 18-20 Mei mendatang.
Dalam postingan resminya, panitia Bitcoin Conference 2023 mengatakan kehadiran Ridwan Kamil dalam konfenresi akbar tersebut akan membahas mengenai masa depan adopsi dan penambangan Bitcoin (BTC) di Jawa Barat, yang berpenduduk sekitar 50 juta jiwa.
Gubernur Jawa Barat itu diagendakan akan berbicara di sesi Fireside Chat dengan tema “Indonesia Bitcoin Campaign” selama 15 menit pada 20 Mei mendatang. Ia akan berada di atas panggung Nakamoto Stage bersama Samson Mow yang merupakan CEO JAN3, sebuah perusahaan teknologi Bitcoin yang berfokus pada percepatan hyperbitcoinization.
itcoin Conference 2023 merupakan konferensi tahunan Bitcoin terbesar di dunia yang diselenggarakan oleh Bitcoin Magazine. Acara ini menjadi wadah untuk pengumuman terobosan terbesar dalam sejarah Bitcoin. Untuk menghadiri konferensi akrab ini selamatiga hari diperlukan tiket sebesar US$ 849-US$ 9.999 atau sekitar Rp 12 juta-Rp 148 juta.
Blockchain
Atasi Krisis Perumahan Afrika: Solusi dari Platform DeFi di Cardano

Empowa, platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang didukung oleh Cardano (ADA), yang berusaha meredakan krisis keterjangkauan perumahan di Afrika.
Dalam menghadapi tingkat pinjaman perumahan yang sangat tinggi yang menghambat pasar perumahan Afrika, Coinbase, bursa kripto terkemuka, telah menekankan bagaimana teknologi blockchain berpotensi untuk merevolusi situasi tersebut.
Coinbase telah memuji upaya inovatif dari Empowa, sebuah platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang berjalan di atas jaringan Cardano (ADA), yang berambisi untuk menyelesaikan krisis keterjangkauan perumahan di Afrika.
Empowa berkomitmen pada misi ambisius: memfasilitasi 1 juta keluarga Afrika menjadi pemilik rumah pintar berkelanjutan hingga tahun 2030. Mereka bertekad untuk mengubah pasar real estat yang saat ini dipenuhi dengan tingkat pinjaman perumahan yang tinggi. Sebagai contoh, di Zimbabwe, tingkat pinjaman perumahan hampir mencapai 45%, menurut data dari Empowa. Biaya finansial yang tinggi ini telah memperparah siklus perumahan yang tidak terjangkau di seluruh benua.
Bantu Negara Berkembang

Baca juga: Ripple (XRP) Diprediksi Bersiap untuk Kenaikan Harga, Ini Alasannya
Dalam whitepaper mereka, tim Empowa menekankan betapa seriusnya masalah ini, mencatat bahwa investasi rendah, suku bunga tinggi, dan durasi pinjaman pendek (jika pinjaman tersedia) telah mengakibatkan biaya modal yang tinggi. Laporan Tahunan Pusat Perumahan Terjangkau (CAHF) 2020 mencatat bahwa tingkat pinjaman perumahan di Zambia adalah 32%, sementara sekitar 25% di Guinea, Nigeria, dan Zimbabwe.
Pada 12 Mei 2023, Coinbase berbagi di Twitter tentang situasi pinjaman perumahan yang sangat tinggi di Mozambik, di mana tingkatnya telah mencapai 22%. Meski memiliki penghasilan yang memadai, banyak penduduk pesisir tidak bisa mendapatkan pinjaman perumahan karena pendapatan mereka bersifat informal, bukan gaji tetap. Akibatnya, banyak yang terpaksa tinggal di tempat tinggal sementara yang seringkali rentan terhadap angin topan.
Tingkatkan Penghasilan

Baca juga: Pasar Kripto Melonjak Tipis, Tanda Mulai Bangkit?
Empowa, bekerja sama dengan Casa Real, menggunakan NFT dan teknologi blockchain untuk mereformasi sistem pinjaman perumahan yang ketinggalan zaman ini, membuat perumahan lebih terjangkau bagi penduduk Mozambik. Melalui model pendanaan terdesentralisasi dan teknologi NFT, individu dapat membeli rumah tanpa perlu mengajukan pinjaman perumahan tradisional. Harga rumah tahan siklon di lokasi ini dimulai dari US$ 10.000, menjadikannya terjangkau bagi keluarga berpenghasilan rendah dan menengah.
Coinbase memilih untuk menyoroti masalah ini mungkin karena beberapa alasan. Pertama, untuk meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi oleh penduduk Afrika dalam mendapatkan perumahan terjangkau. Kedua, sebagai bursa kripto terkemuka, Coinbase menunjukkan potensi teknologi blockchain dan kripto dalam menyelesaikan masalah dunia nyata.
Ketiga, langkah ini mungkin menunjukkan minat Coinbase dalam menjelajahi peluang ekspansi pasar di wilayah seperti Mozambik. Terakhir, komitmen Coinbase terhadap tanggung jawab sosial perusahaan terbukti saat menggunakan pengaruhnya untuk menjelaskan masalah sosial dan mempromosikan solusi inovatif.
Blockchain
Microsoft Gabung ke Konsorsium Bangun Jaringan Blockchain Baru

