Connect with us

Blockchain

Catat! Acara Penting di Dunia Kripto Selama Tahun 2022

Published

on

Ilustrasi tanggal penting.

Terdapat beberapa agenda dan momen besar yang berhubungan dengan pasar serta aset kripto global.

Agenda-agenda tersebut akan berdampak besar pada sejumlah aset kripto dan memberi gambaran strategis bagi investor hingga akhir 2022.

Beberapa agenda berfokus pada aset kripto tertentu. Sementara agenda lain seperti rapat atau pertemuan federsi akan berdampak pada pasar kripto secara global.

Transisi GBTC

Salah satu momen yang menjadi perbincangan utama adalah pergerakan GBTC yang berusaha masuk ke dalam jajaran spot ETF. Upaya tersebut berpotensi menempatkan GBTC pada posisi yang semakin strategis.

Babak akhir dari pengajuan tersebut akan bisa didapatkan pengamat dan investor paling lambat pada Rabu, 6 Juli 2022 mendatang. Meski begitu terdapat peluang SEC (Securities and Exchange Commission) dapat memberikan putusan lebih awal.

Dalam riwayat sebelumnya, terdapat catatan penolakan atas pengajuan GBTC sebagai spot ETF. Sehingga terdapat banyak pihak yang berasumsi tentang potensi keberhasilan upaya GBTC saat ini.

Meski begitu, sejumlah pengamat menilai terdapat dua kunci utama yang berperan sebagai dorongan terhadap kepercayaan publik atas GBTC yang diasumsikan memiliki masa depan cerah.

Komisaris SEC, Hester Pierce merilis pernyataan publik yang menghimbau lembaga tersebut untuk tidak menghalangi pengajuan spot ETF dari GBTC.

Ia juga mengatakan bahwa lembaga tersebut sebaiknya mulai mengambil langkah produktif dan kooperatif untuk meregulasi aset kripto dengan pendekatan regulasi nyata yang dapat diberikan.

“Dibanding asumsi pada aset kripto, merupakan tanggung jawab investor dan SEC untuk memberikan pendekatan yang lebih produktif,” ujarnya dikutip dari dokumentasi konferensi pers SEC.

Hal tersebut diungkapkannya sebagai pernyataan publik untuk mendapatkan dukungan terhadap proses yang kini sedang berjalan.

Dari sumber lain, investor bisa menemukan informasi yang bersebrangan tentang aset kripto tersebut. Hal tersebut menunjukkan peluang pembelian GBTC yang dapat sejajar dengan Bitcoin pada harga USD30 dengan kondisi penurunan terkini.

Nilai tersebut terhitung lebih murah meski tanpa opsi penjualan atau konversi langsung sebagai ETF. Selisih antara GBTC dan Bitcoin menjadi daya tarik investor untuk mendapatkan keuntungan besar yang sangat menjanjikan.

Secara umum, investor besar akan melihat peluang tinggi pada pengajuan ETF tersebut. Hal demikian akan berdampak pembelian besar-besaran GBTC. Meski akan berdampak pada terkikisnya selisih harga, hal tersebut bukan merupakan kekhawatiran besar.

Meski begitu, faktanya GBTC juga terus meningkat masuk ke jajaran aset kripto bernilai tinggi. Selain itu, terdapat komitmen tim legal yang memiliki proyeksi proses pengadilan apabila pengajuan spot ETF tersebut tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Digaet Binance, Cristiano Ronaldo Akan Luncurkan NFT Eksklusif

Pertemuan Federasi Reserve (FOMC Meeting)

Investor juga perlu mengamati beberapa momen dan agenda besar terkait FOMC (Federal Open Market Committee) serta berbagai rilis yang berhubungan dengan data perkiraan inflasi.

Dalam beberapa periode lalu, hal-hal tersebut tidak berdampak pada pasar kripto. Namun dengan semakin tertautnya aset kripto pada pasar tradisional, kondisi terkini pada sektor tersebut akan menjadi hal yang harus diantisipasi investor dan mendapatkan perhatian lebih.

Beruntungnya, terdapat beberapa jadwal yang telah dapat Anda akses dalam sejumlah agenda di masa depan. Sehingga investor dapat mempersiapkan strategi dan waktu. Dibanding hanya menyiapkan mental terhadap perubahan dan mengambil tindakan secara radikal.

