Blockchain

Ketika Lembaga Pemerintahan Indonesia Melirik Pengembangan Metaverse

Published

on

Metaverse, menjadi topik hangat yang menarik perhatian khalayak dalam beberapa waktu belakangan ini. Teknologi dunia virtual tersebut digadang-gadang punya banyak manfaat tak terbatas, sehingga menjadi tujuan pengembangan banyak pihak, salah satunya pemerintah Indonesia.

Baru-baru ini, Kementerian Dalam Negeri membuat layanan bernama Konsultasi Virtual Otonomi Daerah (Kovi Otda) berbasis metaverse guna menekan potensi korupsi di lingkungan pemerintah daerah. Dengan layanan itu, pemerintah daerah bisa berkonsultasi dengan pemerintah pusat melalui dunia.

“Kita launching sebuah inovasi untuk melayani Pemda seputar konsultasi otonomi daerah berbasis virtual dengan teknologi metaverse atau 3D animasi. Jadi nanti Pemda akan bertemu saya dan pejabat lainnya untuk konsultasi dalam bentuk animasi 3 dimensi. Jadi kami akan bawa pemda dalam ruang animasi,” kata Dirjen Otonomi Daerah, Kemendagri Akmal Malik dalam keterangannya dikutip Rabu (28/4).

Layanan Kemendagri berbasis metaverse itu bisa diakses melalui www.kovi.otda.kemendagri.go.id. Kemendagri juga akan memberikan akun khusus kepada pemda untuk mengakses layanan tersebut. Nantinya, pemda berkonsultasi dengan pemerintah pusat melalui tampilan tiga dimensi. Pemda bisa berkonsultasi tanpa harus datang ke Jakarta.

Ilustrasi Ketika lembaga pemerintahan Indonesia melirik pengembangan metaverse. Foto: Pusat Penerangan Kemendagri.

Baca juga: Tokocrypto Market Signal 27 April 2022: Pasar kripto Babak Belur di Zona Merah

Indonesia Punya Peluang Besar dalam Pengembangan Metaverse Dunia

Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Johnny G. Plate, menyakini Indonesia berpeluang besar dalam pengembangan metaverse dunia karena memiliki keunggulan nilai-nilai luhur bangsa dan kearifan lokal. Pembangunan metaverse dianggap sebagai suatu langkah solid dalam upaya kolaboratif untuk memajukan Indonesia di panggung dunia.

“Metaverse Indonesia telah mulai terbentuk dari sektor yang ekosistem user-nya paling adaptif untuk mengadopsi inovasi digital. Hal ini pun akan terus berevolusi dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” kata Johnny dalam siaran pers Kominfo.

Lebih lanjut, Johnny meyakini diperkirakan pembangunan metaverse ini membutuhkan waktu cukup lama dan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2024. Kaitannya dengan hal tersebut, WIR Group didaulat menjadi pelaksana tugas untuk mengembangkan platform tersebut.

Ilustrasi Ketika lembaga pemerintahan Indonesia melirik pengembangan metaverse. Foto: Pusat Penerangan Kemendagri.

Baca juga: Daftar Aset Kripto yang Paling Banyak Dipegang Orang Indonesia

WIR Group sebagai salah satu perusahaan teknologi perangkat lunak metaverse asal Indonesia akan memperkenalkan prototipe Metaverse Indonesia pada perhelatan Presidensi G20 Indonesia 2022 ini. Dalam kolaborasi ini WIR Group akan mengajak perusahaan global Meta dan Microsoft sebagai pengembang perangkat keras seperti kacamata augmented dan virtual reality.

Chief Executive Officer (CEO) WIR Group, Michael Budi, menjelaskan rencana kolaborasi pemerintah-swasta dan antar perusahaan ini diharapkan dapat merintis metaverse versi Indonesia yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia di era digital.

“Sebab, adanya dukungan dari pemerintah yang dilakukan secara masif akan sangat berpengaruh terhadap pengembang berbagai sektor kehidupan. Dalam waktu yang relatif cepat, visi pengembangan sektor teknologi metaverse secara pesat di Indonesia dapat terwujud,” ujarnya.

Metaverse dan Kaitannya dengan Aset Kripto, NFT serta Blockchain

Bicara metaverse, tak bisa lepas dari peranan penting blockchain, aset kripto hingga NFT. Pengembangan metaverse dengan teknologi blockchain diyakini akan konsep dunia virtual yang sebenarnya.

Ilustrasi token kripto dan dunia Metaverse.

Baca juga: Korea Selatan Investasikan Rp 2,6 Triliun Ambisi Jadi Raja Metaverse

Co-Founder & Chariman VCGamers, Wafa Taftazani, menjelaskan metaverse merupakan konsep kolaboratif yang menggabungkan interaksi manusia dengan avatar serta berbagai produk dan layanan antara dunia nyata dengan dunia digital tanpa batas, di mana semua bisa berlangsung secara simultan dan paralel di dalam jaringan blokchain.

“Metaverse pada dasarnya adalah menggabung NFT, crypto asset, blockchain, Smart Contract di dalam satu lingkungan virtual. Metaverse itu kolektif seperti menjadi seperti dunia nyata, tapi terjadi di dalam blockchain. Jadi orang bertransaksi dengan crypto asset, tanah dan bangunan virtual jadi NFT, semua transaksi tercatat di blockchain,” ujar Wafa dikutip CNBC Indonesia.

Metaverse memiliki potensi yang besar untuk masyarakat bisa berinteraksi, bekerja, belajar dan berkarya. Tentu saja butuh waktu untuk mengembangkan dunia virtual yang optimal dan bisa digunakan oleh semua orang.

Popular

Exit mobile version