Academy

Kenapa Harga Ethereum Naik-Turun? Ini Penjelasan Simpelnya

Published

on

Ethereum (ETH) sering dianggap sebagai salah satu aset kripto paling populer. Tapi kenapa harga Ethereum masih bisa naik dan turun?

Artikel ini akan membedah faktor-faktor utama yang memengaruhi harga Ethereum secara simpel dan mudah dipahami. Mulai dari hukum supply & demand, sentimen pasar, aktivitas jaringan, hingga faktor makroekonomi seperti suku bunga.

Hukum Permintaan dan Penawaran

Seperti aset pada umumnya, harga ETH juga ditentukan oleh hukum supply & demand.

Apa maksudnya?

Demand (Permintaan) Meningkat → Harga Naik

Ketika minat terhadap ETH meningkat, misalnya karena ada berita terkait regulasi yang positif, atau pembaruan jaringan— maka akan lebih banyak orang ingin membeli ETH. 

Mirip seperti prinsip ketika barang langka menjadi incaran banyak orang: semakin diburu, semakin mahal.

Supply (Penawaran) Tinggi → Harga Turun

Sebaliknya, ketika lebih banyak investor yang menawarkan (menjual) ETH daripada membeli— baik itu karena panic selling, profit taking, atau berita negatif terkait industri kripto, maka jumlah ETH yang tersedia di pasar akan semakin banyak dan tidak lagi langka. 

Sehingga, harga mengalami penurunan karena pembeli akan menawar dengan harga lebih rendah ketika banyak pilihan penjual di pasar.

Baca juga: Apa Jadinya Jika Beli ETH Setiap Bulan Selama 5 Tahun?

Sentimen Pasar

Harga Ethereum sangat dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan para investor secara kolektif.

Apa maksudnya?

Harga ETH bukan hanya soal angka, chart, atau data teknikal. Ia juga dipengaruhi oleh apa yang dirasakan dan dipercayai oleh para investor dan trader dalam suatu periode waktu.

Sentimen Pasar Bullish

Saat investor merasa optimis, misalnya karena berita persetujuan ETF, maka investor akan cenderung membeli dan menyimpan ETH dengan harapan ketika berita ini benar-benar terjadi mereka telah masuk lebih dahulu.

Dengan dilakukan secara kolektif, hal ini pada akhirnya membuat permintaan terhadap ETH meningkat dan membuat harga naik.

Fear, Uncertainty, and Doubt (FUD)

Ketika pasar diliputi ketakutan, banyak investor menjual ETH karena takut kerugian lebih lanjut. Sehingga menciptakan lonjakan suplai, tekanan jual, dan mengakibatkan penurunan harga.

Secara tidak langsung, sentimen yang ada di pasar ini bisa diartikan sebagai narasi yang viral.

Meskipun FUD dapat menekan harga dan memicu kepanikan, bagi sebagian investor, kondisi ini justru membuka peluang. Untuk merespon dinamika pasar seperti ini, memiliki akses ke platform yang memungkinkan kamu bertindak cepat tanpa terbebani biaya trading adalah sebuah keuntungan besar.

[Mulai beli/jual Ethereum tanpa biaya trading di sini]

Bitcoin Dominance (BTC.D)

Bitcoin adalah pionir dan benchmark utama di dunia kripto. Karena itu, pergerakannya sering menjadi indikator bagi investor terhadap pasar kripto secara keseluruhan.

Bitcoin Dominance (BTC.D) = metrik yang menunjukkan persentase market cap Bitcoin dibandingkan total market cap seluruh aset kripto.

BTC.D Naik → ETH Sideways atau Turun

Hal ini terjadi karena ketika BTC.D naik, Bitcoin menjadi semakin dominan dan investor lebih banyak mengalokasikan dana ke BTC dibanding altcoin seperti ETH.

BTC.D Turun → ETH Naik

ETH sering kali mendapat momentum kenaikan ketika BTC.D melemah, hal ini disebabkan karena uang yang ada di pasar kripto mulai tersebar dari yang sebelumnya terkonsentrasi di Bitcoin.

Lalu bagaimana jika Bitcoin sedang dalam posisi uptrend?

Biasanya ETH akan bergerak mengikuti arah Bitcoin, jadi ketika BTC mengalami kenaikan… ETH juga biasanya akan mengalami kenaikan. Nah, besar atau kecil kenaikan ETH dibanding dengan kenaikan BTC ini tergantung seberapa besar BTC.D— Semakin besar BTC.D maka kenaikan ETH biasanya akan lebih kecil dari pada BTC, begitu juga sebaliknya.

