Connect with us

Academy

Lima Pendekatan Manajemen Risiko yang Esensial

Published

on

Lima Pendekatan Manajemen Risiko yang Esensial. Sumber; Binance Academy.

Manajemen risiko adalah elemen kunci dalam dunia investasi dan perdagangan yang berkelanjutan. Dalam berbagai cara, manajemen risiko dapat secara signifikan mengurangi risiko keseluruhan portofolio Anda. Misalnya, strategi dapat melibatkan diversifikasi investasi, penggunaan instrumen lindung nilai terhadap peristiwa finansial, atau penerapan order stop-loss dan take-profit yang sederhana.

Pendahuluan

Upaya meminimalkan risiko adalah prioritas utama bagi sebagian besar investor dan pedagang. Meskipun beberapa mungkin memiliki tingkat toleransi risiko yang tinggi, tetap saja penting untuk mempertimbangkan risiko investasi terhadap potensi hasilnya. Manajemen risiko adalah lebih dari sekadar pemilihan investasi yang memiliki risiko rendah. Ini melibatkan sejumlah alat komprehensif untuk mengembangkan strategi yang sesuai, yang dapat diakses oleh pemula.

Apa yang Dimaksud dengan Manajemen Risiko?

Manajemen risiko melibatkan pengenalan dan evaluasi risiko finansial yang terkait dengan investasi Anda, dengan tujuan untuk meminimalkannya. Setelahnya, investor mengimplementasikan strategi manajemen risiko untuk mengelola eksposur risiko dalam portofolio mereka. Langkah pertama yang penting adalah menilai eksposur Anda saat ini, lalu merancang strategi dan rencana berdasarkan penilaian tersebut.

Strategi manajemen risiko merupakan perencanaan dan tindakan strategis yang diterapkan oleh pedagang dan investor setelah mereka mengidentifikasi risiko dalam investasi. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi risiko dan dapat mencakup berbagai aktivitas finansial, termasuk asuransi terhadap kerugian dan diversifikasi portofolio ke berbagai kelas aset.

Selain praktik manajemen risiko yang aktif, pemahaman dasar tentang perencanaan manajemen risiko juga diperlukan. Ada empat metode perencanaan utama yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum menerapkan strategi manajemen risiko tertentu, karena pilihan metode akan memandu Anda menuju strategi yang sesuai.

Empat Metode Perencanaan Manajemen Risiko Utama

  1. Penerimaan: Memutuskan untuk menanggung risiko dalam sebuah aset tanpa mengeluarkan dana tambahan untuk melindunginya, karena potensi kerugiannya dianggap tidak signifikan.
  2. Pemindahan: Mengalihkan risiko investasi ke pihak ketiga dengan biaya tertentu.
  3. Penghindaran: Tidak berinvestasi dalam aset yang memiliki potensi risiko yang tidak dapat diterima.
  4. Pengurangan: Mengurangi potensi dampak finansial dari investasi berisiko dengan melakukan diversifikasi portofolio. Diversifikasi bisa dilakukan dalam kelas aset yang sama atau melibatkan berbagai industri dan aset.

Mengapa Strategi Manajemen Risiko Penting dalam Kripto?

Sudah umum diketahui bahwa di antara berbagai jenis aset, kripto merupakan salah satu yang paling berisiko. Harganya sangat volatil, proyek kripto dapat mengalami kebangkrutan dalam semalam, dan teknologi blockchain yang mendasarinya bisa sangat kompleks bagi pemula.

Dengan tingkat perubahan yang cepat dalam kripto, penting untuk menerapkan praktik dan strategi manajemen risiko yang efektif untuk meminimalkan eksposur terhadap risiko potensial. Tindakan ini juga menjadi kunci untuk menjadi seorang pedagang yang sukses dan bertanggung jawab.

Advertisement

Lanjutkan membaca untuk memahami lima strategi manajemen risiko yang dapat memperkuat portofolio kripto Anda.

Strategi #1: Aturan 1% Dalam Praktek

Aturan 1% adalah strategi manajemen risiko yang sederhana namun efektif. Dalam aturan ini, Anda memutuskan untuk tidak mengalokasikan lebih dari 1% dari total modal Anda untuk satu investasi atau perdagangan tertentu. Misalnya, jika Anda memiliki modal $10.000 untuk berinvestasi dan ingin mengikuti aturan 1%, ada beberapa cara untuk melakukannya.

Anda dapat membeli bitcoin (BTC) senilai $10.000 dan kemudian mengatur order stop-loss atau stop-limit untuk menjualnya jika harga turun menjadi $9.900. Dalam skenario ini, Anda membatasi kerugian maksimal sebesar 1% dari total modal investasi, yaitu $100.

Alternatifnya, Anda bisa membeli ether (ETH) senilai $100 tanpa mengatur order stop-loss, karena risiko yang mungkin Anda alami hanya sebesar 1% dari total modal jika harga ETH jatuh ke nol. Aturan 1% memengaruhi bukan ukuran investasi, melainkan jumlah maksimum yang Anda bersedia rugi dalam satu investasi.

Aturan 1% menjadi sangat penting dalam dunia kripto yang dikenal dengan volatilitasnya. Pedagang seringkali tergoda oleh peluang besar dan dapat menempatkan terlalu banyak modal dalam satu investasi, yang bisa berakibat pada kerugian besar ketika pasar bergerak tidak sesuai harapan.

Strategi #2: Order Stop-Loss dan Take-Profit

Order stop-loss menentukan harga tertentu untuk menutup posisi aset. Harga stop tersebut biasanya ditempatkan di bawah harga saat ini. Jika harga turun dan mencapai level stop, order ini akan dieksekusi otomatis, membantu melindungi Anda dari kerugian lebih lanjut. Sementara itu, order take-profit mengatur harga di mana Anda ingin menutup posisi untuk mengamankan laba dalam jumlah tertentu.

