Academy
Belajar Crypto dengan Analisis Teknikal: Indikator Dasar yang Harus Diketahui

Membeli crypto tentunya membutuhkan strategi, dan tidak hanya bisa mengandalkan keberuntungan. Strategi ini bisa dalam bentuk analisis fundamental dan analisis teknikal.
Jika analisis fundamental berfokus pada pada value aset dari sisi proyek, seperti teknologi, tim pengembang, tokenomics, adopsi, dan berita regulasi. Maka analisis teknikal berfokus pada pergerakan harga dan volume di chart untuk membaca tren, pola, dan sinyal beli atau jual.
Bagi pemula, mungkin banyak yang menganggap analisis teknikal merupakan suatu hal yang membingungkan, karena harus membaca grafik harga yang terus bergerak setiap saat.
Agar kamu lebih memahami mengenai analisis teknikal dan indikator crypto yang ramah untuk pemula, simak penjelasan berikut.
Daftar Isi
Apa Itu Analisis Teknikal dalam Crypto?
Analisis teknikal adalah metode untuk mempelajari pergerakan harga suatu aset berdasarkan data historis pasar yang tertuang dalam bentuk grafik (chart).
Data yang ditampilkan dalam bentuk chart tersebut mengandung informasi penting, seperti harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah.
Dengan menganalisis pola dan tren yang muncul dari grafik tersebut, kamu dapat memahami perilaku pasar dan psikologi pelaku pasar yang tercermin langsung dalam pergerakan harga.
Kamu bisa menggunakan analisis teknikal untuk membantu kamu dalam hal:
- Menentukan waktu terbaik membeli atau menjual aset.
- Mengidentifikasi tren pasar (bullish atau bearish).
- Mengukur tingkat risiko sebelum masuk posisi.
Kenapa Analisis Teknikal itu Penting?
Menurut salah satu teori Dow yang diungkapkan oleh Charles Dow, seorang wartawan Wall Street Journal. Yakni, teori Market Discounts Everything—menjelaskan bahwa pola harga aset di pasar mencerminkan segala informasi berita, harapan, ketakutan, sekaligus ketamakan para pelaku pasar.
Ini artinya setiap perubahan harga bukanlah kejadian acak dan kebetulan, melainkan hasil dari reaksi kolektif pelaku pasar terhadap berbagai informasi yang muncul.
Ketika berita tentang suku bunga, inflasi, atau aksi korporasi muncul misalnya, pasar akan langsung merespons dan menyesuaikan harga.
Harga ini biasanya membentuk sebuah tren, yaitu tren naik (uptrend), tren turun (downtrend), dan tren mendatar atau tanpa tren (sideways) yang cenderung membentuk pola berulang dari waktu ke waktu.
Pola ini muncul karena perilaku dan psikologi pelaku pasar—seperti rasa takut (fear), keserakahan (greed), dan euforia yang sering kali mirip, sehingga pola harga masa lalu bisa muncul kembali di masa depan.
Dengan menggunakan analisis teknikal, kamu bisa memahami bagaimana tren dan pola dari aset crypto yang ingin kamu beli, sehingga akan memudahkanmu untuk mengambil keputusan berdasarkan data pasar—bukan hanya sekadar insting.
Baca juga: Tips Deteksi Pergerakan Whale Lewat Volume dan Aktivitas Dompet
Indikator Dasar Analisis Teknikal untuk Pemula
1. Support dan Resistance

Support dan Resistance adalah dua konsep paling mendasar dalam analisis teknikal yang digunakan untuk mengidentifikasi level harga penting di mana pergerakan harga cenderung tertahan atau berbalik arah.
Support adalah level harga di mana tekanan beli (buying pressure) cukup kuat untuk menghentikan atau membalikkan penurunan harga. Ibarat lantai, support menahan harga agar tidak jatuh lebih dalam.
Resistance adalah level harga di mana tekanan jual (selling pressure) cukup kuat untuk menghentikan atau membalikkan kenaikan harga. Ibarat atap, resistance menahan harga agar tidak naik lebih tinggi.
Beberapa strategi sederhana dalam menggunakan support dan resistance:
- Buy di Support → Trader sering mempertimbangkan masuk posisi beli ketika harga mendekati atau memantul dari level support.
- Sell di Resistance → Trader mempertimbangkan masuk posisi jual ketika harga mendekati atau memantul dari level resistance.
- Breakout → Jika harga menembus resistance dengan volume tinggi, ini bisa menjadi sinyal potensi tren naik berlanjut. Sebaliknya, penembusan support bisa menjadi sinyal tren turun berlanjut.
- Role Reversal → Setelah ditembus, support sering berubah menjadi resistance baru, dan resistance sering berubah menjadi support baru.
Keunggulan Menggunakan Support dan Resistance
- Mudah dipahami: Konsep visual sederhana yang bisa diterapkan di semua instrumen.
- Bisa dikombinasikan dengan indikator lain: Misalnya RSI untuk mengonfirmasi kondisi overbought/oversold di dekat level penting.
Baca juga: Dasar-Dasar Konsep Level Support dan Resistance
2. Relative Strength Index (RSI)