Baca juga: Cara Mudah Implementasi AI Trading dengan ChatGPT dan Incite AI untuk Pemula atau gabung Telegram Official Tokocrypto untuk diskusi analisa sinyal harian bersama trader lain.

Indikator Teknikal

Indikator teknikal bisa jadi salah satu cara untuk merefleksikan bagaimana mayoritas investor mengambil keputusan.

Meski pun dapat berpengaruh terhadap pergerakan harga dalam beberapa kesempatan, indikator teknikal tidak menyebabkan harga naik atau turun.

Tapi ketika banyak trader melihat sinyal yang sama, misalnya golden cross, dan para investor dan pelaku pasar  ini membuat reaksi yang sama bisa terjadi:

  • Indikator sinyal bullish → mendorong harga naik
  • Indikator sinyal bearish → menekan harga turun

Efeknya mirip seperti narasi kolektif: indikator menjadi alat komunikasi tak langsung antar trader. 

Baca juga: Harga ETH Hari Ini Menurut Logarithmic Regression Bands: Apa Artinya?

Faktor Makroekonomi

Seperti saham, pasar kripto juga terpengaruh oleh kondisi ekonomi global. Kenaikan suku bunga, penurunan suku bunga, hingga ketidakpastian geopolitik bisa membuat mempengaruhi keputusan para investor.

Kenaikan Suku Bunga

Ketika bank sentral seperti The Fed menaikkan suku bunga, maka:

  • Investor cenderung mengalihkan dana ke aset yang lebih aman dan berisiko rendah
  • Likuiditas di pasar menurun
  • Kripto, termasuk ETH, mendapat tekanan jual karena dianggap volatil

Efeknya: permintaan ETH melemah → harga bisa turun. 

Penurunan Suku Bunga

Sebaliknya, ketika suku bunga diturunkan, maka:

  • Investor cenderung keluar dari aset aman dan mencari imbal hasil lebih tinggi
  • Likuiditas di pasar meningkat karena biaya pinjaman lebih murah
  • Kripto, termasuk ETH, jadi lebih menarik karena potensi return yang tinggi

Efeknya: permintaan terhadap ETH naik → harga berpotensi menguat

Ketidakpastian Geopolitik

Situasi seperti konflik internasional atau krisis diplomatik berdampak pada sentimen global dan membuat investor menjadi defensif dan menarik dana dari pasar berisiko seperti pasar kripto— memindahkannya pada aset yang lebih “aman” seperti emas. Membuat Harga ETH melemah.

Baca juga: Apa Itu FOMC Calendar? Panduan Investor Memahami Jadwal dan Pernyataan FOMC

Aktivitas Jaringan

Jika kamu menganggap Ethereum hanya sebagai aset spekulatif, maka kamu salah besar. Ethereum sebenarnya adalah mesin penggerak ekosistem Web3. Di balik fluktuasi harga ETH, tersembunyi dinamika aktivitas on-chain seperti DeFi, NFT, dan smart contracts yang berperan besar dalam membentuk permintaan.

Pengaruh Ethereum sebagai Bahan Bakar Ekosistem

ETH digunakan sebagai aset untuk membayar biaya transaksi (gas fee) setiap aktivitas yang ada di jaringan blockchain Ethereum— Termasuk token berbasis Ethereum dan NFT. Dengan semakin tingginya aktivitas di ekosistem ETH, maka ketika aktivitas jaringan meningkat, permintaan ETH juga ikut naik.

Sebaliknya, ketika aktivitas on-chain melemah biasanya berujung pada penurunan permintaan ETH.

Baca juga: Tips Deteksi Pergerakan Whale Lewat Volume dan Aktivitas Dompet

Kesimpulan

Sekarang kamu sudah tahu kan, kalau naik dan turunnya harga Ethereum bukan sekadar faktor spekulatif belaka? Di balik pergerakan ETH, ada peran supply & demand, sentimen pasar, dominasi Bitcoin, kondisi ekonomi global, hingga aktivitas jaringan.

Dengan memahami faktor-faktor ini, kamu bisa melihat ETH bukan hanya sebagai aset digital, tapi juga sebagai bagian dari ekosistem. Jadi, daripada sekedar menebak harga, yuk mulai belajar cara membaca pasar dengan lebih bijak dan strategi yang terukur.


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. 

Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.

Konten ini hanya bersifat informasi, bukan ajakan menjual atau membeli.

Popular

Exit mobile version