Blockchain
Mengenal Cryzen, Platform Trading Kripto yang Bawa Cuan

Sebetulnya saat ini Cryzen telah ditutup. Namun tidak ada salahnya untuk mengenal apa itu Cryzen untuk menambah wawasan mengenai cryptocurrency. Cryzen sebenarnya tidak hanya berbicara mengenai cryptocurrency trading, karena bisa digunakan lebih luas.
Cryzen merupakan platform berbasis web yang bisa kamu gunakan untuk mengotomatisasi aspek apapun dengan mudah pada saat trading dengan bantuan mesin. Secara singkat, Cryzen tidak hanya membuat trading berjalan dengan otomatis, namun juga dapat memecahkan berbagai masalah yang terjadi.
Untuk lebih jelasnya, di sini akan kita bahas mengenai fitur-fitur yang tersedia dalam Cryzen. Setiap fitur yang dibahas ini aktif dan berfungsi. Namun untuk menggunakannya kamu perlu template kode tertentu.
Mengapa Cryzen Luar Biasa?
Ada beberapa fitur-fitur penting yang membuat Cryzen ini terkesan luar biasa, yaitu sebagai berikut:
1. Mudah untuk dioperasikan
Tidak seperti platform trading lainnya yang dapat disesuaikan, di sini tidak terdapat curva yang curam. Untuk non-coders, Cryzen sangat mudah diperasikan semudah memilih strategi out-of-the-box atau membuat sendiri strategi yang akan dioperasikan dari beragam indikator dan fungsi.

Ilustrasi trading cryptocurrency.
Baca juga: Tips Aman Investasi Aset Kripto yang Bisa Kamu Ikuti
2. Fleksibel
kamu dapat menggunakan Cryzen dengan berbagai menu seperti forms and link, atau beralih ke tampilan kode dan menyisipkannya di Python. Tampilannya memiliki keterbatasan dalam pilihan opsinya.
3. Tidak harus bermain tebak-tebakan saat backtesting
Cryzen tidak akan membuat kamu bermain tebak-tebakan pada saat melakukan backtesting. Kamu bisa memilih parameter yang diinginkan, misalnya seperti (mis, MACD, stop, dan yang lainnya).
Cryzen juga menggunakan heat mapping dan machine learning untuk menemukan variable yang dapat menguntungkan kamu. Ini akan lebih mudah saat trading, karena siapapun yang pernah menggunakan bot sebelumnya, akan tahu jika itu merupakan hal yang cukup sulit untuk dilakukan.
4. Perangkat indikator yang tidak terbatas
Cryzen dilengkapi dengan lebih dari 130 indikator yang telah terprogram saat ini. Sehingga pantas saja disebut perangkat dengan indikator tak terbatas. Tetapi, banyak indikator yang lebih mudah digunakan dengan menambahkan kode tertentu.
5. Memiliki banyak fungsi
Seperti yang telah disebutkan di atas, jika Cryzen memiliki banyak indikator. Hal ini berarti Cryzen juga memiliki banyak fungsi. Selama kamu tahu apa kode untuk menggunakan setiap indikatornya, maka dapat memilih fitur yang sesuai dengan kebutuhan.
6. Mampu menebak pola
Cryzen dibangun untuk bisa mendeteksi pola yang dibuat oleh data harga dan volume. Sehingga dapat bekerja dengan candle type, trend lines, fib levels, dan lain-lain. Secara singkat, Cryzen dapat menangani berbagai analisis pola algoritma dengan melihat data harga dan volumeya.