Pertemuan FOMC berjalan delapan kali dalam satu tahun. Dalam catatan terkini, empat di antara pertemuan tersebut telah berjalan di tahun 2022. Masing-masing pertemuan umumnya berjalan selama dua hari penuh.

Namun, perhatian besar dapat ditempatkan pada hari kedua di masing-masing agenda. Momen tersebut menjadi rutinitas pengumuman perkembangan nilai tukar dan Ketua FOMC, Jerome Powel akan menyampaikan konferensi tentang ekspektasi ekonomi di masa depan.

Data inflasi juga dapat diketahui melalui penerbitan CPI setiap bulannya. Hal tersebut menjadi catatan penting atas performa satu bulan terakhir.  Data tersebut berhubungan erat dengan hal yang akan menjadi kebijakan FOMC pada setiap pertemuan.

The Merge

Agenda The Merge menjadi momen penting bagi pasar kripto yang belum diketahui secara pasti pelaksanaannya. Namun informasi teranyar mengungkapkan bahwa agenda tersebut akan digelar dalam beberapa bulan ke depan.

The Merge sebelumnya telah mengalami beberapa kali penundaan. Sehingga banyak pihak berspekulasi akan kepastian proses tersebut.

Proses yang dijanjikan dalam The Merge telah mencapai Robsten TestNet yang merupakan pengujian jaringan serupa dengan rantai utama Ethereum.

“Beberapa pihak menduga bahwa The Merge akan berjalan mendekati akhir tahun 2022,” dikutip dari Bloomber BNN Canada.

Penundaan tersebut menjadikan penantian terhadap proses The Merge yang dapat disaksikan publik kembali tertunda hingga Agustus 2022.

Co-founder Ethereum, Vitalik Buterin sebelumnya mengungkapkan bahwa Agustus 2022 menjadi ekspektasi terhadap The Merge apabila segala hal berjalan dengan baik. Namun ia juga mengungkapkan bahwa terdapat potensi penundaan hingga Oktober.

Meski begitu, agenda The Merge akan menjadi peningkatan terbesar bagi jaringan Ethereum sejak perilisannya. Pasalnya, hal tersebut tidak hanya mentransisikan ETH menjadi blockchain yang ramah investor dan hemat biaya pembakaran (burn fee).

Agenda The Merge akan menjadikan ETH lebih mudah diakses oleh institusi yang berkaitan dengan regulasi burn fee berskala rendah. Di saat yang sama, hal tersebut juga akan berdampak pada gejolak pasar.

Baca juga: Bos Binance: Bearish Pasar Kripto Mungkin Segera Usai

Setelah momen “The Merge”, isu tentang ETH diprediksi akan semakin menurun secara signifikan hingga titik burn fee tersebut akan mendorong deflasi pada token ETH. Meski begitu, prediksi kontradiktif beredar di komintas kripto.

Dalam perkiraan tersebut, pasar tidak akan secara spontan dibanjiri ETH merespon proses yang direncakan dalam The Merge. Saat ini terdapat sekitar 10% dari total pasokan yang terkunci dalam kontrak ETH.

Pihak ETH tidak akan merilis asetnya secara sporadis, justru aset kripto tersebut diprediksi bahwa baru kembali tersedia mengikuti peningkatan lanjutan dalam enam bulan berikutnya.

Lebih jauhnya, setelah agenda tersebut diperkirakan masih terdapat beberapa mekanisme lain yang menjaga pasokan agar tidak semua pihak meraup aset tersebut sekaligus.

Panic Dump Juli 2022

Agenda lain yang perlu diantisipasi oleh investor adalah histeria masal pada Juli 2022 mendatang. Asumsi tersebut berkembang dalam opini pada artikel yang dirilis oleh analis Arthur Hayes.

Momen tersebut diprediksi terjadi pada pekan perdana Juli 2022 mendatang. Dalam artikel tersebut, Hayes mengungkapkan akan adanya satu atau lebih histeria masal (panic dump).

Pekan tersebut menjadi babak akhir dari kuartal kedua tahun 2022. Bersamaan dengan momen tersebut, Juli 2022 juga menjadi agenda peningkatan utama dari bank sentral di Eropa.

Ia juga mengungkapkan bahwa pada periode tersebut, federasi Amerika Serikat akan memulai proses penjualan aset. Hal tersebut berkaitan dengan penyesuaian neraca di pertengahan tahun.

