Altcoin News
Avalanche Comeback: Volume DeFi Melejit Rp17 Miliar!
Setelah berbulan-bulan mengalami aktivitas yang relatif sepi, ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi) di jaringan Avalanche (AVAX) kini kembali menunjukkan taringnya.
Data terbaru menunjukkan bahwa pada bulan September, volume perdagangan di bursa terdesentralisasi (DEX) Avalanche mencapai $17,4 miliar, sebuah level yang belum pernah terlihat dalam tiga tahun terakhir.
Lonjakan ini menandai kembalinya Avalanche sebagai salah satu pemain utama di ruang DeFi global, setelah sebelumnya sempat tersisih oleh jaringan lain akibat berkurangnya minat spekulatif dan ketidakpastian pasar kripto secara keseluruhan.
Baca Juga: Avalanche Cetak Rekor Berkat MapleStory dan Kemitraan Strategis
Faktor Pendorong Lonjakan Aktivitas DeFi di Avalanche
Ada beberapa faktor utama yang mendorong kebangkitan Avalanche di sektor DeFi:
- Kecepatan dan Biaya Rendah
Avalanche sejak awal dirancang untuk menawarkan kecepatan penyelesaian transaksi tinggi dan biaya gas rendah, dua elemen yang sangat penting dalam menarik likuiditas ke jaringan blockchain. Kombinasi ini kembali menjadi nilai tambah besar di tengah kondisi pasar yang mencari alternatif lebih efisien dibanding Ethereum yang sering mengalami kemacetan. - Peluncuran Protokol Baru
Beberapa proyek DeFi baru diluncurkan di Avalanche dalam beberapa bulan terakhir, membawa inovasi sekaligus memicu arus pengguna baru. Peluncuran ini diikuti oleh kampanye liquidity mining agresif, yang semakin menarik minat komunitas untuk aktif berpartisipasi. - Perubahan Sentimen Pasar Global
Lonjakan aktivitas DeFi di Avalanche juga dipengaruhi oleh pergeseran sentimen risiko global. Minat spekulatif yang kembali muncul dalam aset kripto membuat para trader mencari jaringan dengan ekosistem matang dan peluang imbal hasil tinggi. Avalanche, dengan infrastruktur yang terus berkembang, tampil sebagai salah satu pilihan menarik.
Analisis Pasar: Avalanche Makin Kredibel Sebagai Alternatif Ethereum
Banyak analis pasar menilai bahwa kebangkitan Avalanche bukanlah kebetulan semata. Angka perdagangan sebesar $17,4 miliar menjadi bukti nyata bahwa jaringan ini memiliki potensi besar untuk menjadi hub DeFi terkemuka di luar bayang-bayang Ethereum.
Ethereum memang masih mendominasi ekosistem DeFi global, namun tingginya biaya transaksi serta kepadatan jaringan membuat sebagian pengguna dan pengembang mulai mencari alternatif.
Dalam hal ini, Avalanche dengan konsensus Snowman yang unik menawarkan ekosistem lebih cepat, terukur, dan terjangkau.
Selain itu, dukungan dari berbagai proyek lintas rantai dan integrasi dengan protokol besar semakin memperkuat posisi Avalanche sebagai pemain utama dalam pasar DeFi.
Tantangan yang Masih Membayangi
Meski pencapaian ini sangat impresif, Avalanche masih menghadapi sejumlah tantangan:
- Ketidakpastian Regulasi: Regulasi yang terus berkembang di berbagai negara masih menjadi penghambat adopsi DeFi secara masif.
- Volatilitas Makro Ekonomi: Pasar kripto secara keseluruhan masih sangat dipengaruhi oleh faktor makro, seperti suku bunga global, likuiditas dolar AS, hingga kebijakan bank sentral.
- Persaingan Ketat: Avalanche tidak sendirian dalam memperebutkan dominasi DeFi. Jaringan seperti Solana, Arbitrum, dan Base juga agresif mengembangkan ekosistemnya.
Namun, fakta bahwa Avalanche mampu mencapai volume tertinggi dalam tiga tahun menunjukkan bahwa jaringan ini masih memiliki daya tarik yang kuat, meskipun kompetisi semakin sengit.
Apakah Avalanche Bisa Pertahankan Momentum?
Dengan capaian September, Avalanche kembali masuk ke radar utama pelaku pasar kripto global.
Jika tren ini berlanjut, tidak menutup kemungkinan Avalanche akan memperluas pangsa pasarnya di sektor DeFi dan menantang dominasi Ethereum lebih jauh.
Investor dan analis memperkirakan bahwa keberhasilan Avalanche mempertahankan momentum akan sangat ditentukan oleh:
- Keberhasilan protokol DeFi baru dalam menarik pengguna.
- Kemampuan tim pengembang menjaga biaya rendah sekaligus meningkatkan skalabilitas.
- Kesiapan jaringan menghadapi regulasi dan volatilitas pasar.
Jika ketiga faktor tersebut bisa dijaga, Avalanche berpotensi bukan hanya sekadar “alternatif Ethereum”, tetapi menjadi pilar utama DeFi global.
Baca Juga: Avalanche dan BNB Menguat: Apakah Siap Cetak ATH Baru di Q4?
Kebangkitan Avalanche di bulan September dengan lonjakan volume perdagangan DeFi sebesar $17,4 miliar menjadi sinyal kuat bahwa jaringan ini kembali merebut panggung utama industri kripto.
Dengan keunggulan berupa biaya rendah, kecepatan tinggi, serta dukungan proyek-proyek baru, Avalanche kini dipandang sebagai salah satu ekosistem paling ambisius di luar Ethereum.
Meskipun tantangan regulasi dan kondisi makro masih membayangi, capaian terbaru ini membuktikan bahwa Avalanche bukan sekadar tren sesaat, melainkan pemain serius dalam peta DeFi global.
Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang.
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut. Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli
Tokocrypto berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.