Connect with us

Academy

Manfaat Blockchain untuk Internet of Things (IoT)

Published

on

Manfaat Blockchain untuk Internet of Things (IoT). Sumber: Binance Academy.

Dalam era yang terus berkembang di dunia digital, pernikahan antara teknologi blockchain dan Internet of Things (IoT) telah menciptakan dampak luar biasa di berbagai sektor industri. Pemanfaatan blockchain dalam konteks IoT telah membuka peluang bagi solusi inovatif yang mampu mengatasi tantangan dalam hal keamanan, otentikasi, dan integritas data yang sering kali muncul dalam lingkungan yang saling terhubung.

Dalam tulisan ini, kami akan merinci dengan lebih mendalam bagaimana teknologi blockchain memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap kemajuan IoT, sambil mengungkapkan beragam aplikasi yang luas di berbagai sektor, mulai dari rantai pasok hingga konsep kota pintar. Dengan memahami bagaimana keduanya saling melengkapi, kita dapat menggali potensi besar yang akan membentuk masa depan konektivitas dan keamanan di dalam ekosistem yang semakin terhubung.

Pengertian Internet of Things (IoT)

Seiring berkembangnya Revolusi Digital sejak tahun 1950-an, berbagai teknologi terobosan telah lahir. Awalnya terbatas pada sejumlah individu, sektor ini kini telah tumbuh pesat, memungkinkan teknologi yang unik tersebar dan diakses secara luas.

Perkembangan berbagai jenis perangkat inovatif, seperti chip RFID, sensor, dan konektivitas internet, telah melahirkan konsep yang dikenal sebagai Internet of Things (IoT). Teknologi IoT menjadi tonggak penting dalam Era Komputasi, yang memungkinkan perangkat selain komputer untuk terhubung dengan internet.

Perjalanan Sejarah IoT

Konsep IoT pertama kali muncul di Massachusetts Institute of Technology (MIT), ketika para mahasiswa menggunakan sensor murah untuk memantau dan mengisi ulang mesin penjual minuman Coca-Cola. Kemudian, pada tahun 1994, Reza Raji menerbitkan sebuah artikel jurnal yang memperkenalkan konsep pengiriman data untuk mengotomatisasi rumah dan pabrik.

Pada tahun 1990-an, Microsoft dan perusahaan lain mulai bereksperimen dengan ide serupa. Dari tahun 2002 ke atas, media mulai membahas terobosan yang dihadirkan oleh IoT, seperti penggunaan perangkat pintar yang saling terhubung untuk memantau informasi sistem. Meskipun begitu, tahun 2008 dianggap sebagai titik awal industri IoT, ketika jumlah perangkat elektronik yang terhubung dengan internet melebihi jumlah manusia.

Bagaimana IoT Bekerja?

Teknologi IoT pada dasarnya melibatkan koneksi antara berbagai perangkat fisik dan objek. Ini biasanya melibatkan jaringan sensor dan perangkat non-komputer yang berkomunikasi dengan komputer dan/atau perangkat lain melalui internet.

Contoh penggunaannya mencakup termostat pintar, sensor detak jantung, pengirim air, dan sistem keamanan rumah. Inovasi di bidang teknologi IoT memungkinkan pelacakan jarak jauh, pengendalian, otomatisasi, dan pemantauan status berbagai perangkat dan sensor, yang dapat diterapkan dalam rumah pintar dan kendaraan otonom.

IoT untuk Penggunaan Pribadi dan Lokalisasi

Teknologi Internet of Things (IoT) memiliki sejumlah aplikasi yang bermanfaat dalam konteks penggunaan pribadi dan lokalisasi. Contoh umum melibatkan konsep otomatisasi rumah, di mana beragam perangkat digunakan untuk memantau dan mengontrol penggunaan lampu, pengatur suhu ruangan seperti pendingin udara dan pemanas, serta sistem keamanan.

Perangkat-perangkat tersebut dapat terhubung dengan alat pribadi lain, seperti jam tangan pintar (smartwatch) dan smartphone, atau bahkan ke dalam hub pusat perangkat cerdas yang dirancang untuk mengintegrasikan berbagai produk cerdas rumah, termasuk TV pintar dan kulkas pintar.

Rumah otomatis juga membawa potensi besar dalam meningkatkan kualitas hidup para lanjut usia dan individu dengan keterbatasan melalui penyediaan teknologi pendukung. Ini sangat berarti, terutama bagi mereka dengan keterbatasan penglihatan, pendengaran, atau mobilitas.

Penerapan ini melibatkan penggunaan sensor waktu nyata yang dapat memberi peringatan kepada anggota keluarga jika detak jantung seseorang tidak normal atau jika ada kecelakaan. Contoh lain mencakup penggunaan kasur pintar yang dapat mendeteksi apakah kasur tersebut sedang digunakan, dan bahkan telah diuji di beberapa rumah sakit untuk melacak pasien yang meninggalkan kasurnya.

