Metaverse

Yuk, Kenalan dengan Teknologi Web 3.0 dan Penerapannya pada Crypto

Published

on

Belakangan ini, dunia teknologi informasi diwarnai topik mengenai web 3.0 atau web3. Penambahan kode “3.0” sebenarnya merupakan tanda bahwa teknologi baru ini merupakan kelanjutan dari web yang sudah ada sebelumnya, yaitu web 1.0 dan web 2.0. Teknologi ini digadang-gadang unggul karena memanfaatkan sistem blockchain yang terdesentralisasi. Benarkah demikian? Untuk lebih memahami tentang teknologi baru ini, mari simak ulasannya berikut.

Apa Itu Web 3.0?

Web 3.0 atau kadang disebut web3 merupakan generasi terbaru dari world wide web (www) yang berbasis teknologi blockchain. Melansir dari portal berita NBC News, web3 merupakan suatu hipernim yang mewakili suatu pandangan masa depan terhadap internet. Dalam pandangan tersebut, kepemilikan internet di masa depan akan lebih terdistribusi.

Sebenarnya, pandangan tersebut didasarkan pada teknologi ledger (buku besar) digital bernama blockchain. Teknologi pembukuan yang transparan itu akan membantu internet menjadi jauh lebih mudah diakses, tapi tetap terjamin keamanannya. Istilah web3 sendiri mulai banyak digunakan setelah Gavin Wood, co-founder Ethereum, menyebutkannya pada 2014 lalu.

Generasi Internet Sebelumnya

Seperti yang telah disebutkan pada bagian pembuka, web3 sebenarnya merupakan “penerus” dari generasi internet yang sudah ada sebelumnya, yaitu web 1.0 dan juga web 2.0. Mari membahas sedikit mengenai dua generasi internet tersebut.

Web 1.0

World Wide Web atau www mulai dikenal oleh masyarakat dunia pada tahun 1990-an (tepatnya 1991-2004). Kala itu, internet memang baru dikenalkan dan dipergunakan secara luas. Pada generasi web 1.0, kebanyakan website yang ada masih menggunakan format statis.

Tidak ada interaksi yang terjadi antara pembuat konten website dengan pengguna. Jumlah pengguna internet juga didominasi oleh penikmat konten, bukan pencipta. Itu artinya, jenis konten yang tersedia masih sangat terbatas dan tidak punya banyak variasi. Meski begitu, kehadiran web 1.0 membuka harapan pengembangan internet yang jauh lebih maju lagi.  

Web 2.0

Lama-kelamaan, teknologi web 1.0 pun berkembang. Dari yang semula hanya memiliki konten terbatas, kini variasinya makin beragam. Akhirnya, dunia pun memasuki era web 2.0. Pada generasi ini, website menjadi sebuah platform.

Penggunaannya pun mulai bergeser. Jika pada web 1.0 masih dominan penikmat konten, pada era web 2.0 justru sebaliknya. Jumlah pembuat konten semakin meningkat. Ini karena user atau pengguna internet diberi keleluasaan untuk membuat konten pribadi. Mereka dapat mengunggah konten tersebut ke forum web, media sosial, layanan networking, hingga blog. Generasi internet ini dimulai kurang lebih pada 2004 dan terus berkembang hingga sekarang.

Teknologi Yang Digunakan Web3

Secara garis besar, web 3.0 ini akan mengadopsi teknologi blockchain. Teknologi tersebut dipilih karena memiliki sistem yang terdesentralisasi. Ini sejalan dengan pandangan web3 yang menginginkan adanya kepemilikan internet yang lebih terdistribusikan; tidak hanya terbatas pada posisi pembuat dan penikmat konten seperti pada generasi internet sebelum-sebelumnya.

Diprediksi nantinya web3 akan meningkatkan keamanan data pengguna, skalabilitas yang lebih luas, dan kerahasiaan tinggi. Di samping itu, karena sifatnya yang terdesentralisasi, web3 juga diharapkan bisa menggulingkan monopoli perusahaan-perusahaan teknologi raksasa dalam kepemilikan internet.

Web 3.0 dan Crypto

Web3 sangat erat kaitannya dengan teknologi blockchain dan sistem DeFi atau decentralized finance. Kedua konsep ini sebenarnya sudah berlaku dalam pengelolaan aset crypto. Aset crypto merupakan aset digital yang menerapkan sistem terdesentralisasi. Artinya, pengelolaannya dilakukan oleh pemilik aset saja tanpa ada campur tangan dari pihak ketiga. Begitu pula saat transaksi aset yang hanya akan terjadi antara pemilik dan pembeli aset.

Dengan konsep DAO atau decentralized autonomous organization yang meminimalisir adanya campur tangan pihak ketiga, aset crypto jadi jauh lebih aman. Jalur distribusinya pun transparan karena bisa diketahui oleh siapa pun yang memiliki akses menuju blockchain.

Baca juga: Metaverse adalah Gambaran Masa Depan? Begini Cara Kerjanya

Jadi bagaimana? siapkah Anda untuk menyongsong web3 sebagai era baru internet? Sebenarnya, contoh penerapan web3 ini sudah terjadi di dunia crypto. Di crypto, seluruh transaksi aset dilakukan menurut sistem terdesentralisasi dan selalu terekam di blockchain, membuatnya begitu transparan dan mudah dikendalikan langsung oleh pengguna karena tidak adanya pihak ketiga yang terlibat.

Tertarik untuk mulai menjajal teknologi web3? Anda bisa mulai di Tokoscape. Di ekosistem Tokoscape, Anda akan merasakan sistem terdesentralisasi yang aman dan nyaman. Misalnya, untuk investasi aset crypto, bisa dilakukan melalui Tokocrypto atau dengan menjadi Creator NFT (non-fungible token) di TokoMall. Jangan lupa juga gabung di komunitas Tokocrypto di Telegram dan Discord sekarang!

Popular

Exit mobile version