Connect with us

Market

Aktivitas Stablecoin Naik Drastis di Tengah Gejolak Perang Tarif Global

Published

on

Stablecoin.

Di tengah ketegangan geopolitik akibat perang tarif global, aktivitas stablecoin melonjak tajam, mencerminkan pergeseran preferensi investor dari aset kripto volatil ke aset digital yang lebih stabil.

Lonjakan Aktivitas Stablecoin di Tengah Ketidakpastian Pasar

Data dari IntoTheBlock menunjukkan adanya lonjakan besar dalam aktivitas stablecoin dalam 24 jam terakhir, dengan alamat aktif harian mencapai 300.000 dan volume transaksi on-chain melonjak ke angka $72 miliar.

Hal ini merupakan level tertinggi sejak Februari 2025 dan terjadi setelah pasar mengalami penurunan signifikan akibat ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan sejumlah negara lain.

Langkah investor beralih ke stablecoin dipandang sebagai bentuk perlindungan terhadap gejolak pasar, terutama setelah Bitcoin anjlok dari $81.000 menjadi $74.000. Altcoin lain turut menyusul dengan penurunan harga dua digit, memperburuk kondisi pasar kripto dalam beberapa pekan terakhir.

Ketidakstabilan Pasar Dipicu Perang Tarif dan Berita Palsu

Dikutip Cryptopolitan, gejolak pasar juga dipicu oleh laporan palsu yang menyebut AS akan menghentikan tarif selama 90 hari. Kabar tersebut sempat membuat harga kripto melonjak, namun segera kembali turun setelah Gedung Putih membantahnya. Dalam satu jam saja, volatilitas tinggi ini menyebabkan likuidasi senilai $200 juta dari posisi long dan short.

Meski saat ini pasar mulai stabil, kapitalisasi pasar kripto tetap turun sebesar 1,38% dalam 24 jam terakhir, seiring dengan turunnya harga Bitcoin ke level $77.000.

Aktivitas stablecoin meningkat di tengah perang tarif (Sumber: IntoTheBlock).
Aktivitas stablecoin meningkat di tengah perang tarif (Sumber: IntoTheBlock).

Sentimen Pasar dalam Kondisi “Ekstrem”

Ketegangan yang terus berlangsung membuat sentimen pasar berada pada titik terendah. Indikator Fear and Greed Index dari CoinMarketCap menunjukkan angka 19/100, menandakan rasa takut yang ekstrem.

Beberapa tokoh keuangan ternama ikut menyuarakan keprihatinan mereka. Bill Ackman, investor miliarder, menyebut perang tarif sebagai langkah yang tidak bijaksana. Sementara CEO BlackRock, Larry Fink, mengatakan bahwa AS mungkin sudah memasuki masa resesi.

Stablecoin Tetap Tumbuh di Tengah Krisis

Meski pasar kripto secara keseluruhan turun lebih dari 24% dalam 90 hari terakhir, sektor stablecoin justru menunjukkan pertumbuhan. Total pasokan stablecoin yang beredar mencapai $234 miliar, meningkat 13% sepanjang 2024 hingga awal 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penerbitan Circle USDC dan Tether USDT.

Beberapa proyek baru turut mendorong ekspansi stablecoin, seperti World Liberty Financial (WLFI)—proyek DeFi yang didukung oleh tokoh politik AS—yang berencana meluncurkan stablecoin bernama USD1 dan akan didistribusikan melalui airdrop kepada pemegang token WLFI.

Regulasi Dipercepat untuk Mendukung Ekosistem Stablecoin

Regulasi untuk stablecoin kini menjadi fokus utama sejumlah negara. Kenya baru saja mengusulkan RUU untuk mengatur industri ini, dengan memberikan kewenangan pada Bank Sentral Kenya (CBK) dan Otoritas Pasar Modal (CMA).

Di sisi lain, Amerika Serikat dan Inggris juga tengah mengembangkan kerangka hukum stablecoin—dengan Inggris memasukkan regulasi ini dalam peta jalan hingga 2026.

Meskipun regulasi dianggap penting untuk meningkatkan kredibilitas, penerbit stablecoin seperti Tether turut mencermati dampak aturan terhadap operasional global mereka. CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan bahwa pihaknya siap beradaptasi dengan membuat stablecoin yang berbasis di AS jika dibutuhkan, demi memenuhi ketentuan lokal.


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.

Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.

Popular