Dilansir dari CCN, kapitalis ventura Chamath Palihapitiya, yang memproklamasikan dirinya sendiri sebagai “murid” sang miliuner Warren Buffett, mengatakan bahwa bitcoin adalah lindung nilai finansial terbaik terhadap ekonomi dunia yang tidak pasti. Tidak seperti mentornya yang anti-kripto, Buffett, Palihapitiya berpikir bahwa Anda harus membeli bitcoin untuk melindungi diri Anda.

Palihapitiya pertama kali membeli mata uang digital bitcoin beberapa tahun yang lalu ketika harganya US$100. Pada 2013, ia dan rekan-rekannya dari Silicon Valley memiliki 5% dari seluruh jumlah bitcoin. Palihapitiya adalah mantan eksekutif senior di Facebook yang juga pendiri dan CEO Social Capital, perusahaan reksa dana private equity fund yang berbasis di California.

Pada dasarnya, Palihapitiya mengatakan Anda harus berinvestasi dalam bitcoin mengingat prospek ekonomi saat ini yang tidak pasti. Selain itu, ia beralasan, tidak ada ruginya dengan mengalokasikan sebagian kecil portofolio investasi ke dalam kripto.

Palihapitiya bergabung dengan sekumpulan evangelist kripto yang berkembang. Dia mengatakan bahwa meskipun harga bitcoin berubah-ubah (volatilitas), bukan ide yang buruk untuk menutupi diri Anda dengan berinvestasi sedikit di dalamnya.

Argumen Palihapitiya itu serupa dengan argumen yang baru-baru ini dibuat oleh Arthur Hayes, CEO Bitcoin Mercantile Exchange (BitMEX), platform perdagangan derivatif bitcoin terbesar di dunia. Ketika ditanya mengapa seseorang harus membeli kripto, Hayes mengatakan hal itu karena kripto bisa bernilai banyak uang dalam 10 tahun – atau bisa bernilai nol. Jadi Hayes mengakui bahwa berinvestasi dalam bitcoin adalah pertaruhan. Akan tetapi, dia berkata, “Hal itu bisa terbayar mahal, jadi mengapa tidak berinvestasi di dalamnya?”

Pandangan Chamath Palihapitiya tentang kripto sangat berbeda dari “mentornya” Warren Buffett, yang telah secara terang-terangan mengabaikan bitcoin dengan mengatakan bitcoin sebagai “racun tikus yang digandakan.”

Seperti yang dilaporkan CCN, Buffett juga berulang kali merendahkan semua mata uang kripto dengan menyebtunya sebagai perjudian spekulatif yang tidak berharga. Selain itu, dia memperkirakan bahwa kripto pada akhirnya akan berakhir buruk.

Dimitrios Koutmos, asisten profesor keuangan di Worcester Polytechnic Institute di Massachusetts, berbeda pendapat dengan Palihapitiya. Koutmos memperingatkan bahwa bitcoin bukanlah lindung nilai yang efektif terhadap ekonomi yang tidak pasti atau pasar saham yang bergejolak. Dalam laporannya berjudul “Risiko Pasar dan Pengembalian Bitcoin,” Koutmos menyatakan dia membunyikan alarm untuk investor mata uang kripto yang bersemangat dan tidak rasional.

Koutmos menyatakan penelitiannya menunjukkan bahwa harga bitcoin tidak terlepas dari pengaruh eksternal seperti ekonomi umum, pergerakan pasar saham, dan ketidakpastian geopolitik seperti yang diklaim oleh para pendukungnya. “Jadi ketika ekonomi global melambat, membeli kripto sebagai lindung nilai terhadap resesi tidak disarankan,” kata Koutmos.

Bahkan, Dimitrios Koutmos mengatakan risiko berinvestasi dalam bitcoin lebih besar daripada manfaat potensial menggunakannya sebagai jaring pengaman finansial. Koutmos mengamati harga BTC antara Januari 2013 dan September 2017 dan memeriksa sejauh mana mereka dipengaruhi oleh suku bunga jangka pendek, nilai tukar mata uang asing, dan volatilitas yang diharapkan di pasar saham. Ketiga hal tersebut adalah faktor yang sangat mempengaruhi pergerakan Dow Jones dan pasar saham global.

Koutmos menemukan bahwa suku bunga dan ketidakstabilan yang diproyeksikan di pasar saham dan valuta asing adalah penentu penting nilai bitcoin, terutama selama periode ketika pasar kripto kurang stabil. Dengan kata lain faktor-faktor itu, yang dikombinasikan dengan inflasi dan keadaan ekonomi secara umum, memengaruhi harga bitcoin sebanyak mereka memengaruhi aset lainnya.
Oleh karena itu, Koutmos mengklaim bahwa bitcoin bukanlah “kelas aset unik yang perilaku harganya terlepas dari fundamental ekonomi.”