Tidak hanya berdampak pada bursa tradisional, hal tersebut juga akan berkontribusi pada penurunan likuiditas Dollar Amerika Serikat dalam beberapa waktu.

Baca juga: Memahami Aset Kripto, NFT dan Gagasan “Greater Fool Theory”

Apabila penurunan nilai yang terjadi saat ini terus berlanjut, maka sejumlah aset kripto dan platformnya berpotensi menutup penukaran dan transaksi pengguna. Alternatif lain juga mengindikasikan akan adanya penjualan holding kripto untuk meningkatkan fiat.

Umumnya, volume dan likuiditas menurun selama akhir pekan dan libur nasional. Sehingga dorongan lain seperti penutupan withdrawal atau likuidasi besar-besaran akan mengguncang pasar dan meyebabkan histeria masal.

Pada momen tersebut, lembaga perbankan tidak akan memiliki cukup fiat untuk menangani tekanan tersebut hingga sekitar 5 Juli 2022.

Meski hal tersebut masih bersifat spekulasi, namun tidak ada salahnya investor melakukan antisipasi apabila hal tersebut benar-benar terjadi.

Artikel ini telah tayang di Cryptoharian dengan judul “Catat! Acara Penting Untuk Dunia Kripto Pada Tahun 2022

Blockchain

Masa Depan Terang Blockchain: Sentimen Positif Terhadap Kripto

Published

on

ilustrasi blockhain di web3

Dunia menemukan kasus penggunaan blockchain baru setiap saat, memperluas manfaat tidak hanya soal aset kripto saja. Kripto hanyalah permulaan, sekarang Blockchain telah muncul dari bayang-bayang untuk memasuki pasar arus utama.

Baru-baru ini, seorang ilmuwan komputer dan seorang profesor di Universitas Birmingham, Yu Chen, menjelaskan bagaimana teknologi blockchain dapat digunakan selain mata uang virtual. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh The Conversation, Chen menjelaskan beberapa implikasi blockchain di berbagai industri.

Saat ini, teknologi ini terutama digunakan oleh aset kripto. Tahun lalu, sektor blockchain bernilai hampir US$ 7 Miliar.

“Sebagai seorang ilmuwan komputer yang mengeksplorasi teknologi baru untuk jaringan komunikasi pintar di masa depan, saya, bersama dengan banyak insinyur dan pengembang, telah menunjukkan bahwa blockchain adalah solusi yang menjanjikan untuk banyak masalah yang menantang dalam kepercayaan dan keamanan jaringan generasi mendatang- berbasis aplikasi.”

Dia menambahkan, “Saya melihat beberapa cara blockchain membuktikan dirinya berguna yang tidak terikat dengan aset kripto.”

Manfaat Blockchain

Ilustrasi teknologi blockchain. Sumber: Leewayhertz.
Ilustrasi teknologi blockchain. Sumber: Leewayhertz.

Baca juga: Menggali Potensi Metaverse dalam Transformasi Industri Jasa Keuangan

Kondisi saat ini, perusahaan kesulitan melacak dan memelihara data rantai pasokan. Metode pelacakan tradisional tidak dapat mengikuti. International Business Machine (IBM), sebuah perusahaan teknologi multinasional, menggunakan blockchain untuk IBM Food Trust untuk melacak produk dari asalnya hingga pengiriman.

Perawatan kesehatan yang efektif dan mudah diakses adalah salah satu fondasi masyarakat yang sehat. Chen menyarankan blockchain dapat menawarkan solusi yang lebih efisien untuk privasi data dalam perawatan kesehatan. Baru-baru ini, U.S. National Library of Medicine (NLM), perpustakaan medis terbesar di dunia, mengusulkan solusi blockchain untuk memelihara electronic health records (EHR).

Chen menyoroti sektor perbankan yang dapat memanfaatkan blockchain untuk penyimpanan data. Pasar menyaksikan penurunan yang signifikan setelah kegagalan institusi terkemuka termasuk Silicon Valley Bank, Signature Bank, dan lainnya. Bank sentral di seluruh dunia sedang bereksperimen dengan central bank digital currencies (CBDC) yang dibangun di atas blockchain.

Chen juga percaya masa depan teknologi informasi (TI) adalah desentralisasi, dan untuk itu blockchain adalah kuncinya.

Ramah Lingkungan

Ilustrasi pelestarian lingkungan dengan kripto.
Ilustrasi pelestarian lingkungan dengan kripto.

