Crypto
Konflik Cina dan Amerika Diprediksi Menguntungkan Pasar Crypto
Presiden Joe Biden, nampaknya akan membawa Amerika kembali mengalami “perang dingin” dengan Cina akibat beberapa hal.
Saat ini salah satu fokus utama terdapat pada ranah teknologi yang mulai menarik perhatian pasar crypto.
Konflik Cina dan Amerika Menyangkut Teknologi
Menurut pendiri Ethereuem, Vitalik Buterin, konflik menyangkut komputer dan aplikasi telepon genggam pintar ini akan menguntungkan pasar crypto ke depannya. Ia menyatakan,
“Tidak dapat dipungkiri bahwa konflik ini, walau akan berpengaruh pada kondisi perekonomian dan kondisi masyarakat global, akan berdampak positif pada pasar crypto.”
Pernyataan tersebut mereferensikan kondisi pemerintahan Amerika saat ini yang secara agresif terus menyerang Cina melalui beberapa pernyataan.
Sebelumnya, kabinet Donald Trump, presiden Amerika sebelum Biden, menghabiskan empat tahun terus menyerang perusahaan teknologi Cina.
Baca juga: China Masih Mendominasi Pasar Bitcoin
Trump selalu menyatakan bahwa perusahaan teknologi adalah virus trojan besar untuk pemerintahan Cina dan melarang tersebarnya WeChat di Amerika.
Selain itu, Trump juga memaksa perusahaan Cina bernama ByteDance untuk menjual TikTok.
Ia juga menetapkan kebijakan tarif pada kartu grafis dari Cina yang membuat peredarannya berkurang di Amerika.
Pandangan dari Pendiri Ethereum
Vitalik Buterin percaya bahwa apa yang dilakukan Amerika dari masa Trump hingga Biden adalah langkah yang salah untuk perekonomian Amerika. Ia menyatakan,
“Secara dasar, jika strategi untuk menanggapi kekhawatiran terhadap perusahaan teknologi Cina adalah dengan menyerang Cina, maka Amerika akan sangat rentang terhadap perusahaan non-teknologi Cina dan siapapun yang melakukan hal yang sama.”
Niat awal Amerika dalam menetapkan kebijakan tarif dan pelarangan adalah untuk menjaga keamanan, privasi, dan menyempitnya lapangan kerja untuk rakyat lokal.
Namun menurut Buterin pandangan ini salah akibat justru menghilangkan aspek perlindungan akibat terlalu tingginya sentralisasi dan proteksionisme.
Menurutnya akibat terlalu tinggi sentralisasi, mata uang crypto akan diuntungkan.
Hal ini disebabkan adanya desentralisasi yang diberikan oleh crypto sebagai cara layak untuk melindungi rakyat.
Baca Juga: Memasuki Tahun Kerbau, BTC Mampu Menembus Area Resistensi
Pasar Crypto Diuntungkan
Buterin menjelaskan pandangannya dengan perumpamaan dimana terjadi tiga orang yang terjebak dalam perkelahian dimana A lebih handal dari B dan B lebih handal dari C.
Ia menjelaskan bahwa yang akan menang dalam perkelahian tersebut adalah C, akibat A dan B mengetahui mereka sepantaran dan akan menyerang satu sama lain, meninggalkan C.
Menurutnya, mata uang crypto adalah pihak C tersebut dalam perkelahian dimana A dan B adalah Amerika dan Cina yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian dunia.
Vitalik menyadari bahwa apa yang ia sampaikan tidak dapat dipermudah dengan satu perumpamaan tersebut akibat permasalahan ini yang sangat rumit.
Namun, mengingat Cina dan Amerika akan memiliki kemampuan untuk memantau pergerakan masyarakat satu sama lain dengan satelit, desentralisasi akan muncul menjadi pemenang.
Hal ini disebabkan teknologi yang terdesentralisasi akan beroperasi secara mandiri tanpa pemerintah dan juga perusahaan besar sehingga menjadi alternatif terbaik.
Karena pada akhirnya semua akan ditentukan oleh konsumen yaitu masyarakat yang pada akhirnya menggerakkan perekonomian dunia.
Lama-kelamaan akan terjadi kejenuhan dari sentralisasi yang terjadi, dimana pusat berada di Amerika dan Cina.
Sehingga desentralisasi dari crypto akan memberikan penyembuhan dari kejenuhan tersebut.
Terutama dengan semakin banyak yang menganggap konflik kedua negara tidak bermanfaat untuk perekonomian global, bahkan merugikannya.
-
Event7 days ago
Event Tokocrypto Minggu Ini
-
Bitcoin News7 days ago
Prediksi Bitcoin Hari Ini: VanEck Optimis BTC Capai $180.000
-
Market4 days ago
Market Sinyal Harian: Potensi Pergerakan Kripto pada 18 November 2024
-
Market2 days ago
Market Sinyal Harian: Potensi Pergerakan Kripto pada 20 November 2024