Microsoft dan Goldman Sachs dilaporkan bergabung dengan beberapa perusahaan teknologi dan finansial untuk membentuk inisiatif sebuah konsorsium untuk membangun jaringan blockchain baru. Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk mempromosikan adopsi teknologi blockchain di berbagai sektor industri dan menyoroti potensi teknologi ini untuk mengubah cara bisnis beroperasi.
Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam konsorsium ini termasuk Microsoft, Goldman Sachs, IBM, JPMorgan, dan beberapa perusahaan lain. Mereka akan berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman mereka untuk mendukung pengembangan dan implementasi solusi berbasis blockchain. Selain itu, konsorsium ini bertujuan untuk menciptakan standar yang akan membantu memastikan keamanan, keandalan, dan interoperabilitas teknologi blockchain.
Salah satu fokus utama dari konsorsium yang akan membangun jaringan blockchain, Canton Network ini adalah untuk membantu perusahaan dalam menghadapi tantangan yang muncul dalam adopsi teknologi blockchain. Beberapa tantangan ini termasuk kekurangan tenaga ahli, kebutuhan akan kebijakan dan standar yang jelas, serta masalah keamanan dan privasi yang terkait dengan teknologi ini.
Canton Network

Baca juga: Inflasi CPI AS Turun di Bulan April, Bitcoin Sempat Naik di Atas US$ 28K
Canton Network akan menjadi jaringan blockchain interoperable dengan privasi yang ditujukan untuk mereka yang bekerja dengan aset institusional. Ini akan memungkinkan sinkronisasi pasar keuangan yang “sebelumnya terkurung”.
Jaringan tersebut akan mulai menguji kemampuannya pada bulan Juli, yang meliputi kontrol privasi ekstensif dan kemampuan untuk mencapai skala dan kinerja yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan besar. Peserta dalam jaringan saat ini termasuk BNP Paribas, Cboe Global Markets, Aset Digital, Paxos, Microsoft, Goldman Sachs, Deloitte, dan lainnya.
Cathy Clay, wakil presiden eksekutif Cboe Global Markets – salah satu mitra dalam proyek tersebut – mengatakan bahwa, ketika dimanfaatkan, teknologi blockchain berpotensi “membuka” peluang baru di pasar.
“Tokenisasi aset dunia nyata dapat menawarkan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menciptakan infrastruktur pasar baru dan mendorong efisiensi dalam perdagangan produk di seluruh dunia,” jelas Clay dikutip Cointelegraph.
Adopsi Blockchain

Baca juga: Kenal Open Campus (EDU), Token Blockchain Pendidikan Basis Web3
Dengan berkumpulnya perusahaan-perusahaan raksasa seperti Microsoft dan Goldman Sachs dalam inisiatif ini, teknologi blockchain diharapkan mendapatkan dorongan besar dalam hal adopsi dan inovasi. Kolaborasi antara perusahaan teknologi dan finansial ini diharapkan akan menciptakan solusi yang lebih efisien dan transparan di berbagai industri, mulai dari perbankan hingga rantai pasokan dan sektor publik.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar semakin melihat potensi teknologi blockchain dan ingin berinvestasi dalam pengembangannya. Konsorsium blockchain diharapkan membantu mempercepat adopsi teknologi ini di seluruh dunia dan membawa manfaat bagi berbagai sektor ekonomi.
Selama bertahun-tahun, bank dan bisnis besar lainnya telah mengerjakan dan menilai aplikasi blockchain dengan harapan mereka akan menyederhanakan dan mempercepat beberapa prosedur mereka yang paling rumit.
Sementara itu, pasar blockchain global diperkirakan akan meningkat dari US$ 7,18 miliar pada tahun 2022 menjadi US$ 163,83 miliar pada tahun 2029, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 56,3% selama periode perkiraan, menurut data dari Fortune Business Insights.
-
Crypto1 week ago
Nabung Kripto Sekarang, Potensi Panen Cuan saat Halving Bitcoin
-
Market Analysis4 days ago
Mengapa Pasar Kripto dan Bitcoin Naik Hari Ini (29/5)?
-
Market Analysis2 weeks ago
Bitcoin Bangkit: Investasi di 4 Altcoin Ini Jadi Pilihan Menarik
-
Academy1 week ago
Mengenal Pepe (PEPE), Meme Coin yang Listing di Tokocrypto
-
Market Analysis2 days ago
Daftar Aset Kripto Potensi Bullish Akhir Mei 2023
-
Academy2 weeks ago
Kenal Floki (FLOKI), Aset Kripto yang Telah Listing di Tokocrypto
-
Market Analysis1 week ago
Mengapa Pasar Kripto Turun Hari Ini (25/5)?
-
Market7 days ago
Apa yang Terjadi pada Bitcoin dan Ethereum Jika AS Gagal Bayar Utang?