Connect with us

Academy

Psikologi Trading: Cara Melakukan Trading Tanpa Emosi

Published

on

Psikologi Trading: Cara Melakukan Trading Tanpa Emosi. Sumber; Binance Academy.

Psikologi trading mencakup aspek emosional dalam pengambilan keputusan seorang trader. Hampir setiap trader memiliki reaksi emosionalnya sendiri. Dalam dunia trading, dua emosi utama yang seringkali mempengaruhi keputusan trader adalah ketakutan dan keserakahan. Kedua emosi ini dapat mengarah pada keputusan yang tidak bijak, seperti menanamkan seluruh modal pada satu aset atau menjual panik akibat rasa takut.

Meskipun seorang trader mungkin memiliki pemahaman yang baik tentang analisis teknis dan fundamental di tingkat tinggi, pikiran yang lemah atau cemas yang mempengaruhi emosi dapat berdampak negatif pada portofolio mereka, terutama dalam lingkungan trading yang cenderung volatil seperti kripto.

Apa Itu Psikologi Trading?

Psikologi trading adalah faktor psikologis yang memengaruhi cara seseorang melakukan trading di pasar seperti kripto atau saham. Prinsip dasarnya adalah bahwa emosi dapat memiliki dampak signifikan terhadap proses pengambilan keputusan seorang trader.

Contohnya, keserakahan dapat mendorong trader untuk mengambil risiko tinggi dengan membeli kripto pada saat harganya sedang melambung tinggi. Sebaliknya, ketakutan dapat membuat trader keluar dari pasar terlalu cepat.

FOMO (Fear of Missing Out) adalah hal yang umum terjadi ketika nilai suatu aset naik secara signifikan dalam waktu singkat. Hal ini bisa menyebabkan seseorang membuat keputusan trading berdasarkan emosi daripada logika dan nalar.

Setiap trader rentan terhadap emosi. Bagi kebanyakan orang, kerugian uang adalah pengalaman yang tidak menyenangkan, sementara keuntungan uang adalah hal yang menggembirakan.

Pentingnya Memahami Pola Pikir Saat Melakukan Trading

Ketakutan dan keserakahan adalah dua emosi utama dalam trading.

Advertisement

Ketakutan bisa membuat trader menghindari risiko sepenuhnya dan ini bisa mengakibatkan kehilangan peluang trading yang berpotensi sukses. Di sisi lain, keserakahan bisa membuat trader mengambil risiko berlebihan untuk mencari keuntungan maksimal, seperti membeli aset pada puncak harga karena naiknya harga dengan cepat.

Trader yang berpengalaman tahu bagaimana menyeimbangkan ketakutan dan keserakahan. Ketakutan membantu melindungi trader dari risiko yang tidak perlu, sementara keserakahan mendorong mereka untuk memanfaatkan peluang. Namun, terlalu banyak ketergantungan pada emosi dapat menghasilkan keputusan trading yang tidak rasional.

Belajar untuk melakukan trading dengan pikiran yang benar sama pentingnya dengan memahami analisis fundamental atau membaca grafik. Dengan memahami dan mengendalikan emosi, trader dapat membuat keputusan berdasarkan informasi dan mengurangi potensi kerugian.

Tentu saja, melakukan trading tanpa emosi tidak selalu mudah dilakukan. Trader menghadapi berbagai tantangan setiap hari yang dapat memicu respons emosional. Berikut beberapa contohnya:

  1. Harapan yang tidak realistis: Trading bukanlah cara cepat untuk menjadi kaya. Memiliki harapan yang tidak realistis tentang trading dapat mengarah pada kekecewaan. Seperti halnya keterampilan lainnya, trading memerlukan latihan dan disiplin selama bertahun-tahun.
  2. Mengalami kerugian: Bahkan trader terbaik pun pernah mengalami kerugian. Bagi trader pemula, menghadapi kerugian dalam trading bisa sulit dipahami dan seringkali menghasilkan lebih banyak upaya gagal dalam upaya untuk mengalahkan pasar.
  3. Mengalami kemenangan: Meskipun kemenangan terasa menyenangkan, terlalu banyak kemenangan bisa membuat trader terlalu percaya diri dan merasa tak terkalahkan. Ini dapat mengarah pada pengambilan risiko yang berlebihan dan akhirnya, kerugian.
  4. Sentimen pasar dan media sosial: Trader pemula seringkali terpengaruh oleh opini orang lain di internet. Sentimen negatif di media sosial bisa memicu ketakutan dan akhirnya, panic selling. Mengikuti saran influencer tanpa melakukan penelitian sendiri juga bisa menjadi kesalahan, terutama jika influencer tersebut memiliki konflik kepentingan dengan proyek yang mereka promosikan.

