Altcoin News

Solana Bersiap Hadapi Komputer Kuantum, Transaksi Anti-Retas Diuji

Published

on

Solana Foundation mengumumkan kerja sama dengan Project Eleven, perusahaan keamanan kriptografi pasca-kuantum, untuk menguji teknologi transaksi yang tahan terhadap ancaman komputasi kuantum. Uji coba ini dilakukan melalui sebuah testnet Solana sebagai bagian dari inisiatif bertajuk Project Eleven.

Dalam pengumuman resmi pada Selasa (waktu setempat), Project Eleven menyebut telah melakukan penilaian penuh terhadap ancaman komputasi kuantum pada jaringan Solana. Selain itu, perusahaan tersebut juga memprototipekan testnet Solana yang menggunakan tanda tangan digital pasca-kuantum. Hasil pengujian itu diklaim menunjukkan bahwa transaksi yang sepenuhnya tahan kuantum dapat diterapkan secara praktis dan tetap skalabel.

Pembuktian Solana

Baca juga: Solana Terjun ke US$122, Tapi Bitwise Ramal Harga Cetak ATH di 2026

Dilaporkan Cointelegraph, klaim tersebut menjadi sorotan karena kriptografi pasca-kuantum secara umum dikenal membutuhkan komputasi yang lebih mahal dibandingkan metode kriptografi konvensional. Hingga berita ini diterbitkan, Solana belum memberikan tanggapan resmi terkait standar enkripsi pasca-kuantum yang digunakan dalam testnet tersebut, meskipun telah dimintai konfirmasi.

Sebagai perbandingan, National Institute of Standards and Technology (NIST) Amerika Serikat pada Agustus 2024 telah mengesahkan tiga standar enkripsi pasca-kuantum, yakni Federal Information Processing Standard (FIPS) 203, 204, dan 205. Pada 2024, Cloudflare juga melakukan pengujian yang membandingkan FIPS 204 dengan Ed25519—algoritma tanda tangan digital yang saat ini digunakan Solana, serta RSA-2048. Hasilnya menunjukkan bahwa FIPS 204 hampir lima kali lebih mahal dalam proses penandatanganan dibanding Ed25519, tetapi dua kali lebih cepat dalam proses verifikasi. Sementara itu, RSA-2048 tercatat lebih lambat dalam penandatanganan dibanding keduanya.

Wakil Presiden Teknologi Solana Foundation, Matt Sorg, menyatakan bahwa misi Solana adalah melindungi aset digital dari risiko komputasi kuantum. Kekhawatiran serupa juga dirasakan oleh berbagai ekosistem kripto utama lainnya.

Mempersiapkan diri menghadapi ancaman di masa depan

Pernyataan tersebut muncul di tengah meningkatnya diskusi global soal ancaman komputasi kuantum terhadap kriptografi modern. Salah satunya datang dari pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, yang memperkirakan adanya peluang 20% bahwa komputer kuantum dapat memecahkan kriptografi saat ini sebelum 2030. Namun, pandangan tersebut tidak sepenuhnya disepakati. Kriptografer dan cypherpunk Adam Back menyebut bahwa ancaman kuantum terhadap Bitcoin kemungkinan baru akan muncul dalam 20 hingga 40 tahun ke depan.

Meski demikian, sejumlah pengamat menilai respons teknis antar jaringan kripto berbeda-beda. Ethereum dinilai memiliki respons pengembang yang relatif cepat, sementara Bitcoin dianggap menghadapi tantangan besar dari sisi tata kelola. Analis on-chain James Check sebelumnya menyatakan bahwa meskipun solusi teknis terhadap ancaman kuantum sudah tersedia, mencapai konsensus dalam ekosistem Bitcoin untuk bermigrasi ke alamat tahan kuantum akan menjadi persoalan yang sulit.

Jika migrasi tersebut gagal, menurut Check, ada risiko besar Bitcoin lama yang tidak berpindah ke alamat tahan kuantum dapat diretas, sehingga berpotensi membanjiri pasar.

Langkah Solana melalui Project Eleven ini menunjukkan upaya awal industri kripto dalam mengantisipasi ancaman teknologi masa depan yang masih berkembang, namun dinilai dapat berdampak signifikan terhadap keamanan aset digital global.

Baca juga: JP Morgan dan Coinbase: Kripto Lebih Mudah dengan Kartu Kredit


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut. Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli

Tokocrypto berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa keuangan.

Trending

Exit mobile version