Connect with us

Academy

Mengenal Lebih Jauh Garis Tren Dalam Trading Kripto

Published

on

Penjelasan mengenai Garis Tren. Sumber: Binance Academy.

Apakah arti sebenarnya dari garis tren? Dalam ranah pasar keuangan dan dunia trading, garis tren adalah representasi visual dalam sebuah grafik berbentuk diagonal. Garis-garis ini membentuk hubungan antara titik-titik data tertentu, mempermudah pembaca grafik serta para pedagang untuk melacak pergerakan harga dan mengenali tren pasar.

Penguraian tentang Garis Tren

Garis tren menjadi salah satu alat paling dasar dalam analisis teknikal (TA). Penggunaannya tersebar luas di pasar saham, mata uang fiat, derivatif, hingga mata uang kripto. Pada dasarnya, garis tren bertindak seperti level dukungan dan resistensi, namun dibentuk secara diagonal daripada horizontal. Dengan demikian, garis-garis ini bisa memiliki kemiringan positif atau negatif. Secara umum, semakin curam kemiringan garis, semakin kuat pula tren yang terjadi.

Secara umum, garis tren dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama: uptrend (tren naik) dan downtrend (tren turun). Seperti namanya, garis uptrend digambarkan dari titik-titik terendah ke titik yang lebih tinggi dalam grafik. Garis ini menghubungkan dua atau tiga titik terendah, seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini.

Sebaliknya, garis downtrend digambar dari titik yang lebih tinggi ke yang lebih rendah dalam grafik, menghubungkan dua atau lebih titik tertinggi.

Penjelasan tentang Bagaimana Menggunakan Garis Tren

Jadi, apa cara terbaik untuk menggunakan garis tren? Berdasarkan ekstremitas tertinggi dan terendah dalam grafik, garis tren menunjukkan titik di mana harga mungkin mengalami koreksi sesaat dalam tren yang sedang berlangsung, menguji kekuatannya, sebelum akhirnya berbalik sesuai arah tren. Garis tren kemudian dapat diperpanjang untuk memperkirakan level penting di masa depan. Selama garis tren tidak ditembus oleh pergerakan harga, maka garis tersebut dianggap masih berlaku.

Meskipun garis tren umumnya digunakan dalam berbagai jenis data grafik, garis tren biasanya didasarkan pada harga pasar. Ini berarti garis tren juga memberikan wawasan tentang penawaran dan permintaan di pasar. Secara alami, garis tren naik menunjukkan peningkatan daya beli (permintaan lebih tinggi dari penawaran), sementara garis tren turun menunjukkan penurunan harga yang konsisten (penawaran lebih tinggi dari permintaan).

Tetapi, volume perdagangan juga harus dipertimbangkan dalam analisis. Sebagai contoh, jika harga naik tetapi volume perdagangan menurun atau rendah, hal ini bisa memberikan kesan yang salah tentang peningkatan permintaan.

Seperti yang telah disebutkan, garis tren digunakan untuk mengidentifikasi level dukungan dan resistensi, yang merupakan konsep dasar namun penting dalam analisis teknikal. Garis tren naik menandai level dukungan di bawah harga yang kemungkinan besar tidak akan tercapai. Sebaliknya, garis tren turun menyoroti level resistensi di atas di mana harga kemungkinan besar tidak akan melampaui.

Dalam konteks ini, tren pasar dianggap tidak valid jika level dukungan dan resistensi dilanggar, baik itu ke bawah (untuk garis uptrend) maupun ke atas (untuk garis downtrend). Biasanya, ketika level kunci gagal menahan tren, pasar cenderung mengalami perubahan arah.

Advertisement

Namun, analisis teknikal adalah hal yang relatif, dan setiap individu dapat memiliki pendekatan yang berbeda dalam menggambar garis tren. Oleh karena itu, seringkali diperlukan kombinasi dari beberapa teknik TA, serta analisis fundamental, untuk mengurangi risiko.

Menggambar Garis Tren yang Valid

Meskipun secara teknis garis tren hanya memerlukan penghubungan dua titik dalam grafik, banyak pengguna grafik setuju bahwa menggunakan tiga poin atau lebih akan menghasilkan garis tren yang lebih sah. Dalam beberapa kasus, dua titik pertama dapat digunakan untuk menentukan tren potensial, sedangkan titik ketiga (yang diperpanjang kemudian) dapat digunakan untuk menguji validitasnya.

Dengan demikian, ketika harga mencapai garis tren tiga kali atau lebih tanpa melanggar garis tersebut, maka tren tersebut dapat dianggap valid. Pengujian ulang garis tren beberapa kali menunjukkan bahwa tren tersebut bukanlah hasil kebetulan semata akibat fluktuasi harga.

Pengaturan Skala yang Tepat

Selain pemilihan titik yang cukup untuk membuat garis tren yang sah, penting untuk mempertimbangkan pengaturan skala yang tepat saat menggambarnya. Pengaturan skala merupakan salah satu aspek penting dalam pembuatan grafik.

Dalam grafik keuangan, skala mengacu pada cara perubahan harga ditampilkan. Ada dua skala yang umum digunakan: aritmatika dan semi-logaritmik (semi-log). Pada grafik aritmatika, perubahan harga dinyatakan secara merata saat harga bergerak naik atau turun di sumbu Y. Sementara itu, grafik semi-log mengekspresikan variasi dalam persentase.

Misalnya, perubahan harga dari $5 menjadi $10 akan memiliki jarak yang sama pada grafik aritmatika seperti perubahan dari $120 menjadi $125. Namun, pada grafik semi-log, kenaikan 100% ($5 ke $10) akan mengambil bagian yang jauh lebih besar dari grafik dibandingkan dengan kenaikan 4% dari $120 ke $125.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan pengaturan skala saat menggambar garis tren. Setiap jenis grafik akan menghasilkan ekstremitas yang berbeda, yang pada gilirannya juga akan menghasilkan garis tren yang berbeda pula.

Advertisement

Kesimpulan

Secara keseluruhan, garis tren merupakan alat yang berguna dalam analisis teknikal, meskipun penggunaannya tidaklah mudah. Pilihan titik yang digunakan dalam menggambar garis tren akan mempengaruhi sejauh mana garis tersebut mampu menggambarkan tren yang sebenarnya. Hal ini membuat penggunaan garis tren menjadi sedikit subjektif.

Sebagai contoh, beberapa ahli grafik cenderung menggambar garis tren berdasarkan tubuh kandil, sementara yang lain lebih memilih menggunakan tinggi dan rendah sumbu. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menggunakan garis tren bersama dengan alat-alat grafik dan indikator teknikal lainnya. Beberapa contoh indikator TA yang dikenal meliputi Ichimoku Clouds, Bollinger Bands (BB), MACD, Stochastic RSI, RSI, dan moving averages.


Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai aset kripto atau cryptocurrency, bisa baca artikel “Belajar Crypto untuk Pemula Mulai Dari Sini.”

Sumber: Binance Academy

Popular