Cara Menggunakan Psikologi Trading untuk Menjadi Trader yang Lebih Baik

  1. Berpikir dalam jangka panjang: Tetapkan tujuan yang realistis dan tercapai. Rencanakan dengan baik apa yang ingin Anda capai untuk mencegah overtrading atau terbawa emosi akibat harapan yang tidak realistis. Fokus pada tujuan jangka panjang dan bukan hanya pada keuntungan atau kerugian jangka pendek.
  2. Ambil istirahat: Istirahat secara teratur dapat memberikan perspektif dan klarifikasi yang penting dalam situasi trading. Jika Anda mengalami serangkaian kemenangan, penting untuk mundur sejenak sebelum tergoda untuk melakukan trading berlebihan. Selain itu, trading dengan kelelahan bisa mengarah pada keputusan yang buruk. Istirahat bukan hanya baik untuk portofolio Anda, tapi juga untuk kesehatan fisik dan mental Anda.
  3. Belajar dari kesalahan: Setiap orang pernah melakukan kesalahan dalam trading. Alih-alih marah atau mencoba mengganti kerugian dengan modal tambahan, sebaiknya Anda melakukan analisis terhadap kesalahan Anda. Ambil pelajaran dari kesalahan tersebut dan gunakan untuk meningkatkan strategi Anda di masa depan.
  4. Tetapkan aturan: Buat rencana trading yang rinci dan patuhi. Rencana ini akan menguraikan cara Anda akan menangani berbagai situasi dan membantu Anda mengendalikan reaksi emosi Anda ketika situasi menjadi stres. Contoh aturan termasuk penggunaan stop loss dan take profit, pembatasan keuntungan atau kerugian harian, dan strategi manajemen risiko yang sesuai dengan profil Anda.

Dengan memiliki rencana yang jelas, Anda akan tahu langkah yang harus diambil tanpa terpengaruh emosi, sehingga Anda tidak akan keluar dari rencana yang sudah Anda tetapkan sebelum masuk ke dalam posisi trading.

Apakah Psikologi Trading Berbeda dalam Dunia Kripto?

Psikologi trading tidak berbeda berdasarkan kelas aset, termasuk kripto. Manusia pada dasarnya memiliki kesamaan emosi, terutama dalam hal uang. Sebagian besar orang tidak suka mengalami kerugian uang dan merasa senang ketika mendapatkan keuntungan.

Namun, ada beberapa tantangan psikologis unik yang dihadapi oleh trader kripto.

Berbeda dengan pasar saham yang memiliki jam perdagangan tetap, pasar kripto buka 24/7. Hal ini berarti trader kripto selalu memiliki akses ke alat trading, aset mereka, dan peluang trading potensial. Bagi trader yang cenderung membuat keputusan trading berdasarkan emosi, memiliki akses 24/7 dapat berpotensi merugikan.

Advertisement

Pasar kripto juga sangat volatil. Harga aset kripto bisa naik dua kali lipat dalam satu hari sebelum kembali ke posisi semula. Lonjakan harga yang drastis seperti itu mengharuskan trader untuk berpikir cepat sambil tetap menjaga disiplin.

Sebagai contoh, trader profesional tidak akan bereaksi terhadap aset yang naik dengan cepat hanya karena hype di media sosial. Mereka juga tidak akan mengambil risiko dengan seluruh modal mereka hanya karena pasar sedang positif.

Kesimpulan

Emosi adalah salah satu faktor utama dalam trading kripto. Belajar untuk mengendalikan emosi dengan memahami pola pikir dan pemicu emosi Anda adalah keterampilan yang sangat berharga dan akan melindungi Anda dari tindakan berlebihan dalam mencari keuntungan atau panik dalam mengambil keputusan trading.

Penting untuk diingat bahwa menjadi trader yang baik memerlukan pembelajaran dan latihan yang konsisten selama bertahun-tahun. Tidak ada jalan pintas atau trik cepat untuk menjadi kaya melalui trading. Mengikuti strategi yang sesuai dengan situasi keuangan Anda, terus berlatih, dan tidak membiarkan ketakutan atau keserakahan mengendalikan keputusan Anda adalah kunci keberhasilan dalam trading.


Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai aset kripto atau cryptocurrency, bisa baca artikel “Belajar Crypto untuk Pemula Mulai Dari Sini.”

Sumber: Binance Academy

Advertisement

Popular