Connect with us

Bitcoin News

Apakah Bitcoin Jadi Mata Uang di Singapura? Simak Faktanya!

Published

on

Ilustrasi transfer uang dan kripto.

Di Indonesia, aset kripto seperti bitcoin, ether, dan sebagainya adalah legal. Namun, pemerintah mengatur aset kripto sebagai komoditas yang dapat diperdagangkan di bursa efek berjangka. Lalu, apakah bitcoin dan kripto lainnya bisa menjadi mata uang di Singapura? Mari kita bahas.

Negara di Asia yang Melegalkan Bitcoin 

Di benua Asia, terdapat beberapa negara yang dikenal ramah bagi bitcoin dan aset kripto lainnya. Sebagai contoh, di Jepang bitcoin memang sudah dilegalkan menjadi mata uang bagi transaksi digital. Ini dikarenakan, lembaga yang mengedarkan uang yen percaya jika bitcoin dapat memperluas jangkauan teknologi di sektor perbankan.

Lalu bagaimana dengan negara tetangga kita, Singapura?

Aktivitas jual beli aset kripto dianggap legal di Singapura. Namun, Singapura memberlakukan bitcoin dan aset kripto sebagai barang, karena itulah, Singapura menerapkan pajak barang dan jasa kepada aset kripto.

Regulasi Bitcoin di Singapura

Singapura memiliki regulasi bitcoin yang berbeda. Faktanya adalah, Singapura ternyata tidak melegalkan bitcoin sebagai pengganti mata uang Singapura, sama seperti negara kita. Di sana, aktivitas trading bitcoin dikenai pajak hingga 7%. Sebuah angka yang cukup tinggi.

Lho, kenapa Singapura menerapkan pajak yang sangat tinggi?

Hal ini dikarenakan, bila aktivitas trading tidak dibatasi dengan penerapan pajak, bisa-bisa mata uang singapura tidak laku lagi dan malah mengakibatkan masalah finansial yang sangat besar.

Maka dari itu, penerapan pajak pada bitcoin dilakukan agar peredaran bitcoin dapat memberi kontribusi yang nyata terhadap negara. 

Kemudian, minat transaksi bitcoin di Singapura kira-kira bagaimana?

Walaupun pemerintah menerapkan regulasi pajak yang lumayan tinggi, hal ini tidak menyurutkan trader di Singapura untuk melakukan transaksi bitcoin.

Singapore’s Payment Services Act (PSA)

Pada akhir Januari 2020 kemarin, pemerintah Singapura mengeluarkan undang undang (UU) layanan pembayaran atau yang disebut Singapore’s Payment Services Act (PSA). Aturan ini berisi tentang perdagangan aset kripto, seperti bitcoin.

Pelaku usaha pada bidang aset kripto di Singapura diwajibkan untuk mendaftar ke Monetary Authority of Singapore (MAS). Tidak hanya mendaftar, pelaku usaha tersebut juga harus mengajukan izin beroperasi dalam kurun waktu enam bulan.

Aturan tersebut diberlakukan karena MAS memiliki alasan tersendiri. Dilansir dari Comply Advantage, pada Januari 2018 MAS mengeluarkan press release kepada masyarakat mengenai penyalahgunaan aset kripto. 

Mereka berharap, dengan pengawasan yang terfokus melalui PSA, akan menghindari berbagai tindakan pendanaan teroris, pencucian uang, atau kejahatan keuangan lainnya melalui aset kripto seperti bitcoin.

Fokus dari PSA

Poin yang akan difokuskan oleh UU PSA ini salah satunya adalah memberikan fasilitas bagi inovasi, perkembangan, dan pertumbuhan sembari melakukan mitigasi risiko pada pembayaran. Selain itu juga, diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat Singapura.

Dilansir dari Bitcoin, Singapura dapat menarik perhatian bagi para pebisnis kripto karena menerapkan regulasi yang jelas, terukur, dan terstruktur dalam memberikan legalitas. Sehingga semua pergerakannya masuk dalam pengawasan pemerintah dan keamanan masyarakat juga terjamin.

Trading di Tokocrypto Aja!

Pada intinya, regulasi yang diterapkan pemerintah Singapura memiliki kemiripan dengan Indonesia. Ini dikarenakan aset kripto tidak boleh dijadikan pengganti mata uang singapura, layaknya pemberlakuan bitcoin sebagai alat investasi di Indonesia, bukan sebagai alat pembayaran.

Kalau Anda ingin mulai berinvestasi aset kripto seperti bitcoin, ether, dan lainnya pada platform terpercaya, solusinya tentu trading di Tokocrypto!

