Market
Pasar Kripto dan Bitcoin Kembali Koreksi, Apa Pemicunya?
Pasar kripto, khususnya Bitcoin (BTC), sedang mengalami periode koreksi setelah melonjak mendekati harga US$ 36.000. Perlu dicatat bahwa kenaikan tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh keputusan The Fed untuk menghentikan peningkatan suku bunga dan berita tentang pembelian tambahan Bitcoin oleh MicroStrategy.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan koreksi yang terjadi pada Bitcoin, yang mengakibatkan penurunan harga lebih dari 2%, terjadi menjelang akhir pekan ini. Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor, utamanya penurunan volume perdagangan on-chain yang memicu pertimbangan bagi investor untuk mungkin mengambil keuntungan.
Investor Taking Profit
“Data dari Glassnode menunjukkan bahwa meskipun harga Bitcoin mengalami penurunan, persentase wallet yang saat ini mengalami keuntungan cukup tinggi. Lebih dari 81% pemegang Bitcoin baik jangka pendek maupun jangka panjang saat ini mendapatkan keuntungan,” terang Fyqieh.
Aksi pengambilan untung di awal bulan November ini didukung oleh peningkatan volume penjualan. Kombinasi penurunan volume perdagangan dan jumlah keuntungan investor yang tinggi dapat menyebabkan harga Bitcoin terus turun jika lebih banyak investor dan trader mulai merealisasikan keuntungan mereka.
Baca juga: Analis: Harga Bitcoin Meroket hingga Rp 2,3 Miliar pada Tahun 2025
Selain itu, Fyqieh mengungkap investor juga mulai merasa adanya ketidakpastian jangka pendek di pasar kripto. Tampaknya SEC siap untuk terus menunda keputusan untuk menyetujui ETF Bitcoin spot hingga tahun 2024.
“Bahkan dengan penurunan harga Bitcoin saat ini, dana kripto institusional mengalami aliran masuk mingguan terbesar dalam lebih dari satu tahun pada tanggal 30 Oktober lalu, menurut Glassnode,” jelasnya.
Sentimen Ekonomi AS
Di samping itu, harga Bitcoin terus mendapat dampak langsung dari peristiwa makroekonomi, di mana pada Jumat (3/11) waktu setempat di AS akan ada rilis data Nonfarm Payrolls (NFP). Para pelaku pasar akan memantau NFP dengan cermat.
NFP yang sangat dinanti diharapkan akan menambahkan 180 ribu pekerjaan di bulan Oktober, sementara Tingkat Pengangguran diharapkan akan tetap stabil di 3,8%. Jika NFP tetap tinggi, Bitcoin kemungkinan akan tetap mengalami koreksi.
Baca juga: Pendiri FTX Dinyatakan Bersalah Terancam Hukuman 115 Tahun Penjara
Selanjutnya, menurut Fyqieh adanya kemungkinan eskalasi lebih lanjut dalam konflik antara Israel dan Hamas, tindakan regulasi, dan kenaikan suku bunga akan terus berdampak pada harga BTC. Meskipun Ketua The Fed, Jerome Powell, telah menghentikan kenaikan suku bunga, harga Bitcoin belum langsung bereaksi positif.
“Dalam jangka panjang, pelaku pasar masih memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan pulih, terutama karena semakin banyak lembaga keuangan yang tampaknya menggunakan BTC. Target harga Bitcoin untuk mencapai US$ 40.000 pada akhir tahun 2023 masih dianggap realistis,” tutur Fyqieh.
Sementara Bitcoin Fear & Greed Index masih mencerminkan sentimen “Greed,” meskipun terjadi penurunan poin dari Kamis (2/11) lalu yang masih berada di angka 72 poin, saat ini indeks tersebut turun menjadi 65.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ada sedikit penurunan dalam tingkat optimisme di pasar kripto, meskipun masih ada ketertarikan tinggi terhadap aset kripto seperti Bitcoin. Investor dan trader mungkin lebih waspada dalam mengamati pergerakan pasar dan berpotensi melakukan aksi jual jika situasi lebih lanjut memburuk.
Pastikan kamu hanya melakukan investasi dan trading kripto di platform terpercaya, seperti Tokocrypto. Dengan berbagai fitur yang mumpuni serta ekosistem yang luas, trading kripto jadi lebih mudah.
DISCLAIMER: Setiap keputusan investasi adalah tanggung jawab pribadi Anda. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Tokocrypto tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi Anda.