Crypto

Jumlah Perempuan pada Bidang Crypto dan Blockchain Meningkat Pesat di 2020

Published

on

Kepercayaan luas mengatakan sektor cryptocurrency dan blockchain hampir secara eksklusif didominasi oleh laki-laki. Namun, sebuah laporan yang dirilis oleh CoinMarketCap pada 30 April 2020 lalu mengatakan sebaliknya. Menurut analis tersebut, jumlah perempuan di industri cryptocurrency meningkat 43,24% pada kuartal pertama 2020.

Berikut perincian faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap pertumbuhan rekor ini dan mengapa jumlahnya bervariasi dari satu daerah ke daerah lain.

Perempuan Berinvestasi Lebih Banyak dalam Bitcoin

Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Desember 2019 lalu oleh sebuah operator pendanaan Bitcoin (BTC), Grayscale menunjukkan 43% investor yang tertarik pada Bitcoin adalah perempuan – naik dari 13% dari tahun sebelumnya – dan jumlah ini terus bertumbuh dengan aktif hingga saat ini.

Ketika kondisi keuangan global semakin menyesakkan, banyak orang mulai berinvestasi dalam real estat, emas, dan mata uang digital. Dengan asumsi bahwa perempuan cenderung lebih pesimis daripada laki-laki tentang ekonomi global, kepercayaan mereka pada mata uang digital justru meningkat secara signifikan pada tahun 2020. Dengan demikian, banyak perempuan menemukan tempat yang aman dengan aset digital ini.

Berbeda dengan yang lain, cryptocurrency menjadi investasi yang menjanjikan. Pengusaha Blockchain Nisa Amoils menunjukan ada peluang investasi yang menarik dari pasar sebagai salah satu alasan utama di balik meningkatnya minat perempuan terhadap uang digital, seperti dilansir dari Cointelegraph, ia mengatakan:

“Perempuan bisa mendapatkan lebih banyak pendapatan melalui perdagangan, investasi, dan pengeluaran virtual dengan Bitcoin. Serta token economy dapat mendemokan akses ke modal melalui, misalnya, penawaran token keamanan.”

Banyak platform perdagangan telah melihat peningkatan permintaan cryptocurrency. Sebagai contoh, pada bulan Maret lalu, pertukaran mata uang digital Coinbase mencatat lonjakan simpanan yang dibuat oleh penduduk AS dalam jumlah $ 1200, ukuran yang sama persis dengan cek stimulus virus korona yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat.

Pada saat yang sama, Bitcoin telah berlipat ganda nilainya selama dua bulan terakhir, hal ini ditambah dengan peristiwa halving yang terakhir, yang telah menyebabkan kehebohan di seputar industri cryptocurrency. Di sini, perempuan sama kompetennya dengan laki-laki. Secara khusus, menurut Grayscale, 49,8% perempuan memperkirakan emisi terbatas Bitcoin akan mengarah pada pertumbuhan harganya di masa depan.

Baca juga: 43 Persen Perempuan di AS Tertarik dengan Bitcoin

Trading Crypto Bukan “Klub untuk Laki-laki”

Pertumbuhan harga Bitcoin serta daya tarik investasi uang digital secara umum telah berkontribusi pada peningkatan jumlah perempuan dalam pertukaran mata uang kripto ini. Misalnya saja, seperti yang dilansir Cointelegraph pertukaran cryptocurrency Bithumb Global melaporkan bahwa perusahaannya mengalami pertumbuhan 30% dalam jumlah pengguna perempuan pada tahun 2020. Wakil presidennya Vincent Poon menjelaskan perempuan saat ini menggunakan uang digital untuk lindung nilai dana mereka, meskipun tidak semua berdagang secara proaktif:

“Saya pikir perempuan biasanya kurang terlihat ketika dikaitkan dengan investasi Bitcoin karena mengacu pada bagian teknisnya dan volatilitas Bitcoin. Saya pikir mereka hanya mencoba untuk mendiversifikasi atau melindungi portofolio mereka dan mulai melihat Bitcoin sebagai investasi alternatif karena hilangnya kepercayaan mereka pada sekuritas atau ekonomi tradisional lain secara keseluruhan selama pandemi ini. Lebih banyak perempuan membuka akun tetapi belum mengikuti aktivitas berdagang. Mereka sedang dalam tahap menjelajah.”

Cointelegraph menemumkan jumlah pengguna perempuan telah bertumbuh antara 22% hingga 160% di sebagian besar pertukaran crypto teratas sejak awal tahun. Khususnya, pada pertukaran aset digital CEX.io dan EXMO yang melihat peningkatan yang sama dalam jumlah pengguna perempuan seperti pada Bithumb Global.