Anda gak perlu khawatir, karena Tokocrypto sudah terdaftar secara resmi di BAPPEBTI, sehingga keamanan pun terjamin.

Untuk mendapatkan berita terkini terkait perkembangan aset kripto, ikuti terus website News Tokocrypto dan media sosial kami @Tokocrypto. Salam to the Moon!

 

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Bitcoin News

Ini Alasan Harga Bitcoin Bisa Capai US$ 30.000

Published

on

Iustrasi aset kripto Bitcoin

Minat investor kripto terhadap Bitcoin meningkat di tengah gejolak krisis perbankan global. Banyak analis melihat potensi peningkatan ini bisa mencapai harga US$ 30.000 atau sekitar Rp 425 juta.

Dikutip BeInCrypto, melihat lebih dekat pada metrik on-chain mengungkapkan bahwa whales dan pemegang jangka panjang sekarang memposisikan diri untuk Bitcoin di harga US$ 30.000.

Sejak tren ambil untung baru-baru ini pada 7 Maret, usia rata-rata Bitcoin yang diperdagangkan telah menurun drastis. Bitcoin secara konsisten diperdagangkan di atas US$ 27.000 selama hampir dua minggu terakhir.

Krisis Perbankan

Gejolak di sektor perbankan, baik di Amerika Serikat dan global tampaknya baru-baru ini menghidupkan kembali minat investor korporat dan ritel terhadap Bitcoin. Metrik on-chain kritis mengungkapkan bagaimana minat investor yang diperbarui dapat mempercepat reli harga BTC yang sedang berlangsung.

Ilustrasi aset kripto Bitcoin.
Ilustrasi aset kripto Bitcoin.

Baca juga: Lebih dari 1.200 Bank di Jerman Tawarkan Perdagangan Bitcoin

Signature Bank dan Silicon Valley Bank (SVB) mengalami bank run, sementara bank Swiss berusia 166 tahun, Credit Suisse, juga terkena peristiwa yang dramatis pada Maret 2023.

Menurut platform Santiment, lebih sedikit token yang dipegang lama saat ini diperdagangkan di jaringan Bitcoin. Sejak lonjakan baru-baru ini pada 7 Maret menjadi 24,58 bulan, BTC Age Consumed telah turun menjadi 2,78 bulan pada 27 Maret.

indeks Age Consumed menunjukkan jumlah token yang mengubah alamat pada tanggal tertentu, dikalikan dengan jangka waktu terakhir dipindahkan. Ketika nilai Age Consumed meningkat, hal ini menunjukkan bahwa peserta jaringan yang sudah lama melakukan divestasi dari aset dasar.

Aksi Harga Bitcoin

Target selanjutnya untuk BTC adalah US$ 30.000, menurut data Global In/Out of Money (GIOM) IntoTheBlock. GIOM menunjukkan distribusi pemegang saat ini di sepanjang garis harga pembelian rata-rata mereka.

Jika BTC dapat menembus resistensinya saat ini sekitar US$ 28.000, ia akan menghadapi resistensi minimal hingga mencapai US$ 30.800, di mana 1,36 juta wallet mungkin terlihat mengambil untung dari 536.000 kepemilikan BTC mereka.

Grafik harga harian BTC/USD. Sumber: TradingView.
Grafik harga harian BTC/USD. Sumber: TradingView.

Baca juga: Bitcoin Targetkan Bull Run US$ 30K pada Aksi UBS Akuisisi Credit Suisse

Namun, BTC dapat memasuki reli berkepanjangan jika resistensi US$ 30.800 tidak memicu koreksi yang signifikan. Resistensi kritis berikutnya adalah sekitar US$ 39.000, dengan hampir 5 juta wallet addresses menyimpan 2 juta Bitcoin.

Namun, bearish dapat membatalkan sikap bullish ini jika harga Bitcoin turun di bawah US$ 27.000. Jika dukungan US$ 23.000 di mana 4 juta alamat membeli 1,54 BTC tidak dapat menahan penurunan harga, BTC dapat sekali lagi turun di bawah US$ 20.000. Di sekitar wilayah US$ 19.800, BTC akan menemukan dukungan lain yang cukup besar dari 6 juta wallet yang membeli hampir 3 juta Bitcoin.

Pastikan kamu hanya melakukan trading kripto di platform terpercaya, seperti Tokocrypto. Dengan berbagai fitur yang mumpuni serta ekosistem yang luas, trading kripto jadi lebih mudah. Anda juga bisa menyimak berbagai informasi terbaru mengenai kripto dengan mengunjungi website TokocryptoInstagramTwitter, serta  komunitas Tokocrypto.

DISCLAIMER: Analisa Market ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Tokocrypto tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.

