Blockchain
Visa Kembangkan Konsep Transfer Mata Uang Digital Aman
Jika kamu membeli satu porsi sushi atau minuman jelly kesukaanmu, apakah kamu akan membayarnya menggunakan mata uang rupiah atau memilih scan melalui QR?
Mungkin sebagian dari kita, penikmat teknologi zaman sekarang, akan memilih langsung scan menggunakan QR. Selain lebih praktis, scan QR juga dinilai lebih higienis. Dan mata uang crypto, sebenarnya sesederhana itu konsepnya.
Lalu, bagaimana kamu mendapatkan mata uang digital yang berbeda, dengan mengandalkan tumpukan teknologi dan protokol yang berbeda, agar bisa lebih mudah menikmati teknologi seperti analogi di atas?
Standar kepatuhan dan persyaratan pasar pun nantinya akan berbeda ketika berbicara satu sama lain dalam jaringan nilai yang lebih luas.
Dan saat ini, tim riset dan produk Visa telah mengembangkan konsep baru untuk mendiskusikan dan menemukan solusi atas pertanyaan di atas.
Tim riset Visa kemudian menyebutnya Saluran Pembayaran Universal (UPC) yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan Blockchain dan memungkinkan transfer mata uang digital yang aman.
Anggap saja sebagai ‘adaptor universal’ di antara Blockchain, yang memungkinkan bank sentral, bisnis, dan konsumen untuk bertukar nilai dengan mulus, tidak melihat apapun faktor bentuk mata uangnya.
Visa dengan senang hati membagikan mekanisme UPC dalam makalah penelitiannya.
Makalah tersebut dirangkum dalam panduan kebijakan untuk bank sentral dan regulator tentang implikasi penelitian dari Institut Pemberdayaan Ekonomi Visa.
Baca juga : Polygon Meroket 330% Dalam Waktu Singkat!
Alasan Interoperabilitas Lintas-Rantai Penting Bagi CBDC
Meskipun mata uang digital mungkin tidak menjadi bagian dari kehidupan keuangan harian kamu hari ini, kemungkinan mata uang tersebut akan memainkan peran penting di masa depan.
Selama dua tahun terakhir, bank sentral di seluruh dunia telah menjabarkan data jika minat terlihat terus meningkat untuk mengeksplorasi CBDC yang dapat digunakan oleh semua khalayak.
Di tahun-tahun mendatang, banyak bank sentral kemungkinan akan menerapkan beberapa bentuk buku besar versi digital.
Bank sentral di masa depan kemudian memilih tumpukan teknologi dan protokol desain yang paling masuk akal bagi konstituen mereka.
Langkah selanjutnya hanya perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti tata kelola, persyaratan pasar, penyedia teknologi, standar kepatuhan, dan prioritas khusus negara.
Ketika jumlah jaringan mata uang digital meningkat, maka masing-masing karakteristik desain yang unik. Seperti kemungkinan konsumen, bisnis, dan pedagang yang bertransaksi di jaringan yang sama, akan mengurangi penggunaan jenis mata uang yang sama.
Tim Visa ungkap bahwa mereka percaya jika ingin CBDC berhasil, mereka harus memiliki dua unsur penting. Yaitu pengalaman konsumen yang hebat dan penerimaan pedagang yang luas.
Ini berarti, harus ada kemampuan hebat untuk melakukan dan menerima pembayaran, terlepas dari apa mata uangnya, apa salurannya, atau faktor bentuk fisiknya. Dan disitulah mekanisme saluran pembayaran universal Visa masuk.
Baca juga : Trading Kripto Anti FOMO dengan CryptoHero
Konsep Dibalik UPC Milik Visa
Konsep UPC akan menghubungkan jaringan Blockchain yang berbeda dengan membangun saluran pembayaran khusus.
Dan Blockchain baru yang terpercaya akan dapat dengan mudah ditambahkan ke jaringan-jaringan tersebut dengan membuat saluran pembayaran yang baru.
Lebih dari memajukan visi untuk interoperabilitas, UPC juga memiliki implikasi untuk mempercepat transaksi dalam mata uang digital.
Nantinya, jaringan pembayaran modern saat ini dapat menangani puluhan ribu transaksi per-detik. Sedangkan beberapa jaringan Blockchain terbesar yang ada saat ini hanya dapat menangani sebagian kecil dari volume tersebut.
UPC juga nantinya akan dibuat dari Blockchain dan memanfaatkan smart contract untuk mengkomunikasikan kembali dengan berbagai jaringan Blockchain.
Kemudian, saluran tersebut akan memberikan throughput transaksi yang tinggi dengan aman serta meningkatkan kecepatan secara keseluruhan.