Alexander Kravets, CEO CEX.io, berbagi statistik terbaru, “Sebagai bagian dari basis pengguna kami secara keseluruhan, CEX.IO telah melihat pertumbuhan 26,86% dari segmen pengguna wanita dari Q1 ke Q2 2020.” Maria Stankevich, kepala pengembangan bisnis di EXMO, mengatakan kepada Cointelegraph bahwa pertumbuhan terbesar terjadi pada jumlah perempuan yang berusia antara 18-24 dan 35-44 tahun. Ia juga menambahkan:

“Kami memperhatikan terkadang anggota keluarga trader VIP lainnya mulai melakukan trading. Mungkin hal itu terkait juga dengan fakta, keinginan mereka dalam mendapatkan beberapa keterampilan baru.”

Baca Juga: Likuiditas Kunci Bagi Kemajuan Pasar Crypto

CoinCorner, pertukaran crypto yang berbasis di Inggris mengungkapkan pangsa perempuan di dalam pasar di antara penggunanya sekarang mencapai 14,7%, dengan peningkatan sebesar 47% dalam jumlah pendaftaran perempuan yang terjadi pada Kuartal Pertama 2020. Joanne Goldy, spesialis pemasaran di CoinCorner, memberikan komentar terkait hal tersebut, “Dalam lima tahun pertama di CoinCorner, kami melihat minat yang terbatas dari khalayak perempuan, tetapi pendaftaran perlahan terus naik dari 10% menjadi 14% selama periode tersebut.”

Sementara itu, OKCoin melaporkan gelombang masuk pengguna perempuan yang lebih tinggi pada layanannya. Hong Fang, CEO dari pertukaran tersebut, mengatakan bahwa ada peningkatan sekitar 80% dalam lalu lintas pengguna perempuan pada Kuartal Pertama 2020, dengan 50% dari pengguna perempuan ini menjadi pengguna baru jaringan. Dia menambahkan bahwa 40% dari mereka berusia sekitar 25 hingga 34 tahun.

Jika melihat peningkatan yang sangat, itu ada pada Bitfinex. Pertukaran tersebut berhasil mencatat rekor tingkat pertumbuhan pengguna perempuan baru mencapai 162% hanya sepanjang tahun ini saja. Joe Morgan, manajer hubungan masyarakat senior bursa, mengatakan

“Pertumbuhan ini jelas menunjukkan minat yang meningkat pada aset digital di kalangan perempuan. Alasan mengapa perempuan memilih untuk membuat akun pada platform Bitfinex, mungkin ini dapat dikaitkan dengan sifat bisnis yang beragam dan juga inklusif. ”

Cryptocurrency Menjadi Mudah Digunakan

Pengadopsian teknologi blockchain dan cryptocurrency yang lambat tetapi stabil juga dapat berkontribusi pada meningkatnya jumlah perempuan yang ingin terlibat langsung dengan inovasi ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pada bulan Maret, platform keuangan 2gether mengungkapkan 23% pengguna aplikasi mereka adalah perempuan berusia antara 26 hingga 45 tahun dengan berbagai profesi misalnya akuntan, pengacara, dan ekonom. Seperti yang ditunjukkan dalam laporan, pengguna perempuan saat ini menggunakan cryptocurrency dengan cara yang sama seperti mereka menggunakan uang fiat.

Selain itu, Terra sebuah operator pembayaran crypto lainnya menunjukkan sebuah laporan bahwa 74% penggunanya adalah perempuan berusia akhir 30-an dan awal 40-an yang membayar dengan aset digital untuk misalnya pakaian, kopi, dan barang sehari-hari lainnya. Statistik juga menunjukkan, tidak hanya perempuan yang berusia milenial dan geek tetapi juga mereka yang tidak memiliki keahlian teknis atau pengetahuan dasar mulai menggunakan cryptocurrency.

Faktor Geografis

Data CoinMarketCap menunjukkan keterlibatan perempuan dalam industri kripto juga dapat bergantung pada faktor geografis. Sebagai contoh, jumlah pengguna cryptocurrency di AS dan Eropa, daerah yang tingkat permintaannya tinggi pada uang digital, meningkat sebesar 50% sejak awal tahun. Tren ini juga telah dibuktikan oleh statistik yang dirilis oleh 2gether, mengungkapkan bahwa perempuan Eropa yang menggunakan mata uang digital sebagian besar adalah kaum milenial dan Gen Xers yang berusia antara 26 hingga 45 tahun.