Continue Reading

Bitcoin News

Lebih dari 1.200 Bank di Jerman Tawarkan Perdagangan Bitcoin

Published

on

Ilustrasi aset kripto di Jerman. Sumber: Shutterstock.

Industri kripto di Jerman alami kemajuan pesat. Lebih dari 1.200 bank di Jerman yang terafiliasi dengan Deutsche WertpapierService Bank AG (Dwpbank) kini menawarkan perdagangan Bitcoin (BTC) kepada pelanggan ritelnya.

Dwpbank adalah raksasa pemrosesan sekuritas Jerman yang mengelola lebih dari 5,3 juta rekening sekuritas yang kini telah meluncurkan platform baru bernama wpNex yang bisa melakukan trading Bitcoin. Melalui platform wpNex, perdagangan kripto dapat diintegrasikan dengan mulus ke dalam pengalaman perbankan pelanggan secara digital.

Layanan baru ini akan menampilkan akun kripto pelanggan di samping akun lain, termasuk rekening bank dan sekuritas. Selain itu, pelanggan tidak akan memerlukan prosedur tambahan, seperti Know Your Costumer (KYC) tambahan, menurut laporan media lokal.

Inovasi Produk

koin bitcoin
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. Sumber: Shutterstock.

Baca juga: Cara Lapor Penghasilan dari Transaksi Aset Kripto di SPT Tahunan

CEO Dwpbank, Heiko Beck, mengatakan bank berencana untuk menambahkan aset kripto lain, aset digital, dan sekuritas tokenized ke layanan mereka di masa mendatang. Saat ini, hanya tersedia perdagangan atau trading Bitcoin. Akun kripto akan ditautkan ke akun tunai Euro, sehingga transaksi dapat dilakukan tanpa melalui akun pembayaran terpisah.

Dikutip Cointelegraph, MLB Banking adalah afiliasi Dwpbank pertama yang masuk ke platform wpNex dan telah melakukan transaksi di dalamnya. Kepala pemrosesan akun dan sekuritas MLP Banking, Paul Utzat, mengatakan dalam sebuah pernyataan:

“Di portal pelanggan MLP kami, ini merupakan tambahan logis untuk penawaran manajemen kekayaan yang ada.”

Langkah Dwpbank berpotensi memberi tekanan pada bank dan lembaga keuangan Jerman lainnya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat akan akses mudah ke perdagangan dan investasi kripto. Sesuai pengumuman, dengan platform wpNex, dwpbank sedang menyiapkan panggung bagi Jerman untuk menjadi pemain utama dunia kripto.

Kripto di Jerman

apakah bitcoin aman
Ilustrasi Bitcoin. Sumber: Shutterstock.

Baca juga: 6 Cara Belajar Main Kripto untuk Pemula yang Baik dan Bijak

Jerman dinobatkan sebagai salah satu negara paling menguntungkan di dunia untuk kripto. Sebelumnya, DZ Bank mengumumkan pada bulan Februari, bahwa mereka menambahkan kripto ke layanan manajemen asetnya. DZ Bank adalah bank terbesar kedua di Jerman berdasarkan aset dan lembaga pusat untuk jaringan koperasi bank dengan 8.500 kantor cabang.

Sementara itu, Bank kripto Jerman, Nuri, bagaimanapun, ditutup pada bulan November tahun lalu di bawah tekanan bear market kripto. Mereka pada saat itu memiliki setengah juta pelanggan.

Di sisi keuangan tradisional, saham Deutsche Bank anjlok pada 24 Maret karena ketidakstabilan menyebar di antara bank-bank Eropa. Divisi manajemen aset Deutsche Bank DWS dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan tradias tentang investasi dalam layanan tersebut.

Continue Reading

Bitcoin News

Menelisik Keuntungan Bitcoin dalam Krisis Perbankan Global

Published

on

market kripto bitcoin

Bitcoin diuntungkan dari krisis perbankan global yang terjadi akhir-akhir ini. Saat dunia bergulat dengan krisis perbankan di ambang kekacauan, Federal Reserve (Fed) telah mengambil langkah drastis untuk memompa likuiditas ke pasar. Inisiatif ini menghasilkan respons yang tidak terduga dari pasar kripto, khususnya Bitcoin.

Di tengah kenaikan suku bunga dan serangkaian dana talangan bank, tindakan penyeimbang The Fed antara pengetatan dan pelonggaran kebijakan moneter telah membuat banyak investor mempertanyakan keamanan aset mereka.

