Connect with us

Bitcoin News

The Fed Menaikan Suku Bunga 75 Basis Poin, CEO Raoul Pal Siap Beli Bitcoin

Published

on

Seorang pesohor dikabarkan akan memborong kripto saat nilainya sedang mengalami penurunan signifikan di beberapa minggu lalu. Pesohor tersebut bernama, Raoul PAL yang merupakan CEO dari Real Vision Group & Investor Makro Global. 

Dalam prediksinya, pasar kripto akan berada di bawah untuk lima minggu kedepan. Ia berencana untuk memborong lebih awal di minggu depan. Hal ini, lantaran ia berkaca seperti tahun 2014 saat penurunan kripto terjadi. Siapapun yang membeli aset saat nilai sedang dibawah, lanjutnya, berpotensi mengeruk keuntungan bahkan 10 kali lipat.

Dari analisnya soal Relative Strength Index (RSI) mingguan bitcoin, yang saat ini berada di 31 dan sedikit di atas ATL di 28 dia memperkirakan bagian bawah akan berlangsung selama lima minggu. 

“Saya mungkin akan mulai berbelanja minggu depan, karena memang mengatur timing pada saat dibawah itu sesuatu yang hampir tidak bisa dilakukan. Karena saya melihat kripto sebagai aset jangka panjang, bukan aset perdagangan” ungkap Raoul dikutip dari website Cryptopotato, Kamis (16/6/2022).

Sementara itu, milyuner Amerika dan Co-Founder of The Carlyle Group David Rubenstein menyatakan bahwa masyarakat dunia tidak akan meninggalkan kripto meskipun mengalami kehancuran besar dalam beberapa minggu ini. 

“Orang-orang tidak akan meninggalkan konsep di balik kelas aset hanya karena efek samping dalam beberapa minggu terakhir,” ujarnya.

Baca juga: CEO MicroStrategy Tepis Kekhawatiran Margin Call Saat Bitcoin Anjlok ke Angka US$21.000

Advertisement

Aset Bitcoin diketahui telah mengalami hantaman serius di beberapa lalu. Peningkatan inflasi global, konflik militer antara Rusia dan Ukraina, krisis energi dan masalah lainnya telah menjatuhkan harga aset hingga US$30.000 dalam waktu hampir sebulan.

Namun saat banyak pihak mulai memiliki pandangan buruk soal kripto kedepan, David tidak berada diantara mereka. Dia berpendapat bahwa harga aset koin digital ini akan terus berfluktuasi, tetapi aset tidak akan menghilang. 

“Saya mencatat kemajuan dalam dekade terakhir. Penilaian USD lebih dari $20.000 adalah pencapaian yang signifikan mengingat beberapa investor membelinya (Bitcoin) dengan harga kurang dari satu dolar bertahun-tahun yang lalu,” kata David.

Pengusaha itu juga mengklaim penurunan kripto tidak mengherankan karena ekonomi global saat ini tidak dalam kondisi terbaiknya dan pasar keuangan tradisional juga turun. Menurutnya, orang akan menjaga kepercayaan mereka pada teknologi blockchain dan konsep di balik aset digital meskipun ada tren negatif.

Baca juga: Mengenal Kripto Paris Saint-German Fan Token (PSG) dan Beam (BEAM)

Pengumuman The Fed Kenaikan Suku Bunga Tertinggi Dalam 28 Tahun, Bitcoin Untung

The Fed atau bank sentral Amerika pada hari Rabu menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, atau tiga perempat poin persentase. Ini adalah kenaikan suku bunga terbesar dalam 28 tahun, yang mana merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menurunkan inflasi yang melonjak. 

Inflasi yang terjadi saat ini telah mengguncang ekonomi dan pasar dari saham dan obligasi hingga mata uang kripto.

Advertisement

Bank sentral AS juga mengumumkan akan terus mengurangi ukuran neraca pada tingkat yang diumumkan pada bulan Mei, menurut sebuah pernyataan oleh Federal Open Market Committe (FOMC), yang menetapkan kebijakan moneter Fed.

Menurut data dari Coingecko pada Kamis (16/6/2022), Bitcoin (BTC) telah berpindah tangan sekitar US$22.544, sekitar satu jam pasca pertemuan. Harga tersebut naik dari $21.076 ketika keputusan itu dirilis. Sebagian besar analis sudah menetapkan harga dalam kenaikan pada hari-hari menjelang pertemuan.

Kendati demikian, The Fed juga mengklaim bahwa aktivitas ekonomi secara keseluruhan tampaknya telah meningkat setelah turun pada kuartal pertama. 

“Kenaikan pekerjaan telah kuat dalam beberapa bulan terakhir, dan tingkat pengangguran tetap rendah. Inflasi tetap tinggi, mencerminkan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan terkait pandemi [virus corona], harga energi yang lebih tinggi, dan tekanan harga yang lebih luas,”pungkas The Fed.

Sumber

Popular