Academy

4 Strategi Trading Dengan Moving Average

Published

on

Moving Average (MA) adalah indikator analisis teknis populer yang memuluskan data harga selama periode waktu tertentu. Mereka dapat digunakan dalam strategi trading untuk mengidentifikasi potensi pembalikan tren, titik masuk dan keluar, level support/resistance (S/R), dan banyak lagi. Artikel ini mengeksplorasi berbagai strategi trading dengan Moving Average, cara kerjanya, dan wawasan yang dapat mereka tawarkan.

Mengapa Strategi Trading Dengan Moving Average?

Moving Average dapat menyaring kebisingan pasar dengan memperhalus data harga, membantu trader mengidentifikasi tren pasar secara efektif. Trader juga dapat mengukur momentum pasar dengan mengamati interaksi antara beberapa Moving Average. Selain itu, fleksibilitas Moving Average memungkinkan trader untuk menyesuaikan strategi dengan kondisi pasar yang berbeda.

Double Moving Average Crossover

Strategi persilangan Moving Average ganda melibatkan penggunaan dua Moving Average dengan panjang yang berbeda-beda. Trader umumnya menggunakan kombinasi Moving Average jangka pendek dan jangka panjang, seperti MA 50 hari dan MA 200 hari. Biasanya, Moving Average memiliki jenis yang sama, seperti dua Moving Average sederhana (SMA), namun Anda juga dapat menggunakan jenis yang berbeda, seperti SMA yang digabungkan dengan Moving Average eksponensial (EMA).

Dalam strategi trading ini, trader mencari persilangan antara Moving Average. Sinyal bullish terjadi ketika Moving Average jangka pendek melintasi di atas Moving Average jangka panjang (juga dikenal sebagai Golden Cross), yang menunjukkan potensi peluang pembelian. Sebaliknya, sinyal bearish terjadi ketika Moving Average jangka pendek melintasi di bawah Moving Average jangka panjang (juga dikenal sebagai Death Cross), yang menandakan potensi peluang penjualan.

Moving Average Ribbon

Pita Moving Average adalah kombinasi dari beberapa Moving Average dengan panjang berbeda. Sebuah pita dapat terdiri dari empat hingga delapan SMA, namun jumlah pastinya dapat bervariasi tergantung pada preferensi individu. Interval antar MA juga dapat disesuaikan dengan berbagai lingkungan trading. Misalnya, pita default terdiri dari empat SMA, dengan periode 20, 50, 100, dan 200.

Strategi trading ini melibatkan pelacakan ekspansi dan kontraksi pita Moving Average. Misalnya, pita yang melebar, dimana Moving Average yang lebih pendek bergerak menjauh dari Moving Average yang lebih panjang selama kenaikan harga, menunjukkan adanya tren penguatan pasar. Sebaliknya, pita kontraksi, di mana Moving Average bertemu atau tumpang tindih, menunjukkan konsolidasi atau kemunduran.

Moving Average Envelopes

Strategi trading dengan Moving Average envelopes menggunakan Moving Average tunggal yang dikelilingi oleh dua batas (envelopes) yang ditetapkan dengan persentase tertentu di atas dan di bawahnya. Moving Average sentral dapat berupa SMA atau EMA, bergantung pada seberapa sensitif trader menginginkannya. Pengaturan umum menggunakan SMA 20 hari dengan batasan yang ditetapkan pada 2,5% atau 5% darinya. Persentasenya tidak tetap dan dapat disesuaikan berdasarkan volatilitas pasar untuk menangkap lebih banyak fluktuasi harga.

Strategi trading ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pasar overbought dan oversold. Ketika harga melintasi di atas batas atas, ini menunjukkan bahwa aset tersebut mungkin berada dalam kondisi jenuh beli (overbought), sehingga menunjukkan potensi peluang penjualan. Sebaliknya, jika harga turun di bawah batas bawah, hal ini menunjukkan bahwa aset tersebut mungkin mengalami oversold (jenuh jual), yang mengindikasikan adanya potensi peluang pembelian.

Moving Average Envelopes vs. Bollinger Bands (BB)

Bollinger Bands (BB) mirip dengan Moving Average envelopes, keduanya biasanya menggunakan SMA 20 hari pusat dan dua batasan yang ditetapkan di atas dan di bawahnya. Meskipun pendekatannya serupa, indikator-indikator ini mempunyai beberapa perbedaan.

Amplop Moving Average menggunakan dua batas yang ditetapkan pada persentase tertentu di atas dan di bawah Moving Average pusat. Sebaliknya, Bollinger Bands menggunakan dua band yang menetapkan dua standar deviasi dari Moving Average pusat.

Secara umum, BB dan Moving Average envelope dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi kondisi pasar jenuh beli dan jenuh jual, namun secara visual, keduanya melakukannya dengan cara yang sedikit berbeda. Moving Average envelope memberikan sinyal ketika harga melintasi di atas atau di bawah envelope. Bollinger Bands juga dapat menunjukkan kondisi jenuh beli dan jenuh jual ketika harga bergerak mendekati atau menjauh dari pita tersebut. Namun, BB menawarkan wawasan tambahan mengenai volatilitas pasar ketika kedua band tersebut berkontraksi atau berkembang.

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD adalah indikator teknis yang terdiri dari dua garis utama: garis MACD dan garis sinyal, yang merupakan EMA 9 periode dari garis MACD. Interaksi antara garis-garis ini dan histogram, yang mewakili perbedaan di antara keduanya, menjadikan strategi trading ini efektif untuk menganalisis pergeseran momentum pasar dan potensi pembalikan tren.

Trader dapat menggunakan perbedaan antara MACD dan aksi harga untuk melihat potensi pembalikan tren. Divergensi bisa bersifat bullish atau bearish. Dalam divergensi bullish, harga membentuk titik terendah yang lebih rendah sementara MACD membentuk titik terendah yang lebih tinggi, menandakan potensi pembalikan ke atas. Sebaliknya, dalam divergensi bearish, harga membentuk nilai tertinggi yang lebih tinggi sementara MACD membentuk nilai tertinggi yang lebih rendah, yang mengindikasikan potensi pembalikan ke sisi bawah.

Selain itu, trader dapat memanfaatkan persilangan MACD. Ketika garis MACD melintasi garis sinyal dari bawah, ini mengindikasikan momentum kenaikan, menunjukkan potensi peluang pembelian. Sebaliknya, jika garis MACD turun di bawah garis sinyal, ini menunjukkan momentum penurunan, menandakan potensi peluang penjualan.

Kesimpulan

Strategi trading dengan menggunakan rata-rata bergerak dapat membantu para trader menganalisis tren pasar, pergeseran momentum, dan faktor-faktor lainnya. Namun, hanya mengandalkan strategi ini bisa berbahaya karena interpretasi yang bersifat subjektif. Untuk mengurangi risiko potensial, trader dapat mengintegrasikan strategi ini dengan metode analisis pasar lainnya.


Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai aset kripto atau cryptocurrency, bisa baca artikel “Belajar Crypto untuk Pemula Mulai Dari Sini.”

Sumber: Binance Academy

Popular

Exit mobile version