Di Amerika Serikat, banyak bank, termasuk Silvergate, Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan First Republic Bank, berada di bawah tekanan yang luar biasa, membutuhkan intervensi pemerintah atau swasta untuk mengatasi krisis. Tetapi, krisis tidak terbatas pada AS.

Bank-bank Eropa seperti Credit Suisse dan Deutsche Bank juga berjuang untuk bertahan.

Krisis Perbankan Global

Data inflasi AS buat market Bitcoin dan Ethereum naik. Foto: Reuters.

Baca juga: Jumlah Investor Kripto di Indonesia Hampir Tembus 17 Juta Pelanggan

Pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia telah mengambil langkah untuk mengurangi krisis dengan menyediakan likuiditas.

Federal Reserve, FDIC, dan organisasi lain telah melemparkan serangkaian kebijakan moneter sebagai langkah penyelematan ke bank-bank yang terkepung krisis di AS. Langkah ini telah membuat neraca Fed membengkak sebesar US$ 400 miliar hanya dalam dua minggu.

Peningkatan pesat ini secara efektif meniadakan 64% dari kemajuan yang dibuat dalam pengetatan kuantitatif selama setahun terakhir.

Pasar, bagaimanapun, tetap tidak yakin dengan strategi Fed. Sementara suku bunga terus meningkat, suntikan likuiditas besar-besaran telah membingungkan pasar.

Dikutip BeInCrypto, Torsten Slok, Mitra dan Kepala Ekonom di Apollo, berpendapat bahwa kesenjangan antara Dana Fed dan suku bunga pada rekening deposito adalah “alasan mendasar mengapa uang dipindahkan dari deposito bank.”

Slok percaya bahwa perbedaan yang berkembang ini “sangat tidak biasa dibandingkan dengan krisis perbankan sebelumnya, di mana sumber ketidakstabilan biasanya adalah kerugian kredit.”

Pertumbuhan Bitcoin

Akibat ketidakpastian ini, banyak investor beralih ke alternatif seperti Bitcoin, emas, dan real estat. Kekhawatiran yang berkembang tentang keamanan perbankan tradisional telah menyebabkan “kebangkitan psikologis” dalam komunitas Bitcoin.

Hal ini, dikombinasikan dengan keinginan untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi, telah menyebabkan masuknya dana ke dalam dana pasar uang dan aset non-deposit lainnya, yang semakin menekan sistem perbankan.

Ilustrasi Bitcoin.
Ilustrasi Bitcoin. Sumber: Shutterstock.

Baca juga: Alasan Bitcoin Dekati Harga US$ 25.000, Pasca Kejatuhan Signature Bank

Ekonom Nouriel Roubini menegaskan bahwa deposan mulai menyadari “mereka bisa mendapatkan 4% dari T-Bills jangka pendek yang aman sambil mendekati 0% dari deposito bank.” Ini berfungsi sebagai pendorong utama untuk menjalankan bank yang sedang berlangsung.

Era bank yang mendapat untung dari simpanan gratis akan segera berakhir, menurut Roubini “Dr. Doom”. Roubini menyimpulkan bahwa respons deposan terhadap perubahan suku bunga telah meningkat secara signifikan.

Terlepas dari situasi yang mengerikan, para ahli percaya bahwa krisis perbankan pada akhirnya akan teratasi, dengan pemerintah dan bank sentral bekerja tanpa lelah untuk mencegah kegagalan bank baik di AS maupun internasional.

Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, mengatakan pada konferensi pers setelah pengumuman kenaikan suku bunga deposito sebesar 0,5 poin persentase:

“Di bawah baseline, ekonomi tampaknya akan pulih selama kuartal mendatang. Produksi industri harus meningkat karena kondisi pasokan terus membaik, kepercayaan terus pulih, dan perusahaan bekerja melalui tumpukan pesanan yang besar. Kenaikan upah dan penurunan harga energi sebagian akan mengimbangi hilangnya daya beli yang dialami oleh banyak rumah tangga akibat inflasi yang tinggi. Ini, pada gilirannya, akan mendukung belanja konsumen.”

Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde

Namun demikian, upaya untuk menstabilkan sistem tersebut kemungkinan besar akan menciptakan tekanan inflasi lebih lanjut dan kenaikan harga pangan lebih lanjut.

Sementara itu, investor semakin mendiversifikasi portofolio mereka dan menaruh kepercayaan pada alternatif seperti Bitcoin. Lebih dari 4,28 juta wallet Bitcoin telah dibuat di jaringan, dengan saldo 0,1 BTC atau lebih.

Saat dunia terus menavigasi bidang krisis perbankan global, manfaat Bitcoin sebagai aset safe haven menjadi nyata dan dapat muncul sebagai pemenang terbesar.

Continue Reading

Popular