Pada saat yang sama, menurut CoinMarketCap beberapa negara menunjukkan peningkatan lebih dari 100% pada jumlah pengguna crypto perempuan. Di Eropa misalnya Yunani paling menonjol dengan rekor pertumbuhan hingga 163,67%. Nikolaos Kostopoulos, petugas adopsi pasar dan kemitraan di Harmony, mencatat faktor ekonomi dan tenaga kerja sebagai alasan utama di balik meningkatnya jumlah perempuan di pasar crypto Yunani, mengatakan:

“Ekonomi Yunani menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang stabil (pasca krisis pandemi), sementara pasar lowongan kerja juga berkembang. Gelombang baru profesional muda ini secara aktif mencari media-media yang dapat mengidentifikasi sebuah investasi alternatif. […] Demikian pula, blockchain adalah salah satu bidang dengan permintaan tinggi, selaras juga dengan perusahaan konsultan dan TI. Industri TI Yunani juga mengalami kenaikan jumlah perempuan yang aktif bergabung, dengan tren yang juga sama pada institusi di bidang teknik.”

Untuk jumlah perempuan-perempuan yang sudah bergabung pada ruang crypto, ada Rumania dengan 125,09% yang menyusul Yunani, diikuti juga oleh Portugal dengan 89,95%, Ukraina dengan 86,68% dan Republik Ceko dengan 85,6%. Di beberapa negara ini, pertumbuhan dapat dikaitkan dengan faktor ekonomi seperti produk domestik bruto yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi, sementara pembangunan aktif di sektor IT juga merupakan pendorong utama pada negara-negara lain.

Alyona Karpinskaya, CEO dan pendiri agensi hubungan masyarakat PR-Blockchain yang berbasis di Ukraina menyatakan adanya peningkatan tajam dalam minat pengguna perempuan di Ukraina dalam cryptocurrency dapat dikaitkan dengan peningkatan jumlah perusahaan IT dan perempuan yang berlatar belakang pendidikan teknologi di negara tersebut. “Menurut data tahun 2019, jumlah perempuan yang bekerja di sektor TI Ukraina meningkat sebesar 62% dibandingkan dengan 2017,” ujarnya. Ia juga menambahkan, krisis finansial global juga bisa menjadi kontribusi terhadap arus ini.

“Karena pandemi COVID-19 dan karantina global, lebih dari 53% perusahaan IT Ukraina kehilangan pelanggan, yang akan menyebabkan kerugian finansial yang signifikan dan kebutuhan spesialis untuk mencari peluang keuangan alternatif.”

Dalam hal pengguna crypto perempuan-perempuan di negara-negara Asia, seperti Indonesia menunjukkan kemajuan terbesar, dengan peningkatan 88,92% dalam jumlah pengguna perempuan yang tertarik pada uang digital. Lalu di Korea Selatan, negara yang membuat langkah besar menuju legalisasi kripto, pengguna perempuan pada tahun 2020 dilaporkan menghabiskan lebih banyak crypto untuk berbelanja daripada penggunaan sebelumnya.

Baca juga: 9 Negara ini Menunjukkan Tingkat Minat yang Besar pada Cryptocurrency

Sementara itu, di Amerika Latin, Argentina tampaknya menjadi negara yang membuat langkah terbesar dalam keterlibatan perempuan di industri teknologi digital ini, dengan peningkatan sebesar 98% dalam jumlah pemegang cryptocurrency perempuan. Walter Salama, pendiri dan kepala operasi perusahaan pertambangan BitPatagonia yang berbasis di Argentina, mencatat semakin banyak perempuan Argentina yang terlibat dalam sektor TI sebagai salah satu alasan di balik lonjakan ini:

“Argentina berada di posisi yang luar biasa mengenai kewirausahaan di dunia dan juga rasio unicorn berdasarkan negara. Perempuan dari generasi ini (yang berusia 65+) menjadi pemimpin di banyak bdiang usaha. (…) Terkait dengan ekosistem Blockchain dan Cryptocurrency, di Argentina sendiri ada banyak perempuan yang berinvestasi dalam proyek dan pengadopsian awal Bitcoin. “

Dua negara Amerika Latin lainnya menunjukkan peningkatan terbesar terkait jumlah pengguna perempuan di industri crypto adalah Kolombia dengan 82,03% dan Venezuela dengan 80,23%. Alasan di balik pertumbuhan ini kemungkinan adalah inflasi tinggi, pembatasan transaksi valuta asing dan kurangnya kepercayaan masyarakat lokal terhadap mata uang nasional.