Baca juga: Proyeksi Gerak Pasar Kripto Bulan Juni: Bitcoin dan Kebijakan The Fed

Ada kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari blockchain terhadap lingkungan, terutama karena aset digital seperti kripto karena bahan bakar fosil adalah sumber energi utama bagi perusahaan penambangan kripto. Menurut Badan Lingkungan Eropa (EEA), transaksi Bitcoin 20.000 kali lebih haus energi daripada Visa, yang mengonsumsi 635 kWh. Konsumsi daya sebesar itu dapat menjalankan 21 rumah tangga selama sehari.

Ethereum, aset kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, mengubah operasi mereka dari mekanisme proof-of-work (PoW) intensif energi menjadi proof-of-stake (PoS) selama The Merge. Transisi ini mengurangi lebih dari 99% emisi rumah kaca dari blockchain-nya. Menurut penelitian Universitas Columbia, mata uang virtual bertanggung jawab atas 0,3% jejak karbon secara global.

Meskipun utilitas blockchain lainnya mungkin tampak ramah lingkungan, teknologi yang menangani tumpukan data besar membutuhkan ‘alat berat.’ Bahkan jika bahan bakar tradisional digantikan oleh energi terbarukan, pusat data seukuran aslinya masih akan menghasilkan panas yang cukup untuk mengubah planet menjadi raksasa merah.

Continue Reading

Blockchain

Menggali Potensi Metaverse dalam Transformasi Industri Jasa Keuangan

Published

on

ilustrasi metaverse

Metaverse, sebuah dunia virtual yang menawarkan ruang tiga dimensi bagi interaksi manusia melalui avatar dan agen piranti lunak, telah muncul sebagai potensi yang menarik bagi Industri Jasa Keuangan (IJK). Dengan menggunakan teknologi seperti Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), metaverse memungkinkan pengguna untuk memasuki dunia virtual yang menghapus batasan fisik dunia nyata. Namun, apa manfaat yang dapat diperoleh oleh IJK dari pemanfaatan metaverse?

Menurut Hikmah Rinaldi, Direktur Pengembangan Sektor Jasa Keuangan OJK Institute, Indonesia memiliki prospek yang baik dalam pengembangan teknologi metaverse. Kondisi demografi penduduk Indonesia yang besar dan tingkat penetrasi internet yang tinggi (77% masyarakat Indonesia telah melek internet) memberikan peluang yang harus dioptimalkan oleh pelaku IJK. Namun, Hikmah juga mengingatkan bahwa setiap kemajuan teknologi juga membawa ancaman digital baru yang perlu ditangani melalui kajian-kajian yang lebih lanjut.

“Dalam rangka merealisasikan visi “beyond banking” dan mencapai ekspansi bisnis secara digital yang menyeluruh, Hikmah menekankan pentingnya inovasi produk dan jasa yang dihasilkan melalui teknologi metaverse. Penggunaan metaverse mampu memperkaya pengalaman terhadap produk dan layanan yang ditawarkan oleh para pelaku IJK. Dengan memanfaatkan teknologi metaverse secara bijak, pelaku industri jasa keuangan dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mengatasi batasan-batasan yang ada,” kata Hikmah dalam sambutan webinar “Peluang Metaverse di Industri Jasa Keuangan,” dikutip Kamis (8/8).

Metabank Bangun Bank Terdesentralisasi Pertama di Metaverse
Metabank Bangun Bank Terdesentralisasi Pertama di Metaverse.

Baca juga: Prediksi ChatGPT: 5 Faktor Memicu Pasar Bull Bitcoin Berikutnya

Pemanfaatan teknologi metaverse dalam IJK juga akan memungkinkan realisasi visi beyond banking, di mana batasan sektoral dapat dilampaui. Melalui inovasi-inovasi yang tepat, pelaku IJK dapat memperluas bisnis secara digital dengan menyediakan pengalaman yang memikat bagi pelanggan. Metaverse menjadi jalan untuk mencapai visi ini dengan memberikan ruang untuk ekspansi bisnis yang tak terbatas.

Wujudkan Potensi Metaverse

Dalam upaya mewujudkan potensi metaverse, penting bagi para pelaku industri jasa keuangan untuk terus melakukan penelitian, studi kelayakan, dan eksperimen. Hal ini akan memastikan pemanfaatan metaverse berjalan dengan baik, menjaga keamanan privasi data, dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Dengan pendekatan yang cermat dan kolaborasi dengan para ahli, IJK dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh metaverse dalam menghadapi era transformasi digital yang terus berkembang.