Ilustrasi cryptocurrency.
Baca juga: Bank Spanyol Tertarik Tawarkan Aset Kripto ke Nasabahnya
7. Tidak bergantung pada backend
Cryzen tidak akan membuat penggunanya bergantung pada pengembangan backend. Ketika kamu membutuhkannya untuk melakukan sesuatu, Cryzen akan siap melakukannya melalui UI atau Code Studio.
8. Pilih strategi dengan mudah
kamu hanya perlu menekan satu tombol saja untuk dapat menerapkan strategi yang ingin digunakan. Setelah menemukan strategi mana yang akan digunakan, tekan “deploy”, lalu silahkan isi info API, selanjutnya bersiaplah karena trading akan dimulai.
9. Berbagi strategi dengan mudah
Selain dapat menerapkan strategi dengan mudah, kamu juga dapat membagikan strategi yang digunakan dengan pengguna lainnya dengan mudah. Cukup bagikan URL, dengan cara salin URL dan klik tombol bagikan atau share.
10. Mampu menganalisis lebih dari satu indikator
Cryzen dapat digunakan untuk menganalisis lebih dari satu indikator secara bersamaan. Selain itu, platform ini juga dapat mencari tahu kapan waktu terbaik untuk melakukan buy dan sell pada saat trading berjalan dengan menggunakan berbagai macam algoritma.

Ilustrasi trading cryptocurrency.
Baca juga: Mengenal Teknologi Hyperledger dalam Blockchain
11. Dapat digunakan sebagai alat penelitian
Saat kamu tidak ingin memuat trading dengan otomatis, masih bisa menggunakan Cryzen untuk dapat menyempurnakan strategi trading yang digunakan.
12. Memiliki marketplace strategi sendiri
Cryzen memiliki marketplace sendiri untuk jual beli strategi dan jaringan. Cryzen memang bukan satu-satunya bot yang memiliki kelebihan ini. Namun, tetap saja fitur ini membuat Cryzen menjadi platform yang luar biasa.
kamu bisa membeli strategi yang sudah jadi agar dapat mendapatkan untung tanpa pusing, atau juga bisa menjual strategi yang telah dibuat di marketplace tersebut.
Dengan berbagai fitur menarik di atas, tidak heran jika Cryzen mendapatkan julukan sebagai platform yang luar biasa. Karena platform ini akan membuat proses trading menjadi lebih mudah. Apalagi jika kamu ingin proses trading yang simpel, Cryzen bisa menjadi pilihan yang tepat.
Blockchain
BPS Pakai Teknologi Blockchain Olah Data Penduduk Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) akan menggunakan teknologi blockchain dalam pengolahan data penduduk Indonesia. BPS akan menerapkan blockchain pada platform digital data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) sebagai bagian dari reformasi birokrasi BPS pada 2023.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan penggunaan blockchain akan menjaga akurasi dan akuntabilitas data. BPS juga berupaya membangun Regsosek yang mengintegrasikan seluruh data ke dalam sistem reformasi perlindungan sosial. Setiap gugus data yang saling terintegrasi dapat dibagi-pakai oleh kementerian/lembaga (k/l) hingga pemerintah daerah (pemda).
“Kami akan gunakan teknologi blockchain supaya akurasi data, akuntabilitas data, dan sejarah data tercatat dengan baik sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Jadi ini adalah sekaligus merupakan tugas BPS dalam perpres 132 2022 tentang Arsitektur SPBE Nasional,” kata Margo dikutip Antara, Rabu (1/2).
Integrasi Data

Baca juga: BI Pastikan Rupiah Digital Pakai Teknologi Blockchain, Kapan Dirilis?
Margo berharap Regsosek tidak hanya menjadi gugus data yang baru, tanpa ada integrasi dengan sistem data yang lain. Untuk melakukan integrasi, setiap gugus data harus terkoneksi dengan data Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
Harapannya, sistem data yang menggunakan teknologi blockchain itu terhubung pula dengan gugus data lainnya seperti data perkawinan dan perceraian, serta data lain sebagainya.
Dengan Regsosek, BPS tengah berupaya mendapatkan data terkait kondisi infrastruktur dasar kebutuhan masyarakat, dan terakhir menyangkut kondisi geografis dan kemudahan akses wilayah. Jika dapat diketahui bisa memberikan treatment dan kebijakan sesuai dengan kapabilitas dan kebutuhan masing-masing daerah.
“Jadi melihat si miskin ini spektrumnya 360 derajat, bisa dari kapabilitas individu dan keluarga, kondisi infrastruktur dasar yang menjadi kebutuhan penyangga masyarakat, dan bisa menggambarkan kantong-kantong kemiskinan dari kondisi geografis dan kemudahan akses wilayah. Dengan melihat data statistik 360 derajat (statistical dataverse 360°), maka kita bisa melihat program yang cocok di setiap wilayah itu apa (mengingat antar daerah memiliki karakteristik yang berbeda),” jelas Kepala BPS.
Pemerintah Indonesia dan Blockchain

