Altcoin News
Harga Ethereum Terjebak di Bawah $2.2K, Cek Fakta Berikut!
Ethereum (ETH) mengalami kenaikan harga sebesar 14,2% setelah pulih dari level support $2,000 (Rp 32,6 juta) pada 4 Maret.
Namun, harga Ethereum kesulitan untuk menembus angka $2.200 (Rp 35,8 juta) dan tertinggal 11% dibandingkan dengan pasar kripto secara keseluruhan dalam dua minggu terakhir.
Hal ini disebabkan beberapa faktor utama yang menjadi penghambat Ethereum untuk kembali bullish. Berikut faktor utama yang menjadi penghambat Ethereum untuk kembali bullish.
Daftar Isi
Aktivitas Onchain yang Melemah
Cointelegraph melaporkan pada Kamis (6/3) bahwa salah satu penyebab utama stagnasi harga Ethereum adalah menurunnya aktivitas onchain.
Data menunjukkan volume transaksi di beberapa platform utama berbasis Ethereum mengalami penurunan signifikan.
Misalnya, Curve Finance mengalami penurunan aktivitas hingga 49%, sementara Pendle mencatat penurunan sebesar 16% dalam periode yang sama.
Penurunan Total Value Locked (TVL)
Total Value Locked (TVL) Ethereum turun 13% dalam dua minggu terakhir menjadi $50,8 miliar.
Penurunan ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap Ethereum sebagai ekosistem DeFi sedang melemah.
Sebagai perbandingan, TVL BNB Chain hanya turun 8% di periode yang sama, meskipun dengan nilai yang jauh lebih kecil sebesar $5,1 miliar.
Kekhawatiran terhadap Emisi ETH
Penurunan aktivitas transaksi juga menyebabkan penurunan biaya transaksi rata-rata Ethereum hingga di bawah $1 untuk pertama kalinya sejak Juli 2020.
Meskipun biaya transaksi yang lebih rendah dapat meningkatkan adopsi, tapi kondisi yang sama juga menunjukkan lemahnya permintaan jaringan.
Ditambah lagi, mekanisme burn ETH yang diperkenalkan melalui EIP-1559 tidak cukup untuk menyeimbangkan peningkatan pasokan akibat ekspansi solusi layer-2.
Outflow dari Spot ETF Ethereum
Dalam kurun waktu 19 Februari hingga 4 Maret 2025, ETF Ethereum mengalami outflow bersih sebesar $336 juta.
Nilai tersebut mencerminkan bahwa minat institusional terhadap ETH semakin menurun, terutama dengan adanya spekulasi bahwa Solana (SOL) bisa mendapatkan persetujuan ETF di AS.
Saat ini, hanya Bitcoin dan Ethereum yang memiliki status tersebut, namun dominasi ETH dalam ETF tampaknya mulai tergerus.
Tantangan dari Regulasi dan Kebijakan AS
Ethereum juga menghadapi ketidakpastian dari sisi regulasi. Pada 7 Maret nanti, Gedung Putih akan mengadakan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan kripto untuk membahas kebijakan aset digital strategis di bawah pemerintahan Donald Trump.
Laporan menyebutkan bahwa Bitcoin mungkin akan diberikan status khusus, sementara peluang Ethereum untuk mendapatkan pengakuan serupa masih dipertanyakan.
Ethereum menghadapi tantangan besar untuk kembali menguat di atas $2.200. Melemahnya aktivitas onchain, penurunan TVL, peningkatan pasokan ETH, serta spekulasi terkait regulasi dan ETF menjadi faktor utama yang menghambat pertumbuhan harga ETH.
Dengan kondisi ini, investor masih menunggu langkah selanjutnya dari jaringan Ethereum, terutama dalam hal peningkatan ekosistem dan adopsi teknologi baru.
Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.
Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.