Order stop-loss dan take-profit membantu Anda mengelola risiko dalam dua cara. Pertama, Anda dapat mengatur mereka sebelumnya, dan mereka akan dieksekusi secara otomatis tanpa perlu pemantauan 24/7. Strategi ini memungkinkan Anda untuk menetapkan batasan realistis untuk kerugian dan keuntungan yang ingin Anda capai.

Advertisement

Penting untuk mengatur batasan ini sebelumnya daripada mengambil tindakan reaktif saat pasar sangat volatil. Meskipun take-profit order mungkin terdengar sebagai bagian dari manajemen risiko, Anda harus mengingat bahwa semakin lama Anda menunggu untuk mengambil laba, semakin besar risiko bahwa pasar dapat berbalik sementara Anda menunggu kenaikan lebih lanjut.

Strategi #3: Diversifikasi dan Lindung Nilai (Hedging)

Diversifikasi portofolio adalah salah satu alat paling fundamental untuk mengurangi risiko investasi secara keseluruhan. Dalam portofolio yang terdiversifikasi, alokasi dana tidak terlalu besar dalam satu aset atau kelas aset tertentu, yang dapat menghindari kerugian besar yang mungkin timbul dari perubahan nilai satu aset atau kelas aset.

Lindung nilai (hedging) adalah strategi yang sedikit lebih kompleks untuk melindungi keuntungan atau mengurangi kerugian dengan mengambil posisi dalam aset lain yang berkorelasi berlawanan. Biasanya, aset tersebut akan memiliki hubungan invers dengan aset yang sedang Anda lindung nilai. Diversifikasi dapat dianggap sebagai salah satu bentuk lindung nilai, tetapi contoh paling umum dari lindung nilai adalah kontrak berjangka (futures).

Kontrak berjangka memungkinkan Anda untuk mengunci harga aset pada tanggal tertentu di masa depan. Misalnya, jika Anda yakin bahwa harga bitcoin akan turun, Anda bisa membuka kontrak berjangka untuk menjual BTC seharga $20.000 dalam tiga bulan. Jika harga bitcoin benar-benar turun menjadi $15.000 tiga bulan kemudian, Anda akan mendapatkan keuntungan dari posisi futures tersebut.

Perlu diingat bahwa kontrak berjangka diselesaikan secara finansial, artinya Anda tidak perlu mengirim aset fisik. Dalam situasi ini, pihak yang berlawanan dalam kontrak akan membayar Anda sebesar selisih antara harga pasar saat ini dan harga berjangka, dalam hal ini $5.000, yang mewakili perbedaan harga.

Seperti yang telah dibahas, dunia kripto memiliki tingkat volatilitas yang tinggi. Namun, masih ada peluang untuk melakukan diversifikasi dalam kelas aset ini dan menggunakan strategi lindung nilai. Diversifikasi dalam kripto jauh lebih penting daripada dalam pasar keuangan tradisional yang kurang volatile.

Strategi #4: Siapkan Strategi Keluar

Memiliki strategi keluar adalah metode sederhana namun sangat efektif untuk mengurangi risiko kerugian besar. Dengan mengikuti rencana yang telah Anda susun, Anda dapat dengan mudah mengambil keuntungan atau membatasi kerugian pada titik tertentu.

Advertisement

Investor sering kali terjebak dalam euforia saat meraih keuntungan atau terlalu teguh memegang mata uang kripto meskipun harga sedang turun. Mengikuti dorongan emosi, maksimalisme aset, atau pandangan umum di komunitas perdagangan dapat mengaburkan pengambilan keputusan yang bijak.

Salah satu cara untuk berhasil menerapkan strategi keluar adalah dengan menggunakan order limit. Anda dapat mengatur order ini untuk secara otomatis mengambil laba atau menetapkan kerugian maksimum pada tingkat tertentu.

Strategi #5: Lakukan Penelitian Sendiri (DYOR)

DYOR (Do Your Own Research) adalah strategi pengurangan risiko yang mendasar bagi setiap investor. Di era internet, penelitian menjadi sangat mudah untuk dilakukan. Sebelum berinvestasi dalam suatu token, koin, proyek, atau aset lainnya, Anda harus melakukan evaluasi yang cermat. Anda perlu memeriksa informasi penting tentang proyek tersebut, seperti whitepaper, tokenomics, kemitraan, roadmap, komunitas, dan aspek fundamental lainnya.

Namun, informasi yang salah bisa menyebar dengan cepat, dan siapa pun dapat menyampaikan opini sebagai fakta. Saat melakukan penelitian, penting untuk memeriksa sumber informasi dan konteks penyajiannya. Shilling (endorsement) merupakan praktik umum di dunia kripto, di mana proyek atau investor dapat menyebarkan berita palsu, bias, atau promosi yang dapat membuatnya terlihat lebih baik daripada yang sebenarnya.

Kesimpulan

Dengan memahami dan menerapkan kelima strategi manajemen risiko ini, Anda akan memiliki sejumlah alat yang efektif untuk membantu mengurangi risiko dalam portofolio kripto Anda. Menerapkan pendekatan yang mencakup sebagian besar area ini dapat membantu Anda berinvestasi secara lebih bertanggung jawab. Di sisi lain, masih ada potensi untuk merancang rencana manajemen risiko dengan strategi yang lebih kompleks sesuai dengan kebutuhan Anda.


Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai aset kripto atau cryptocurrency, bisa baca artikel “Belajar Crypto untuk Pemula Mulai Dari Sini.”

Sumber: Binance Academy

Advertisement

Popular