Altcoin News

Seorang Programmer Donasikan $2 Juta ETH ke WikiLeaks

Published

on

Seorang programmer anonim yang menggunakan nama “Hu Lezhi” mengirimkan donasi sebesar 711,5 Ethereum (ETH) atau sekitar $2 juta (Rp 32 miliar) ke WikiLeaks.

Dikutip dari Cointelegraph pada Rabu (19/2), dalam pesan onchain yang menyertai transaksi tersebut, Lezhi mengklaim bahwa militer Tiongkok telah menggunakan chip nano komputer untuk mengendalikan warganya.

Lezhi menuduh bahwa chip otak-komputer telah digunakan dalam skala besar oleh kekuatan militer dunia untuk mengontrol masyarakat melalui stasiun pangkalan dan gelombang radio.

Ia juga mengaku sebagai korban teknologi ini sejak lahir, bahkan menyatakan keputusasaan terhadap kehidupannya. Selain mengkritik pemerintah, Lezhi juga menuduh dua eksekutif hedge fund dari Kuande Investment, Feng Xin dan Xu Yuzhi, telah menggunakan teknologi serupa untuk mengendalikan karyawan mereka.

Kuande Investment, yang lebih dikenal sebagai WizardQuant, adalah perusahaan investasi berbasis di Shanghai dan Beijing dengan spesialisasi strategi investasi kuantitatif.

Transaksi besar ini berlangsung antara 10 hingga 17 Februari 2025, dengan transfer terbesar mencapai 591,6 ETH atau sekitar $1,6 juta.

Donasi Ethereum

Selain ke WikiLeaks, Lezhi juga mengirimkan 603 ETH ke alamat pembakaran Ethereum serta dana tambahan ke beberapa alamat lain, termasuk “ndao.eth” dan penyedia hibah anonim.

Total dana yang dikirimkan oleh Lezhi mencapai 2.047 ETH, senilai hampir $5,6 juta. Belum ada tanggapan resmi dari WizardQuant terkait tuduhan tersebut.

Sementara itu, Lezhi tidak lagi melakukan transaksi dari alamat Ethereum yang digunakan sejak transfer terakhirnya.

Peristiwa ini menarik perhatian komunitas kripto karena melibatkan jumlah besar Bitcoin dan ETH dalam konteks yang kontroversial.

Keamanan teknologi blockchain dan transparansi transaksi menjadi perbincangan hangat di tengah kasus ini.

Bitcoin dan Blockchain: Implikasi Keamanan dan Anonimitas

Kasus ini menunjukkan bagaimana Bitcoin dan Ethereum dapat digunakan untuk mengirim dana dalam jumlah besar dengan anonimitas relatif.

Meskipun transaksi dapat dilacak di blockchain, identitas pengirim tetap tidak diketahui kecuali mereka memilih untuk mengungkapkannya.

Hal ini menimbulkan tantangan bagi regulasi dan pengawasan aset digital. Di sisi lain, teknologi blockchain juga memungkinkan transparansi penuh dalam setiap transaksi, sehingga dana yang dikirim dapat diaudit oleh siapa pun.

Ini menjadi keunggulan sekaligus tantangan dalam ekosistem kripto, terutama dalam menangani kasus donasi anonim seperti yang dilakukan oleh Lezhi.

Dengan semakin meningkatnya adopsi Bitcoin dan Ethereum, diskusi mengenai regulasi, keamanan, dan implikasi etis dari teknologi blockchain akan terus berkembang. Kasus ini menjadi contoh bagaimana aset digital dapat digunakan dalam konteks politik dan sosial yang kompleks.


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda.

Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut. Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.

Popular

Exit mobile version