Market
Eropa Tolak Euro Digital: Apakah Perjuangan ECB Sia-Sia?
Bank Sentral Eropa (ECB) menghadapi tantangan besar dalam meyakinkan masyarakat Eropa untuk mengadopsi euro digital.
Berdasarkan studi terbaru yang dilaporkan oleh Cryptopolitan yang melibatkan 19.000 responden di 11 negara zona euro, ditemukan bahwa masyarakat masih sangat skeptis terhadap penggunaan mata uang digital bank sentral (CBDC).
Ketika diminta untuk mendistribusikan €10.000 (USD 10.844 / Rp 177 juta) secara hipotetis di berbagai aset, sebagian besar responden lebih memilih uang tunai, rekening bank, dan tabungan dibandingkan euro digital.
Kurangnya daya tarik euro digital menunjukkan bahwa ECB perlu mengembangkan strategi distribusi yang kuat untuk meningkatkan adopsi.
Studi ini juga menyoroti bahwa kesadaran masyarakat terhadap euro digital masih rendah.
ECB menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana meyakinkan masyarakat akan nilai tambah dari euro digital.
Tawarkan Solusi untuk Masalah yang Tidak Ada
ECB berargumen bahwa euro digital diperlukan untuk mendigitalkan infrastruktur keuangan Eropa dan memastikan kedaulatan moneter. Namun, masyarakat Eropa tampaknya tidak merasakan urgensi ini.
Berbeda dengan Tiongkok, di mana pembayaran digital telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, atau negara-negara dengan ketidakstabilan keuangan yang tinggi, sistem pembayaran di zona euro sudah berjalan dengan baik melalui kombinasi uang tunai dan metode digital.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika masyarakat diberikan informasi lebih lanjut mengenai euro digital melalui video edukatif, respons mereka cenderung lebih positif.
Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan: jika euro digital benar-benar memberikan manfaat lebih, mengapa adopsinya tidak terjadi secara alami?
Meningkatnya Penolakan terhadap CBDC
Skeptisisme terhadap euro digital mencerminkan tren global dalam menolak CBDC. Di Amerika Serikat (AS), penolakan terhadap mata uang digital bank sentral semakin meningkat.
Anggota Kongres AS, Tom Emmer, menyebut CBDC sebagai ancaman terhadap kebebasan finansial karena dapat membuka peluang bagi pengawasan pemerintah yang berlebihan.
Bahkan, AS telah memperkenalkan Undang-Undang Anti-Surveilans CBDC yang bertujuan untuk melarang pemerintah menerbitkan mata uang digital.
Gelombang skeptisisme ini berpotensi mempengaruhi sentimen masyarakat Eropa, yang semakin ragu dengan inisiatif ECB.
Apakah Argumen untuk Euro Digital Semakin Melemah?
Meskipun mendapat banyak penolakan, beberapa pejabat keuangan tetap mendukung euro digital.
Stephan Leithner, CEO Deutsche Börse, menyatakan bahwa euro digital diperlukan untuk memperkuat otonomi ekonomi Eropa di masa depan.
Namun, argumen ini lebih menarik bagi pembuat kebijakan dibandingkan masyarakat umum.
Tanpa insentif nyata bagi konsumen, sulit bagi ECB untuk mengubah preferensi masyarakat yang sudah nyaman dengan sistem pembayaran yang ada saat ini.
Bisakah ECB Membalikkan Keadaan?
Indikasi saat ini menunjukkan bahwa masyarakat Eropa masih enggan mengadopsi euro digital.
Dengan meningkatnya penolakan terhadap CBDC secara global, ECB menghadapi dilema besar.
Jika ECB ingin menghindari kegagalan, mereka harus lebih dulu menjawab pertanyaan mendasar: apakah Eropa benar-benar membutuhkan euro digital?
Tanpa jawaban yang meyakinkan, euro digital bisa saja menjadi inovasi yang gagal karena tidak memiliki solusi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.
Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.