Bitcoin News

Bitcoin Runtuh Setelah Cetak Rekor: Inilah Biang Keroknya!

Published

on

Pasar kripto kembali diguncang. Hanya beberapa minggu setelah mencetak rekor tertinggi baru di $126.200 pada 6 Oktober, harga Bitcoin kini anjlok lebih dari 20%, resmi masuk ke zona bear market. Aset kripto terbesar di dunia itu bahkan jatuh di bawah $100.000 untuk pertama kalinya sejak Juni, menandai kejatuhan yang mengejutkan bagi banyak investor yang sebelumnya optimis menyambut “Uptober”.

Alih-alih menjadi bulan keberuntungan seperti biasanya, Oktober 2025 justru menjadi bulan pahit pertama bagi Bitcoin dalam tujuh tahun terakhir.

Aksi Jual Panik dan Ketakutan Ekstrem

Pada Selasa (5/11), penurunan Bitcoin mencapai lebih dari 5% dalam sehari, seiring dengan melemahnya pasar saham global. Kekhawatiran atas valuasi saham teknologi dan pernyataan hati-hati dari para eksekutif bank besar turut memperburuk suasana pasar.

“Indeks sentimen jatuh ke level 21, terendah sejak April 2025, yang menunjukkan ketakutan ekstrem,” ujar Alex Kuptsikevich, Chief Market Analyst di FXPro. “Biasanya level ini memicu rebound, tapi kali ini pasar sudah jatuh lebih dalam dari sebelumnya.”

Dengan aksi jual yang terus berlanjut, keuntungan Bitcoin sepanjang tahun ini kini tinggal sekitar 8%, tertinggal jauh dibandingkan kenaikan S&P 500 yang mencapai 15%.

Pemicu Utama: Likuidasi Terbesar dalam Sejarah Kripto

Akar masalah dimulai pada 10 Oktober, ketika muncul gelombang likuidasi besar-besaran yang mengguncang seluruh pasar kripto.

Dalam waktu kurang dari 24 jam, posisi long Bitcoin senilai $19–30 miliar dilikuidasi di berbagai bursa. Peristiwa ini menjadi likuidasi terbesar dalam sejarah Bitcoin.

“Berita apa pun tidak lagi relevan, ini murni menunjukkan betapa rapuhnya pasar kripto,” kata Jonathan Man, Portfolio Manager di Bitwise.

Bahkan setelah berminggu-minggu, sentimen investor belum pulih. Menurut Farzam Ehsani, CEO VALR, “Gerakan 10% ke arah mana pun bisa memicu likuidasi miliaran dolar. Situasi ini menciptakan efek powder keg, pasar menjadi sangat sensitif terhadap berita apa pun.”

Baca juga: Analisa Harga BTC Hari Ini: Bitcoin Anjlok 7% di Bawah $100.000

Faktor Makro Mengambil Alih Kendali

Selain likuidasi, tekanan makroekonomi global kini menjadi pengendali utama arah Bitcoin.

Menurut Haonan Li, pendiri Codex, “Likuidasi besar di perdagangan derivatif awal Oktober menjadi pembuka, tapi sekarang sentimen makro yang memegang kendali.”

Pasar aset berisiko, termasuk saham dan kripto, kini tertekan akibat ketidakpastian suku bunga The Fed. Setelah pertemuan terakhir, Ketua Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga pada Desember belum pasti. Kurangnya kejelasan ini membuat investor menahan diri, sehingga Bitcoin kehilangan momentum bullish-nya.

Sementara saham masih mendapat dorongan dari tren AI trade, Bitcoin tidak memiliki katalis serupa, membuat para trader kini bergantung pada analisis teknikal untuk mencari tanda-tanda kapan tekanan jual akan mereda.

Rotasi Aset dan Hilangnya Optimisme Akhir Tahun

Pergerakan harga Bitcoin (BTC/USDT) pada Rabu, 5 November 2025. Sumber: Tokocrypto.

Dilaporkan Business Insider, sebagian analis juga menilai bahwa pergerakan dana antar aset turut memperburuk tekanan di pasar kripto.

“Ketika saham dan Bitcoin mulai turun bersamaan, banyak investor menjual Bitcoin untuk menutup posisi mereka di saham,” jelas Marcus Sturdivant, Managing Member dari The ABC Squared.

Kini, optimisme untuk target harga akhir tahun semakin memudar. Beberapa analis terkenal seperti Tom Lee dan Geoff Kendrick (HSBC) masih menargetkan harga Bitcoin di $200.000, namun dengan kondisi saat ini, dibutuhkan reli lebih dari 100% dalam dua bulan — sesuatu yang tampak sangat sulit.

Ketidakpastian Menyelimuti Pasar Kripto

Dengan ketidakpastian kebijakan suku bunga, tekanan makroekonomi, dan efek trauma dari likuidasi besar-besaran, pasar kripto kini berada di fase penuh kehati-hatian.

“Dengan hambatan perdagangan, ketidakpastian suku bunga, dan potensi dampak government shutdown terhadap data ekonomi, investor tidak punya cukup kepercayaan untuk masuk kembali di level $120.000,” ungkap Guillermo Fernandes, pendiri Blockpliance.

Akankah Bitcoin Bangkit Lagi?

Meskipun saat ini Bitcoin tengah terpuruk, sejarah membuktikan bahwa setiap fase “ketakutan ekstrem” sering kali menjadi awal dari pemulihan besar. Namun kali ini, dengan tekanan makro dan fundamental yang lebih kompleks, pemulihan mungkin tidak akan datang secepat yang diharapkan.

Satu hal yang pasti — bear market Bitcoin kali ini menjadi pengingat bahwa euforia pasar bisa berbalik arah dengan cepat, bahkan untuk aset kripto terbesar di dunia.

Apakah ini akhir dari reli Bitcoin, atau justru awal dari fase akumulasi baru? Waktu yang akan menjawab.


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut. Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli

Tokocrypto Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Trending

Exit mobile version