Market Analysis
Simak Penjelasan Mengenai Indikator Lagging dalam Trading!
Sebelum melakukan trading, penting bagi Anda untuk memiliki persiapan yang matang terutama dalam pemahaman dan penggunaan indikator teknis, salah satunya adalah indikator lagging. Ingin tahu lebih dalam mengenai penjelasan serta bedanya dengan indikator leading? Nah, berikut informasi lebih lengkapnya!
Daftar Isi
Pengertian Indikator Lagging dan Bedanya dengan Indikator Leading
Indikator lagging adalah indikator dalam trading yang digunakan untuk mengonfirmasi suatu harga yang benar-benar terbentuk berkat pergerakan pola yang sudah terjadi di masa lalu. Sesuai dengan namanya, indikator ini seakan “memperlambat” harga aset saat ini dan digunakan setelah pergerakan harga tertentu telah terjadi.
Dalam trading, indikator terbagi menjadi dua yaitu lagging dan leading. Terdapat perbedaan yang mendasar antara indikator lagging dan leading. Indikator lagging digunakan untuk melihat bagaimana harga saat ini terbentuk dengan memperhatikan pergerakan pasar yang sudah terjadi. Sementara, indikator leading digunakan untuk memprediksi arah harga di masa depan.
Indikator lagging sangat berguna pada saat pasar sedang dalam keadaan trending. Pasalnya, indikator lagging akan lebih mudah mengirim sinyal buy maupun sell pada trader saat keadaan trending. Berkat indikator lagging yang digunakan dengan benar, para trader bisa merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan.
3 Indikator Lagging yang Sering Digunakan
Cukup banyak trader yang menggunakan lebih dari satu indikator lagging. Selain sinyal menjadi bisa lebih terkonfirmasi, indikator tersebut dapat lebih membantu mengasah kemampuan analisis teknikal trader. Terdapat 3 contoh indikator lagging yang populer di kalangan trader, yaitu:
-
Moving Average
Indikator yang satu ini menjadi pilihan utama para trader, karena penggunaannya yang mudah dan sederhana. Moving Average merupakan indikator yang menghitung rata-rata harga aset yang sedang diperdagangkan dalam satu periode waktu tertentu. Panjang Moving Average yang paling umum digunakan adalah 9, 20, 50, 100, dan 200 MA.
Dengan Moving Average, Anda melihat pergerakan rata-rata berdasarkan periode waktu. Misalnya, jika Anda melihat 20 MA dalam periode harian, maka Anda sedang melihat rata-rata dari harga penutupan dalam 20 hari terakhir. Jika Anda mengubah periode menjadi per 5-menit atau 10-menit, maka penafsirannya akan berubah mengikuti periode yang dipilih.
Moving Average juga bersifat sebagai garis support dan resistance. Di saat pasar sedang mengalami peningkatan (uptrend), garis MA akan berada di bawah pergerakan harga. Sebaliknya, garis MA akan berada di atas pergerakan harga saat pasar sedang menurun (downtrend).
-
Bollinger Bands
Bollinger Bands adalah indikator yang terdiri dari 3 garis, yaitu garis tengah (standard moving average), kemudian garis atas dan garis bawah sebagai standar deviasi. Umumnya, garis atas dan bawah dijadikan sebagai support dan resistance. Standar ukuran garis tengah yang biasa digunakan adalah 20 SMA yang setara dengan 20 hari terakhir.
Sudah menjadi rahasia umum di kalangan trader yang menggunakan Bollinger Bands bahwa jika harga saat ini mendekat ke garis atas, maka menandakan pasar yang sedang overbought. Begitu pula sebaliknya, jika semakin mendekati garis bawah, maka menandakan pasar yang oversold.
Bollinger Bands merupakan indikator yang bergantung pada volatilitas harga suatu aset. Saat volatilitas semakin meningkat, garis atas dan bawah akan semakin membesar. Sebaliknya, jika volatilitas melemah atau bahkan kondisi pasar tidak bergairah, garis atas dan bawah akan semakin merapat.
-
Moving Average Convergence Divergence
Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah indikator tren dan momentum yang terdiri dari garis MACD dan garis sinyal. Sesuai dengan namanya, MACD berbasis Moving Average yang digunakan trader dalam melihat sinyal masuk atau keluar. Garis MACD dibentuk dengan perhitungan selisih dua harga penutupan, dengan satuan yang disebut EMA.
Umumnya, periode waktu yang digunakan untuk garis MACD adalah 12 dan 26 EMA, sedangkan garis sinyal adalah 9 EMA. Trader akan diberi tanda berdasarkan letak dari garis MACD dan garis sinyal. Jika garis MACD memotong garis sinyal ke bawah, maka tergolong sinyal jual. Sebaliknya, jika ke atas, maka tergolong sinyal beli.
Indikator ini menjadi alat yang bisa mengukur seberapa cepat pergerakan harga terjadi. Dengan demikian, para trader yang menggunakan MACD akan terbantu dalam memeriksa perubahan harga yang terjadi secara cepat.
Kelebihan dan Kekurangan Indikator Lagging
Indikator lagging sendiri banyak dipilih oleh trader, termasuk yang masih pemula dalam membantu aktivitas trading. Dengan indikator lagging, para trader menggunakan nilai rata-rata jangka pendek sebagai konfirmasi untuk melakukan pembelian, dikarenakan adanya peningkatan pada momentum.
Kelebihan lain dari indikator lagging adalah dapat mengurangi kemungkinan trader memperoleh sinyal maupun breakout palsu. Selain itu, karena berdasar pada pergerakan harga yang telah terjadi, hasil yang diberikan oleh indikator ini juga cenderung akurat. Indikator ini sangat cocok bagi para trader pemula yang masih awam dengan dunia trading aset kripto.
Walaupun banyak kelebihannya, indikator lagging juga memiliki beberapa kekurangan. Di antaranya adalah pergerakan trader yang lebih mudah ditebak dan dapat terjadi secara cepat, sehingga trader lain yang kalah cepat menjadi terlambat masuk ke pasar.
Selain pergerakan trader, pergerakan harga juga menjadi penyebab keterlambatan sinyal masuk yang diterima oleh trader dikarenakan indikator lagging baru bisa digunakan setelah terjadi pergerakan harga. Tak heran, banyak trader yang kehilangan momentumnya dalam mengantongi sejumlah cuan dikarenakan terlambat menerima sinyal.
Di samping kekurangannya, indikator lagging masih menjadi pilihan banyak trader dalam melakukan trading karena penggunaannya yang cenderung sederhana. Oh iya, sebagai trader, penting bagi Anda untuk selalu memperkaya pengetahuan trading, tentunya dengan mengunjungi website Tokonews dan media sosial Tokocrypto di Instagram maupun Twitter.
Salam To The Moon!