Connect with us

Bitcoin News

Analisis Nilai Bitcoin yang Kembali Masuk ke Harga $ 30.000

Published

on

market aset kripto

Bitcoin (BTC) akhirnya kembali meluncur ke titik pivot penting di harga $ 30.000 per keping, setelah reli singkat awal pekan ini menjadi sekitar $ 31.700. Ternyata pergerakan Bitcoin ini masih dipengaruhi oleh sejumlah sentimen negatif.

Aset kripto terbesar sejagat itu baru-baru ini berpindah tangan sekitar $ 30,100, turun 3,31% pada Kamis (9/6) pukul 9.00 WIB yang terpantau di CoinMarketCap. Sementara, nilai Ethereum (ETH), aset kripto terbesar kedua berdasarkan nilai pasar, turun 1,4% menjadi $ 1.788.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat pergerakan Bitcoin masih sangat bergantung dengan kemungkinan hasil pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa pada hari Kamis ini. Dan, ada kemungkinan bank sentral di luar Federal Reserve AS mungkin mulai memegang kendali atas pasar.

“Investor masih belum menunjukkan tanda-tanda bakal melakukan aksi jual dengan agresif. Pasalnya, mereka mengantisipasi hasil rapat Bank Sentral Eropa hari ini dan perilisan inflasi AS Mei keesokannya,” kata Afid.

Investor Bitcoin Jangka Panjang Mulai Serok, Tanda Apa?
Ilustrasi Bitcoin.

Baca juga: Tokocrypto Market Signal 8 Juni 2022: Pasar Kripto Comeback ke Zona Hijau

Lebih lanjut Afid menerangkan, ketika bank sentral mulai menaikkan suku bunga, secara teoritis membuat investor akan menahan uang mereka karena lebih menarik dibandingkan masuk ke investasi yang berisiko, seperti kripto.

Hal tersebut bisa berimplikasi pada Bitcoin karena harganya biasanya dalam mata uang dolar AS, dan trennya sering kali bertepatan dengan pergerakan greenback versus mata uang regional utama.

“Jika Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga acuannya, maka The Fed pun kemungkinan bakal ikutan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan ini. Kenaikan suku bunga acuan agresif menaikkan daya tarik instrumen berpendapatan tetap dan nilai Dolar AS,” jelasnya.

Advertisement

Aset berisiko dipandang tidak menarik di mata investor dan membeli aset kripto menjadi lebih mahal, mengingat harganya selalu diukur dalam denominasi dolar AS. Faktor makroekonomi sangat mempengaruhi keputusan investor institusi untuk keluar-masuk pasar kripto. Dengan demikian, ada kemungkinan harga aset kripto bakal kembali berbalik arah dalam beberapa waktu mendatang.

Regulasi aset kripto dan angka ekonomi yang lemah jelas membebani sentimen investor dan data derivatif menunjukkan investor Bitcoin menghindari posisi long leverage, ditambah mereka enggan mengambil risiko penurunan.

Saat ini, jelas bahwa kondisi bear market menetapkan $ 32.000 sebagai level resistance dan penurunan berulang ke level $ 28.200 kemungkinan akan berlanjut.

Baca juga: Persib Luncurkan Fan Token Kripto Ikuti Jejak AC Milan dan Barcelona

Popular