Baca juga: Elon Musk Ungkap Fitur Pembayaran Kripto di Twitter, Harga DOGE Naik?
BPS bukan menjadi lembaga pemerintahan yang mulai mengadopsi teknologi blockchain. Sebelumnya yang ramai diberitakan adalah Bank Indonesia yang tengah merancang Rupiah Digital dengan blockchain atau distributed ledger technology (DLT).
Bank Indonesia semakin dekat dengan penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau yang bakal dikenal sebagai Rupiah Digital. Salah satu kabar terbaru adalah BI akan menggunakan teknologi blockchain untuk proses distribusinya.
Dikutip Antara, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan pihaknya kini sedang dalam proses seleksi pemain terbesar di perbankan atau perusahaan sistem pembayaran, yang akan ditunjuk atau diamanatkan untuk mendistribusikan rupiah digital.
“Platform distribusinya nanti akan menggunakan Distributed Ledger Technology (DLT) blockchain dan perbankan yang ditunjuk akan memiliki dua akun, akun digital dan akun standar. Hanya bank yang bisa menggunakan DLT,” kata Perry.
Blockchain
Mastercard & Polygon Kolaborasi Bikin Program Bantu Artis Eksis di Web3

Mastercard telah bermitra dengan Polygon MATIC untuk memperkenalkan artis atau konten kreator baru ke dalam teknologi Web3. Program akselerator ini, akan mengajari lima artis pendatang baru yang berbeda, termasuk penyanyi, musisi, DJ, dan produser, untuk menggunakan teknologi blockchain untuk mengembangkan brand dan keterlibatan penggemar mereka.
Ada berbagai keuntungan yang bisa didapatkan para artis tersebut dengan memanfaatkan blokchain, seperti efisiensi biaya, mencetak koleksi NFT sendiri untuk menumbuhkan keterlibatan penggemar online mereka, dan hadir dalam konser berbasis metaverse dan lainnya.
“Web3 memiliki potensi untuk memberdayakan artis pendatang baru yang dapat menumbuhkan basis penggemar, mendapatkan penghasilan, dan memperkenalkan media baru untuk ekspresi diri dan koneksi dengan cara mereka sendiri,” kata Ryan Watts, CEO Polygon Studios dikutip TechCrunch.

Baca juga: Solana dan Cardano Naik 21% Raih Kenaikan Tertinggi Bulanan
Web3 dan Musik
Tidak hanya dengan Polygon, hubungan antara Mastercard dan musik telah berjalan lama, karena perusahaan saat ini menjadi sponsor resmi Grammy dan bahkan mencoba-coba produksi musik, meluncurkan rekamannya sendiri pada tahun 2022. Pentingnya teknologi terdesentralisasi untuk Mastercard sudah jelas, karena berusaha untuk memberdayakan artis baru dalam ekosistem untuk mencapai relevansinya sendiri.
“Musik adalah hasrat universal, menginspirasi kita, menggerakkan kita, dan menyatukan kita; Namun, rasanya mustahil bagi seniman pemula untuk menerobos masuk,” kata Raja Rajamannar, CMO Mastercard, memperkuat relevansi teknologi ini untuk perkembangan artis masa kini.
Lima artis yang akan mengikuti program ini masih belum terpilih, mereka masih dapat mendaftar dan menunjukan karyanya. Program ini dijadwalkan akan dimulai pada musim semi 2023, dan penggemar juga akan dapat bergabung dengan para penampil ini, bekerja sama untuk mempelajari cara kerja teknologi blockchain dan web3.
Baca juga: Lido DAO Naik 57% Dalam Seminggu, Bagaimana Prospek ke Depan?
Metaverse
McKinsey: Metaverse Ciptakan Potensi Ekonomi US$ 5 T di Tahun 2030

