Business

Transaksi Kripto di Indonesia Capai Rp 66,4 Triliun hingga Juni 2023

Published

on

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia mencapai angka triliunan rupiah. Total nilai transaksi periode Januari-Juni 2023 tercatat sebesar Rp66,44 triliun atau turun 68,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko, menjelaskan anjloknya nilai transaksi tersebut disebabkan antara lain karena pasar kripto global mengalami penurunan volume perdagangan, potensi krisis likuiditas rendah yang berdampak negatif pada stabilitas harga dan efisiensi pasar, serta tekanan jual melonjak yang menyebabkan harga aset kripto terkoreksi.

“Kebijakan Federal Reserve Pemerintah Amerika Serikat terkait kenaikan suku bunga menyebabkan perubahan perilaku masyarakat dari yang sebelumnya memilih bertransaksi aset digital beralih ke tabungan. Selain itu, saat ini masyarakat masih menunggu kebijakan pemerintah terkait UU P2SK,” jelas Didid dalam keterangan resminya dikutip Jumat (21/7).

Potensi Besar

Plt. Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko. Sumber: Bappebti.

Baca juga: Harga Chainlink (LINK) Naik Hampir 20%, Bagaimana Peluang ke Depan?

Meski terjadi penurunan Didid yakin aset kripto masih memiliki potensi yang besar di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan pemanfaatan teknologi blockchain yang mendasari pengembangan aset kripto.

“Dari sisi pemanfaatan teknologi blockchain, semakin banyak perusahaan seperti Meta, Google, dan Twitter yang mulai mengintegrasikan teknologi blockchain dalam kegiatan usahanya. Hal ini membuktikan bahwa ke depan perkembangan perdagangan fisik aset kripto masih cukup menjanjikan,” tutur Didid.

Peminatan masyarakat terhadap investasi aset kripto masih besar. Tercatat penambahan pelanggan aset kripto sebanyak 141,8 ribu pelanggan pada Juni 2023 dengan total terdaftar sebanyak 17,54 juta pelanggan.

Sementara itu, nilai transaksi perdagangan fisik aset kripto selama Juni 2023 tercatat sebesar Rp8,97 triliun atau naik 9,3 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun jenis aset kripto yang banyak ditransaksikan yaitu Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Ripple (XRP) dan Binance Coin (BNB).

DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Tokocrypto tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.

Popular

Exit mobile version