Market
Bybit Tetap Kuat Meski Alami Peretasan Terbesar dalam Sejarah Kripto

Bybit baru saja mengalami peretasan besar senilai $1,4 miliar, yang disebut-sebut sebagai pencurian kripto terbesar dalam sejarah.
Meski begitu, Bybit tetap mempertahankan cadangan yang melebihi kewajibannya, menurut data dari DefiLlama.
Dampak Peretasan terhadap Bybit
Dilaporkan Cointelegraph, serangan yang terjadi pada 21 Februari ini mengakibatkan pencurian lebih dari $1,4 miliar dalam bentuk Ether yang dipertaruhkan (staked Ether), Mantle Staked ETH (mETH), serta berbagai token ERC-20 lainnya.
Setelah insiden tersebut, nilai total aset Bybit mengalami penurunan drastis lebih dari $5,3 miliar, termasuk dana yang hilang akibat peretasan.
Namun, di tengah krisis ini, laporan dari auditor independen Proof-of-Reserve (PoR), Hacken, menegaskan bahwa cadangan Bybit tetap lebih besar dibanding kewajibannya. Dalam sebuah unggahan di X pada 21 Februari, Hacken menyatakan bahwa dana pengguna tetap terjamin sepenuhnya.
Respon Cepat Bybit dan Dukungan Industri
Bybit berhasil menangani lebih dari 350.000 permintaan penarikan dalam waktu 10 jam, dengan 99,9% transaksi terselesaikan pada pukul 1:45 pagi UTC. CEO Bybit, Ben Zhou, mengungkapkan dalam unggahannya di X pada 22 Februari bahwa timnya bekerja tanpa henti untuk menjaga semua layanan tetap berjalan.
Tak hanya itu, berbagai bursa kripto lainnya turut membantu Bybit dengan memberikan transfer darurat, di antaranya Binance dengan 50.000 Ether, Bitget dengan 40.000 Ether, dan Du Jun (pendiri HTX Group) dengan 10.000 Ether.
Siapa di Balik Serangan Ini?
Para analis keamanan blockchain, termasuk Arkham Intelligence dan detektif on-chain ZachXBT, melacak bahwa peretasan ini kemungkinan dilakukan oleh Lazarus Group, kelompok peretas yang berafiliasi dengan Korea Utara. Lazarus Group sebelumnya juga dikaitkan dengan serangan terhadap jaringan Ronin senilai $600 juta.
Meir Dolev, salah satu pendiri dan CTO Cyvers, menyebut bahwa metode yang digunakan dalam peretasan ini mirip dengan insiden pada WazirX ($230 juta) dan Radiant Capital ($58 juta).
Para peretas berhasil menipu penanda tangan dompet dingin multisig Ethereum Bybit untuk menyetujui perubahan logika kontrak pintar yang berbahaya, sehingga memungkinkan mereka menguasai dompet dan mentransfer dana ke alamat yang tidak diketahui.
Peringatan bagi Industri Kripto
Serangan terhadap Bybit ini menjadi pengingat bahwa bahkan platform perdagangan kripto terbesar dengan langkah-langkah keamanan ketat pun masih rentan terhadap ancaman siber. Sepanjang 2024, peretas yang diduga dari Korea Utara juga telah melakukan serangan terhadap DMM Bitcoin ($305 juta), Upbit ($50 juta), Radiant Capital ($50 juta), dan Rain Management ($16 juta).
Otoritas Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan telah mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam aktivitas peretasan yang diduga digunakan untuk mendanai program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Bahkan, pemerintah Korea Selatan telah memberikan sanksi kepada 15 warga Korea Utara yang diduga terlibat dalam pencurian aset kripto ini.
Meski menghadapi tantangan besar, Bybit menunjukkan ketahanan luar biasa dalam menjaga operasionalnya tetap berjalan dan memastikan keamanan dana penggunanya. Namun, insiden ini juga menjadi peringatan bagi seluruh industri kripto untuk terus meningkatkan sistem keamanan mereka agar tidak menjadi korban serangan berikutnya.
Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.
Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.