Dengan demikian, penggunaan metaverse dalam Industri Jasa Keuangan bukan hanya sebagai inovasi teknologi, tetapi juga sebagai strategi untuk mencapai visi beyond banking, melampaui batasan-batasan yang ada, dan memberikan pengalaman yang memikat bagi pelanggan. Dalam ekosistem digital yang terus berkembang, metaverse menjadi jalan yang menarik untuk menghadirkan perubahan positif dan memperkuat posisi IJK dalam era transformasi digital.

Ilustrasi metaverse.
Ilustrasi metaverse.

Baca juga: Apple Vision Pro Diklaim Dapat Mengubah Cara Merancang Metaverse

Tren pemanfaatan platform metaverse juga didorong oleh faktor-faktor pertumbuhan yang signifikan. Jumlah pengguna internet di seluruh dunia terus meningkat, dengan proyeksi mencapai US$ 6,0 miliar pada tahun 2025 dan US$ 7,5 miliar pada tahun 2030. Selain itu, teknologi augmented/virtual/mixed reality (AR/VR/MR) diperkirakan akan tumbuh lebih dari 800% menjadi USD150 miliar pada tahun 2030. Pemanfaatan Web 3.0 dan aset kripto juga diharapkan meningkat lebih dari 700% menjadi US$ 9,2 triliun pada tahun 2030. Dengan perkembangan yang demikian, metaverse menjadi salah satu teknologi yang berpengaruh dalam transformasi digital di IJK.

Kolaborasi

Penting untuk dicatat bahwa pandemi COVID-19 juga telah mempercepat perkembangan metaverse. Pembatasan interaksi fisik antara pelanggan dan penyedia jasa keuangan menjadi kendala yang dapat diatasi dengan teknologi metaverse. Melalui metaverse, IJK dapat menyediakan pengalaman baru yang aman dan terkoneksi bagi pelanggan. Misalnya, perbankan dapat menghadirkan kantor virtual yang menawarkan layanan dan interaksi yang mirip dengan kantor fisik, mendukung layanan priority banking atau private banking. Bahkan sektor pasar modal telah mengadopsi teknologi metaverse melalui platform game online dan perdagangan mata uang kripto.

Meskipun terdapat potensi besar, penerapan teknologi metaverse juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah biaya tinggi untuk membangun infrastruktur metaverse, termasuk perangkat VR dan AR yang mahal. Selain itu, tantangan lainnya adalah menyediakan akses yang merata dan mudah bagi masyarakat agar dapat mengadopsi metaverse secara luas. Keamanan privasi data juga menjadi perhatian, mengingat beberapa insiden kebocoran data pribadi yang telah terjadi.

Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam, diskusi, dan kolaborasi dengan para ahli yang kompeten dalam konsep dasar, perangkat pendukung, serta implementasi dan pemanfaatan teknologi metaverse di IJK sangatlah penting. Dengan menjelajahi potensi metaverse, IJK dapat menghadapi masa depan yang terhubung dan meningkatkan layanan keuangan mereka di era digital yang terus berkembang.

Continue Reading

Business

Apple Vision Pro Diklaim Dapat Mengubah Cara Merancang Metaverse

Published

on

Ilustrasi Apple Vision Pro. Sumber: Apple.

Apple akhirnya mengungkap Vision Pro, headset augmented reality (AR) yang diklaim dapat mengubah cara pengembangan metaverse di masa depan. Vision Pro adalah salah satu produk Apple yang paling ambisius hingga saat ini, dengan proses satu tahun dalam pembuatan dan dikemas dengan teknologi yang tinggi.

Tapi ada lebih banyak pengumuman hari ini daripada perangkat keras. Bersamaan dengan Vision Pro, Apple meluncurkan sistem operasi yang sama sekali baru, visionOS , dan sejumlah aplikasi yang akan tersedia di OS saat diluncurkan.

Pada acara Apple WWDC 2203 yang berlangsung hari Selasa (6/6) dini hari, Apple Vision Pro digambarkan sebagai perangkat ramping dengan perluasan jajaran perangkat keras Apple yang ada, dikendalikan oleh input mata, tangan, dan suara pengguna.

