Bitcoin News
Investor Bersiap Lonjakan Akumulasi Bitcoin Menjelang Rilis Data CPI AS
Investor kripto semakin aktif mengakumulasi Bitcoin seiring dengan meningkatnya antisipasi terhadap rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang akan datang. Aksi akumulasi ini dipimpin oleh pemegang dompet besar, yang memperlihatkan kepercayaan kuat terhadap potensi jangka panjang Bitcoin.
Kepercayaan Baru Investor Tercermin dalam Data On-Chain
Laporan dari Glassnode menunjukkan peningkatan signifikan dalam akumulasi Bitcoin di kalangan investor, terutama setelah pasar kripto mengalami aksi jual pada minggu lalu. Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, data on-chain menunjukkan bahwa banyak investor lebih memilih untuk menyimpan aset digital mereka, terutama Bitcoin. Perubahan ini paling jelas terlihat di kalangan pemegang dompet besar, yang sering kali diasosiasikan dengan investor institusional.
Sejak mencapai puncaknya pada bulan Maret, Bitcoin telah mengalami periode distribusi pasokan yang berkepanjangan. Namun, tren ini mulai berbalik, khususnya di antara pemegang dompet terbesar. Skor Tren Akumulasi (ATS) menunjukkan perilaku akumulasi yang kembali dominan, dengan angka mencapai nilai tertinggi sebesar 1,0 dalam sebulan terakhir.
Pemegang jangka panjang (LTH) memegang peran kunci selama masa-masa ini. Setelah periode divestasi besar-besaran, mereka kini kembali memilih untuk menyimpan aset mereka. Data terbaru menunjukkan lebih dari 374.000 BTC telah bermigrasi ke status LTH dalam tiga bulan terakhir. Analis dari Glassnode menyimpulkan, “Investor kini lebih cenderung untuk mempertahankan koin mereka daripada menjualnya.”
Harapan Pemangkasan Suku Bunga
Baca juga: 3 Alasan Harga Bitcoin Mencapai $100.000 pada 2025
BeInCrypto melaporkan bahwa pekan lalu pasar kripto mengalami volatilitas tajam, dengan likuidasi yang mencapai $1,06 miliar dalam 24 jam. Penurunan ini dikaitkan dengan data ekonomi AS yang lemah dan risiko geopolitik. Namun, Bitcoin bersama mata uang kripto lainnya menunjukkan pemulihan yang kuat pada hari berikutnya, dengan Bitcoin diperdagangkan pada harga $60.806, naik 2,5% dalam 24 jam terakhir.
Para analis memprediksi bahwa pemangkasan suku bunga yang diantisipasi oleh Federal Reserve akan mempertahankan momentum kenaikan pasar. QCP Capital menyoroti bahwa inflasi memiliki dampak yang semakin berkurang terhadap Bitcoin, dengan fokus sekarang bergeser pada potensi pemangkasan suku bunga.
Analis dari 10x Research menambahkan bahwa harga Bitcoin sering kali bergerak seiring dengan tren inflasi, di mana aset ini cenderung menguat saat inflasi menurun. Namun, rilis terbaru CPI menunjukkan bahwa pola ini mungkin tidak selalu berulang.
Meskipun volatilitas jangka pendek tetap ada, prospek jangka panjang untuk Bitcoin tetap positif. Selain pemangkasan suku bunga, aliran dana ke produk ETF Bitcoin dan dukungan regulasi diperkirakan akan menjadi pendorong utama bagi tren kenaikan harga Bitcoin.
Menurut Juan Leon, ahli strategi investasi senior di Bitwise, “Prospek Bitcoin dalam 12 bulan ke depan sangat optimis. Dengan arus masuk yang kuat ke ETF Bitcoin, kejelasan regulasi, dan pemangkasan suku bunga, Bitcoin dapat menjadi aset lindung nilai jangka panjang yang unggul.”
Sejak Januari, arus masuk ke ETF Bitcoin telah melampaui $17 miliar, yang berkontribusi pada kenaikan harga Bitcoin di awal tahun ini. Dengan dukungan dari lembaga keuangan besar seperti Morgan Stanley dan kemajuan dalam undang-undang ramah kripto di AS, adopsi lebih lanjut dan apresiasi harga Bitcoin tampaknya semakin mungkin terjadi.
Pastikan kamu hanya melakukan investasi dan trading kripto di platform terpercaya, seperti Tokocrypto. Dengan berbagai fitur yang mumpuni serta ekosistem yang luas, trading kripto jadi lebih mudah.
DISCLAIMER: Setiap keputusan investasi adalah tanggung jawab pribadi Anda. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Tokocrypto tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi Anda.