Crypto
Mengapa Harga Ethereum Melejit dalam 7 Hari Terakhir?
Ethereum mencatat lonjakan harga signifikan dalam sepekan terakhir, dan analis dari perusahaan investasi Bernstein menilai hal ini disebabkan oleh perubahan cara pandang investor terhadap jaringan Ethereum, serta meningkatnya adopsi blockchain untuk pembayaran dan stablecoin.
Dalam catatan yang dirilis Rabu (15/5), analis Gautam Chhugani, Mahika Sapra, dan Sanskar Chindalia menjelaskan bahwa Ethereum kini mulai dilihat lebih dari sekadar penyimpan nilai. Minat institusional terhadap penggunaan stablecoin lintas batas dan rencana perusahaan seperti Robinhood untuk menyediakan ekuitas tokenisasi melalui jaringan layer-2 berbasis Ethereum turut mendorong optimisme pasar.
“Seiring narasi berkembang menuju adopsi pembayaran berbasis blockchain dan stablecoin oleh institusi, sulit untuk menganggap ETH sebagai aset yang berkinerja buruk,” tulis mereka.
Analisis Ethereum
Selama tujuh hari terakhir, harga ETH melonjak sekitar 42% dan diperdagangkan mendekati $2.600—jauh melampaui kenaikan Bitcoin yang hanya 6%, serta altcoin besar lainnya seperti Solana yang naik 21%. Katalis tambahan datang dari pembaruan teknis Pectra pada Kamis lalu yang meningkatkan efisiensi dan kecepatan Ethereum.
ETH, yang selama sebagian besar tahun 2025 stagnan di kisaran $1.500–$1.700, kini diuntungkan oleh iklim politik AS yang lebih ramah terhadap kripto. Kongres bahkan tengah mempertimbangkan rancangan undang-undang untuk mengatur stablecoin secara lebih komprehensif.
Baca juga: Harga Ethereum Turun ke $2.400: Koreksi Sehat atau Tanda Bahaya?
Dilaporkan Decrypt, Bernstein juga menyoroti langkah-langkah besar seperti peluncuran akun stablecoin oleh Stripe dan akuisisi Bridge, penyedia infrastruktur stablecoin, pada Februari lalu. Sementara itu, Meta dikabarkan kembali menghidupkan proyek stablecoin-nya. Ethereum sendiri memegang sekitar 51% pangsa dari total pasokan stablecoin yang dicetak.
Stablecoin, yakni aset digital yang nilainya dipatok ke mata uang stabil seperti dolar AS, makin dilirik sebagai alat transaksi alternatif di luar sistem perbankan tradisional.
Infrastruktur Robinhood
Dalam hal infrastruktur, Robinhood baru saja mengakuisisi WonderFi senilai $179 juta, dan tengah mengembangkan jaringan layer-2-nya sendiri berbasis Ethereum. Karena jaringan lapis-2 menggunakan ETH untuk membayar gas fee ke jaringan utama, ini turut mendorong permintaan ETH.
“Layer-2 seperti Base pun membayar biaya gas dalam ETH ke layer-1 Ethereum, menjadikannya contoh bagi institusi yang ingin membangun infrastruktur serupa,” ujar Bernstein.
Reli Ethereum dan altcoin lainnya diyakini akan membawa angin segar bagi bursa dan broker kripto, karena minat pedagang ritel kembali tumbuh. Bernstein memperkirakan volume perdagangan akan meningkat pada Mei setelah sempat menurun pada April. Perusahaan seperti Coinbase (COIN) dan Robinhood (HOOD) diprediksi akan ikut meraup manfaat dari momentum ini.
Analis GSR, Carlos Guzman, juga menyatakan bahwa meskipun efek dari kebijakan tarif belum sepenuhnya tercermin dalam data, optimisme pasar terhadap aset berisiko seperti ETH kian menguat berkat perubahan sentimen investor.
Baca juga: Market Cap Ethereum Salip Alibaba, Institusi Beli ETH Senilai $500 Juta
Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.
Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.