Yang paling mengesankan, Apple mengatakan bahwa perangkat tersebut akan “berinteraksi dengan konten digital dengan cara yang terasa seperti hadir secara fisik di ruang mereka,” yang berarti perangkat beresolusi tinggi dapat memproyeksikan konten secara mulus ke ruang fisik pengguna.

“Vision Pro bertahun-tahun ke depan dan tidak seperti apa pun yang dibuat sebelumnya – dengan sistem input baru yang revolusioner dan ribuan inovasi inovatif,” kata CEO Apple, Tim Cook dalam siaran pers . “Ini membuka pengalaman luar biasa bagi pengguna kami dan peluang baru yang menarik bagi pengembang kami.”

Metaverse dan Apple

Ilustrasi Apple Vision Pro. Sumber: Apple.
Ilustrasi Apple Vision Pro. Sumber: Apple.

Baca juga: Investor Kripto Indonesia Terus Tumbuh Capai 17,25 Juta pada April 2023

Di WWDC dan juga video promosi Apple untuk Vision Pro, tidak ada penggunaan kata “metaverse”. CEO Tim Cook juga mengatakan bahwa headset baru ini akan menjadi perangkat yang “memadukan dunia nyata dan dunia maya dengan mulus.”

Metaverse telah lama digembar-gemborkan sebagai evolusi internet selanjutnya. Selain itu, Apple memiliki kesempatan untuk mengubah cara orang melihat panggung digital dengan Vision Pro AR/VR Headset. Lebih penting lagi, ini dapat mengubah cara ruang digital berinteraksi dengan konsumen umum.

Pengalaman metaverse, meskipun tidak terbatas pada mereka, dapat ditingkatkan dengan headset VR. Selain itu, Anda dapat menjelajahi lingkungan digital semacam ini dengan produk baru Apple. Selanjutnya membuka sejumlah peluang bagi dunia digital untuk berkembang dengan kecepatan yang agak cepat.

Augmented reality adalah proses melapisi dunia nyata dengan dunia maya. Selain itu, basis konsumen Apple yang tersebar luas dan koneksi ke standar tertinggi pengembangan aplikasi dapat membuka pintu baru untuk teknologi tersebut. Platform sosial, pengalaman bermain game, dan lebih banyak lagi dapat melihat perkembangan yang dipercepat dengan Apple sekarang sedang menjajaki upaya tersebut.

Seluruh industri tampak bersemangat dengan prospek keterlibatan Apple. Berbicara kepada The Verge, CEO platform VR/AR Campfire 3D mencatat kegembiraannya. “Ini adalah satu-satunya hal terbesar yang dapat terjadi pada industri ini,” kata Wright. “Apakah Anda membuat perangkat keras atau perangkat lunak, kami sangat senang karenanya.”

Nasib Token Metaverse

ilustrasi metaverse
Ilustrasi metaverse.

Baca juga: Mengapa Pasar Kripto dan Bitcoin Turun Hari Ini (6/6)?

Seminggu sebelum Apple WWDC, token metaverse paling populer mengalami kenaikan harga secara bertahap, mungkin karena hype yang bagus dari para influencer kripto. Sebagai hasil dari banyak pum dan shilling , Decentraland (MANA), The Sandbox (SAND), dan Axie Infinity (AXIE), terlihat hijau di lautan merah.

Pertama, harga MANA sempat naik 18% dari US$ 0,45 menjadi US$ 0,53. Selanjutnya, harga SAND meningkat 17% dari US$ 0,52menjadi US$ 0,61. Terakhir, harga AXIE naik 9% dari US$ 6,83 menjadi US$ 7,45.

Namun, pada hari yang sama ketika Apple mengumumkan ‘Vision Pro’, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyatakan bahwa token metaverse adalah sekuritas. Tak lama kemudian, harga token metaverse turun tajam.

SEC memberikan alasan yang sama untuk pelabelan SAND dan AXIE sebagai sekuritas. Ini tentu bukan kabar baik bagi mereka yang telah berinvestasi di platform metaverse Web3.

Jika suatu entitas dianggap sebagai sekuritas, mereka harus terdaftar di SEC atau regulator sekuritas yang relevan di wilayah tersebut, yang banyak di antaranya tidak terdaftar. Ini dapat menyebabkan denda yang besar, dan beberapa aset kripto bahkan dapat dianggap ilegal.

DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Tokocrypto tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.

Continue Reading

Popular