Pada saat yang sama, Afrika dan Cina menunjukkan tren negatif terkait jumlah perempuan yang tertarik pada cryptocurrency, catatan terakhir melaporkan adanya penurunan yang signifikan dalam tingkat pertumbuhan pengguna perempuan pada tahun 2020. Analis menghubungkan hal ini dengan pandemi virus corona dan sikap negatif pemerintah Tiongkok terhadap uang digital.

Contoh Sukses Perempuan dan Kesetaraan Gender

Di dunia cryptocurrency, ada lebih banyak perempuan yang tidak hanya trading menggunakan uang digital tetapi juga memasuki peran yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki, misalnya menjadi seorang analis, pengembang dan pemimpin perusahaan. Pada saat yang sama, statistik menunjukkan perusahaan-perusahaan blockchain yang didirikan oleh perempuan dapat bersaing secara handal dengan yang dijalankan oleh laki-laki.

Perusahaan crypto besar seperti Bancor dan Binance adalah contoh nyata akan hal ini. Perusahaan-perusahaan ini sebelumnya didirikan oleh Galia Benartzi dan keduanya memiliki lebih dari 40% hingga 50% karyawan perempuan. Pertukaran crypto lainnya, Huobi yang memiliki lebih dari 1.300 karyawan, menunjuk Ciara Sun sebagai eksekutif wanita pertama perusahaan.

Semakin banyak perwakilan perempuan datang ke pasar crypto mengikuti contoh sukses perempuan lainnya, menurut Hong Fang dari OKCoin. Dia berkata: “Kami melihat lebih banyak pendiri startup dan pemimpin perempuan memasuki industri crypto. Tentu ini berdampak positif untuk menarik lebih banyak pengguna perempuan pada platform crypto. ”

Semakin banyak peserta dan pembicara perempuan di konferensi crypto adalah bukti nyata akan hal ini. Christophe Ozcan, penyelenggara KTT Blockchain Paris, mengatakan jumlah wanita yang berpartisipasi dalam konferensi meningkat dua kali lipat selama setahun terakhir:

“Kami telah menunjukkan pada acara kami sebelumnya di Paris Blockchain Summit peserta perempuan tumbuh sebesar 56% dan 22% lainnya sebagai Pembicara. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan edisi pertama kami pada 2018.”

Ozcan juga menambahkan, usia rata-rata peserta perempuan ada dikisaran 33 tahun, hal ini berarti peserta yang lebih dewasa lebih tertarik pada cryptocurrency. Tren ini juga dikonfirmasi oleh Eman Pulis, CEO Malta AI & Blockchain Summit, yang mencatat tingkat ketidaksetaraan jender yang rendah di sektor cryptocurrency: “Partisipasi perempuan pada semua tingkatan pada Emerging Tech membuat berita yang sangat menggembirakan, baik dalam hal kuantitas dan kualitas, delegasi yang terlibat dan para pembicara memberi sebuah pencerahan (terkait hal ini).”

Alyona Karpinskaya setuju, berkurangnya diskriminasi gender juga merupakan faktor pendorong pertumbuhan jumlah perempuan yang terlibat dalam kegiatan mata uang kripto. Oleh karena itu, tahun 2020 ini tampaknya dapat menjadi tahun untuk pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender lebih dari tahun-tahun sebelumnya. Jarred Thomas, manajer operasi di pertukaran cryptocurrency OKEx, membagikan pendapatnya:

“Selama beberapa tahun terakhir, lebih banyak perempuan melangkah di ruang crypto. Terlebih lagi, mereka menunjukkan keunikan, kreativitas, dan kepemimpinan mereka dalam crypto melalui kontribusi luar biasa mereka kepada industri ini.”

Namun, pertanyaannya tetap untuk menggambarkan semua ini adalah Akankah perempuan yang baru saja memasuki pasar cryptocurrency secara efektif ikut berpartisipasi pada ruang ini? Hsin-Ju Chuang dari Dystopia Labs mendidik orang-orang mengenai blockchain, menjelaskan alasan mengapa lonjakan jumlah perempuan di industri ini tidak selalu berarti mereka akan menjadi pengguna kripto profesional. Chuang juga mencatat pentingnya pemberian pengetahuan lebih lanjut mengenai hal-hal terkait:

“Sekarang ada lebih banyak perempuan pada puncak menara, apakah sebuah organisasi pendidikan mampu (dan secara aktif berusaha) menjangkau mereka, mendidik, dan membawa mereka lebih dalam ke angkasa? Atau bisa dikatakan mengubah mereka dari yang hanya spekulan menjadi peserta jaringan yang aktif? “

Sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular

Exit mobile version