Market
Market Awal Pekan: Kripto Naik Tipis Pasca Penurunan Drastis, Kenapa?
Pergerakan market aset kripto pada Senin (22/8) pagi mulai berbalik arah ke zona hijau. Harga Bitcoin, Ethereum dan aset kripto utama lainnya terpantau melaju tipis, setelah akhir pekan yang berat dengan penurunan drastis.
Melansir data CoinMarketCap pukul 11.00 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar kompak masuk tipis ke zona hijau dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC) yang naik 1,06% ke US$ 21.428 dalam 24 jam terakhir. Nasib sama terjadi pada Ethereum (ETH) melonjak 0,93% ke US$ 1.592 di waktu yang sama.
Sejumlah altcoin lainnya juga naik tipis. Misalnya, nilai Binance Coin (BNB) dan Cardano (ADA) dan Solana (SOL) kompak naik di kisaran 3% dalam 24 jam terakhir di waktu bersamaan. Apa yang terjadi pada pergerakan market pagi ini?
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, menjelaskan pergerakan yang berbalik arah ini terjadi karena investor sudah jenuh melakukan aksi jual dan memicu technical rebound atau sudah mencapai oversold. Investor mulai memilih untuk kembali menyicil akumulasi aset kripto.
“Jika melihat pergerakan sebelumnya ketika kripto ditekan selama akhir pekan oleh penurunan harga yang tajam, karena imbas data inflasi terbaru di negara Eropa dan ketidakpastian makroekonomi yang sedang berlangsung. Melihat gerak market kripto yang mulai masuk zona hijau ini, harus disikapi dengan kehati-hatian, karena masih besar kemungkinan bersifat sementara,” kata Afid.
Baca juga: Bappebti Setop Keluarkan Izin Baru Exchange Kripto di Indonesia
Kenaikan Harga Bersifat Sementara
Afid meyakini kenaikan kripto hanya bersifat sementara, karena sentimen negatif yang menekan laju market kripto, khususnya makroekonomi belum membaik. Seperti, ketakutan dampak inflasi yang tinggi di Inggris dan Jerman.
“Pekan ini, investor kripto bisa menjaga jarak ke market karena menanti pidato Ketua The Fed, Jerome Powell dalam acara tahunan Jackson Hole Economic Symposium yang digelar 25-27 Agustus. Investor masih dibuat bingung oleh sikap The Fed yang ingin memperketat suku bunga acuan atau justru akan membuka peluang pelonggaran,” jelas Afid.
Selain dari sisi makroekonomi, ada sentimen negatif dari ekosistem kripto. Investor mulai khawatir soal rencana platform exchange kripto asal Jepang, Mt. Gox akan mendistribusikan BTC dalam jumlah besar kepada para penggunanya. Hal ini dilakukan sebagai tindakan ganti rugi terhadap hilangnya 850.000 BTC saat aksi peretasan pada 2014 silam.
Baca juga: Kolaborasi Tokocrypto & UNS Surakarta Bangun Pusat Inovasi dan Literasi Blockchain
“Hal ini akan membuat harga BTC ditarik turun karena likuidasi yang tinggi di market, sehingga investor memilih menjual aset kriptonya,” terang Afid.
Menurut Afid, analisa gerak market BTC saat ini terlihat sedang menguji level resistance terdekatnya di area US$ 21.900. “Ada kemungkinan BTC bisa mengalami rebound tipis ke kisaran US$ 22.500, jika mampu menembus level resistance.”
Sementara itu, Ethereum masih menguji level resistance di level US$ 1.693. Apabila rebounce berlanjut target terdekat kenaikan pada level US$ 1.815 bisa tercapai.