IoT untuk Penggunaan Komersial dan Industri

Contoh penerapan IoT dalam lingkup industri mencakup penggunaan sensor untuk memantau kondisi lingkungan, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, dan kualitas udara. Petani pun dapat memanfaatkan perangkat IoT untuk memantau ketersediaan pakan dan air bagi hewan ternak mereka, sementara produsen dapat memonitor ketersediaan stok produk penting dan mengatur mesin untuk melakukan pemesanan otomatis jika stok mendekati batas tertentu.

Tantangan dan Batasan

Meskipun Internet of Things (IoT) membawa inovasi yang mengagumkan, tantangan juga muncul. Salah satunya adalah meningkatnya jumlah perangkat yang harus dihubungkan dan dipantau, tergantung pada koneksi internet yang tersedia. Dalam beberapa kasus, perusahaan dan pemilik rumah mungkin perlu menggunakan beberapa aplikasi yang berbeda untuk memonitor berbagai perangkat, yang dapat membuat penerapan IoT menjadi kompleks dan kurang menarik bagi pengguna potensial.

Beberapa perusahaan, seperti Apple dan Lenovo, telah mengembangkan aplikasi yang memungkinkan kontrol perangkat dalam ekosistem iOS, termasuk melalui perintah suara. Selain itu, ada juga perangkat IoT yang bekerja dengan basis pengontrol sendiri yang tidak memerlukan internet atau Wi-Fi, seperti perangkat Amazon Echo dan SmartThings Hub dari Samsung.

Dengan demikian, IoT bekerja melalui perangkat yang terhubung dengan sensor, yang sering kali terkoneksi dengan internet atau sinyal Wi-Fi, memungkinkan untuk pengontrolan, pemrograman, dan pemantauan secara terpusat.

Mata Uang Digital dalam Era Internet of Things (IoT)

Banyaknya sistem IoT sering kali bergantung pada transaksi finansial berukuran mikro antara objek digital, yang memerlukan perangkat IoT untuk terhubung dalam cara yang memfasilitasi ekonomi machine-to-machine (M2M), yakni pertukaran nilai antar perangkat tanpa campur tangan manusia. Dalam konteks ini, permintaan akan mata uang IoT semakin meningkat, dan mata uang digital menjadi solusi yang ideal.

Awalnya, banyak yang menganggap bahwa teknologi blockchain mungkin menjadi fondasi untuk ekonomi M2M, karena cocok untuk transaksi mikro dan telah digunakan luas dengan mata uang digital. Namun, banyak jaringan blockchain yang terbatas dalam kapasitasnya untuk memproses transaksi per detik (TPS).

Hal ini mengindikasikan bahwa banyak implementasi blockchain berbasis Proof of Work dan Proof of Stake yang ada saat ini, karena keterbatasan skala, tidak mampu menangani transaksi mikro M2M dalam jumlah besar. Namun, perlu diingat bahwa proyek-proyek blockchain banyak yang berusaha mengatasi masalah penskalaan, seperti Bitcoin Lightning Network dan Ethereum Plasma.

IOTA: Internet of Things Application

IOTA (Internet of Things Application) adalah proyek yang menfokuskan solusinya pada IoT dan bertujuan untuk menjadi landasan ekonomi M2M yang akan datang. Ini adalah protokol buku besar terdistribusi yang bersifat open-source. Berbeda dari Bitcoin dan mata uang digital lainnya, IOTA tidak memerlukan penambang untuk memverifikasi transaksi. IOTA tidak berbasis pada jaringan blockchain, melainkan menggunakan tangle, yaitu jaringan transaksi yang saling terhubung.

Tangle adalah jaringan di mana transaksi dapat diverifikasi secara langsung oleh pengguna yang mendahuluinya, setelah menyelesaikan dua transaksi sebelumnya. Batasan transaksi per detik yang dapat diproses secara langsung tergantung pada jumlah pengguna dalam jaringan.

IOTA merupakan mata uang digital yang kompleks dan masih dalam tahap eksperimental, menggunakan arsitektur tangle. Masih ada sejumlah masalah teknis yang harus dipecahkan, dan efisiensi struktur tangle masih harus terbukti. Namun, proyek ini menyajikan konsep inovatif dan menarik. Jika para pengembang berhasil mengatasi keterbatasan yang ada, IOTA memiliki potensi untuk menjadi mata uang yang sesuai untuk ekonomi IoT dan M2M.

Kesimpulan

Internet of Things (IoT) akan memungkinkan otomatisasi, pemantauan, dan pengendalian perangkat dalam skala besar, berpotensi meningkatkan efisiensi dan kualitas hidup di berbagai sektor industri.

Ada peluang besar bagi mata uang digital untuk memainkan peran kunci dalam revolusi IoT, menjadi alat pembayaran untuk transaksi mikro dan M2M. Saat ini, hanya sedikit proyek mata uang digital yang secara khusus ditujukan untuk industri IoT, namun masa depan akan melihat munculnya lebih banyak proyek seiring perkembangan teknologi ini.

Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai aset kripto atau cryptocurrency, bisa baca artikel “Belajar Crypto untuk Pemula Mulai Dari Sini.”

Sumber: Binance Academy Indonesia

Popular