Metaverse menjadi topik yang paling dibahas pada tahun 2022 lalu, karena memiliki potensi ekonomi besar di masa depan. Namun ternyata, seiring dengan lesunya pasar kripto, perkembangan metaverse juga mengalami pelambatan bahkan kerugian.
Banyak orang, termasuk CEO Meta Inc., Mark Zuckerberg, tetap percaya metaverse masih berada di posisi yang baik untuk jangka panjang. Mempertimbangkan banyak sekali kasus penggunaan yang berpusat pada konsumen dan bisnis yang dapat dipenuhi oleh metaverse, laporan McKinsey & Company menyoroti potensi teknologi untuk menghasilkan nilai hingga US$ 5 triliun pada tahun 2030.
Agar metaverse dapat mencapai potensi penuhnya, laporan tersebut menyoroti kebutuhan akan empat pendukung teknologi — perangkat (AR/VR, sensors, haptics, dan peripherals, interoperabilitas dan standar terbuka, memfasilitasi platform dan alat pengembangan.
Fokus pada Manusia

Baca juga: Kenal Aset Kripto DODO, Fundamental Protokol Blockchain DeFi Optimal
Kesuksesan metaverse ditimbang dengan fokus yang lebih besar untuk memaksimalkan pengalaman manusia yang bertujuan memberikan pengalaman positif bagi konsumen, pengguna akhir, dan masyarakat.
Sampai saat ini, inisiatif metaverse masih seputar pemasaran, pembelajaran, dan pertemuan virtual dan telah melihat tingkat adopsi yang tinggi di berbagai industri. Namun, mayoritas inisiatif di sekitar metaverse telah melihat adopsi rendah-menengah, menurut survei April 2022 terhadap eksekutif senior yang dilakukan oleh McKinsey.
“Metaverse terlalu besar untuk diabaikan,” tulis laporan tersebut dikutip Cointelegraph.
McKinsey memperkirakan bahwa lebih dari 50 persen kegiatan dapat diadakan di metaverse pada tahun 2030, berpotensi menghasilkan nilai ekonomi hingga US$ 5 triliun. Hal tersebut berkaitan dengan sorotan dampaknya terhadap kehidupan komersial dan pribadi.
Kesenjangan Gender

Baca juga: WEF Percaya Kripto dan Blockchain Jadi Bagian Integral Ekonomi Modern
Laporan McKinsey juga menemukan kesenjangan gender dalam metaverse mirip dengan yang ada di perusahaan Fortune 500, di mana kurang dari 10% CEO adalah perempuan. Ini terlepas dari lebih banyak perempuan daripada pria yang mengunjungi metaverse, dan perempuan menghabiskan lebih banyak waktu di dunia virtual.
McKinsey mengatakan bahwa 35% wanita yang disurvei adalah “pengguna kuat” metaverse – artinya mereka menghabiskan lebih dari tiga jam seminggu di sana – dibandingkan dengan 29% pria.
Selain itu, perempuan memimpin lebih banyak inisiatif terkait metaverse di perusahaan tempat mereka bekerja, dengan 60% dari 450 eksekutif wanita yang disurvei telah mendorong rencana ke depan, dibandingkan dengan 50% pria.
-
Bitcoin News1 week ago
ChatGPT Prediksi Bagaimana Bitcoin Akan Akhiri Dominasi Uang Fiat
-
Altcoin News3 days ago
Harga Shiba Inu Naik 16% saat Peluncuran Shibarium Semakin Dekat
-
Business2 days ago
BI Bakal Terbitkan Proof of Concept Rupiah Digital pada Juli 2023, Apa Itu?
-
Press Release1 week ago
Tokocrypto Hadirkan Fitur Bukti Pajak Kripto Pengguna Dukung PMK 68
-
Altcoin News2 weeks ago
Token Kripto Aptos (APT) Capai Harga Tertinggi Sepanjang Masa
-
Business1 week ago
Misterius Harga Bitcoin 60% Lebih Tinggi di Nigeria, Kenapa?
-
Market1 week ago
Proyeksi Market Kripto Bulan Februari Selepas Rapat FOMC The Fed
-
Altcoin News5 days ago
Data Ungkap Alasan kripto Litecoin (LTC) Reli 80% ke Harga US$ 100