Market
Analisa Pasar: Investor Lebih Pilih Ethereum Dibanding Bitcoin?
Pergerakan market aset kripto pada Selasa (6/9) pagi tampak bervariasi, tapi cenderung lesu. Menariknya, terpantau harga Bitcoin kalah menarik dibanding Ethereum yang sejak Senin (6/9) terus reli hingga mencapai kenaikan yang signifikan.
Melansir data CoinMarketCap pukul 10.00 WIB, 8 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar kompak berada di zona hijau dalam 24 jam terakhir. Meski begitu, nilai Bitcoin (BTC) turun tipis 0,25% ke US$ 19.819 dalam sehari terakhir.
Sementara, Ethereum (ETH) melonjak 4,21% ke US$ 1.642 di waktu yang sama. Sejumlah altcoin lainnya, seperti nilai XRP, Solana (SOL) dan Polkadot (DOT) juga kompak naik sekitar lebih dari 1% dalam 24 jam terakhir. Apa yang terjadi pada pergerakan market pagi ini?
Trader Tokocrypto, Nathan Alexander, menjelaskan pola pergerakan market kripto saat ini cukup bervariasi. Secara umum, perdagangan aset kripto terbilang datar dan cenderung sepi. Hal ini disebabkan oleh libur panjang di Amerika Serikat yang sedang memperingati Hari Buruh. Alhasil tidak ada aksi transaksi yang signifikan di market kripto sejak awal pekan lalu.
Baca juga: Proyek Kripto Metaverse yang Bisa Dilirik di Tahun 2022
Namun, Nathan memberi perhatian kepada dua aset kripto big cap teratas, yaitu Ethereum dan Bitcoin. Menurutnya, saat ini kemungkinan besar investor lebih memilih untuk melakukan akumulasi ETH dibanding BTC. Salah satu penyebabnya, investor punya pandangan positif terhadap The Merge Ethereum yang akan terjadi dalam waktu dekat.
“Harga Ethereum melesat karena dikaitkan dengan rencana The Merge yang semakin dekat. Apalagi lagi pada tanggal 6 September ini, akan dilakukan Bellatrix upgrade, yang merupakan uji coba yang terakhir sebelum The Merge Ethereum yang akan datang. Hal ini disambut baik investor dengan melakukan akumulasi ETH,” kata Nathan.
Dari analisis teknikal, harga Ethereum (ETH) sedang ditargetkan menuju level resistance di level US$ 1.911. Jika harga ETH berhasil breakout, maka target selanjutnya berada di level US$ 2.230-US$ 2.548.
Altcoin yang Bergerak Naik
Sementara itu, ada altcoin lainnya yang harganya sudah gerak naik. Seperti, Ethereum Classic (ETC) yang sukses melesat sektiar 25,85% dalam 24 jam terakhir. Hal ini terjadi setelah BTC.com, platform blockchain explorer dan pool penambangan kripto, meluncurkan pool khusus bagi ETC berbiaya gratis untuk tiga bulan ke depan.
Kemudian, duo koin jaringan Terra, Terra Classic (LUNC) dan Terra (LUNA), sukses menarik perhatian setelah nilai keduanya meroket masing-masing 57,94% dan 8,21% dalam sehari terakhir. Nilai keduanya lompat setelah terus dihujani kabar baik dalam sebulan belakangan.
Baca juga: Analis: Terra Classic (LUNC) Tidak Akan Pernah Capai Harga US$ 1
Setelah mengaktivasi fitur staking di jaringannya pada akhir bulan lalu, LUNC dikabarkan bisa burn keping-keping tokennya di platform Binance dan Kucoin pada Senin (12/9) mendatang.
“Jika aktivitas ini benar-benar terjadi, maka suplai LUNC di pasaran diramal menyusut 1,2%. Sesuai hukum ekonomi, penurunan suplai tentu akan berdampak baik bagi harga satu aset kripto,” jelas Nathan.
Sementara analisis teknikal pergerakan Bitcoin, kini titik support BTC berada pada level US$ 17.614 yang merupakan titik penurunan terendah Bitcoin pada 2022 yang terjadi pada 13 Juni lalu. Jika terjadi breakdown, kemungkinan penurunan Bitcoin akan berlanjut dengan tahanan selanjutnya berada pada level US$ 15.549.
-
Event20 hours ago
Event Tokocrypto Minggu Ini
-
Bitcoin News5 days ago
Tren Bitcoin 2-6 Desember 2024: Mari Kita TP-TP Lagi By Hoteliercrypto
-
Bitcoin News7 days ago
Mengapa Harga Bitcoin Turun 4% Menjelang $100.000? Prediksi Harga Bitcoin Hari Ini
-
Market4 days ago
Market Sinyal Harian: Potensi Pergerakan Kripto pada 29 November 2024