Relative Strength Index (RSI) adalah salah satu indikator analisis teknikal yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan momentum pergerakan harga suatu aset.
RSI bekerja dengan membandingkan besarnya kenaikan harga terhadap penurunan harga dalam periode tertentu, biasanya 14 hari, lalu menampilkannya dalam skala 0–100.
Indikator ini membantu trader mengidentifikasi kondisi jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold) yang sering menjadi sinyal potensi pembalikan arah harga.
Overbought → RSI berada di atas level 70 → Menandakan harga sudah terlalu tinggi dan berpotensi mengalami koreksi atau penurunan.
Oversold → RSI berada di bawah level 30 → Menandakan harga sudah terlalu rendah dan berpotensi mengalami rebound atau kenaikan.
Keunggulan Menggunakan RSI
- Mudah dibaca: Hanya perlu memperhatikan level angka (30 dan 70) serta arah garis RSI.
- Memberi sinyal awal: Dapat mengantisipasi potensi pembalikan harga sebelum terjadi.
3. Parabolic SAR (Stop and Reverse)

Parabolic SAR adalah indikator analisis teknikal yang digunakan untuk mengidentifikasi arah tren sekaligus memberikan sinyal potensi pembalikan (reversal) harga.
SAR adalah singkatan dari Stop and Reverse, yang berarti indikator ini membantu trader menentukan kapan harus jual dan beli sesuai arah tren yang sedang berlangsung.
Indikator ini ditampilkan dalam bentuk titik-titik (dots) yang muncul di atas atau di bawah harga pada grafik, dengan titik-titik di bawah harga yang berarti tren naik, dan titik-titik di atas harga yang berarti tren turun.
Potensi Tren Naik → Terjadi ketika titik-titik SAR berpindah dari posisi di atas harga ke posisi di bawah harga.
Potensi Tren Turun → Terjadi ketika titik-titik SAR berpindah dari posisi di bawah harga ke posisi di atas harga.
Keunggulan Menggunakan Parabolic SAR
- Memberi sinyal visual yang jelas: Mudah dibaca bahkan oleh pemula.
- Membantu menentukan titik entry dan exit: Cocok untuk strategi trend following.
Baca juga: 4 Indikator Swing Trading Terbaik dan Mudah Digunakan Pemula
4. Bollinger Bands

Bollinger Bands adalah indikator analisis teknikal yang digunakan untuk mengukur volatilitas harga dan mengidentifikasi potensi area jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold).
Berikut beberapa strategi yang bisa kamu gunakan untuk membaca Bollinger Bands:
- Bollinger Bounce → Harga cenderung memantul kembali ke arah middle band setelah menyentuh upper atau lower band, terutama saat pasar sedang sideways.
- Breakout Volatilitas → Ketika harga menembus upper band dengan volume tinggi, sering dianggap sinyal potensi kelanjutan tren naik. Sebaliknya, penembusan lower band bisa menjadi sinyal potensi kelanjutan tren turun.
- Squeeze → Ketika jarak antara upper dan lower band menyempit, menandakan volatilitas rendah dan potensi pergerakan besar akan segera terjadi.
Keunggulan Menggunakan Bollinger Bands
- Mengukur volatilitas secara visual: Lebar pita menunjukkan seberapa aktif pergerakan harga.
- Bisa dikombinasikan dengan indikator lain: Misalnya RSI atau MACD untuk mengonfirmasi sinyal.
Baca juga: Cara Membaca Bollinger Band: Panduan Untuk Pemula
5. Moving Average (MA)

Moving Average (MA) adalah salah satu indikator analisis teknikal paling populer yang digunakan trader untuk mengidentifikasi arah tren harga suatu aset.
Indikator ini menghitung harga rata-rata dalam periode waktu tertentu, misalnya 9 hari, 21 hari, 50 hari, atau 200 hari, sehingga pergerakan harga terlihat lebih halus dan tren pasar lebih mudah dikenali.
Salah satu strategi populer adalah mengamati persilangan (crossover) antara MA jangka pendek dan MA jangka lebih panjang:
Bullish Crossover (Golden Cross) Terjadi ketika MA jangka pendek memotong ke atas MA jangka panjang → Potensi tren naik.
Bearish Crossover (Death Cross) Terjadi ketika MA jangka pendek memotong ke bawah MA jangka panjang → Potensi tren turun.
Keunggulan Menggunakan Strategi Crossover
- Mudah dipahami: Cukup perhatikan arah garis dan titik persilangan.
- Adaptif: Periode MA bisa disesuaikan dengan gaya trading (scalping, swing, atau investasi jangka panjang).
Baca juga: Cara Menentukan Harga Entry dan Exit dalam Swing Trading
Kesimpulan
Analisis teknikal menjadi salah satu bekal penting bagi siapa pun yang ingin berinvestasi atau trading aset crypto. Dengan memahami konsep dasar seperti support dan resistance, RSI, Parabolic SAR, Bollinger Bands, hingga Moving Average, kamu dapat membaca tren, mengenali pola harga, dan mengambil keputusan berdasarkan data, bukan sekadar insting.
Jangan lupa, setiap indikator memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Kamu dapat mengombinasikan beberapa indikator—misalnya menggabungkan RSI dengan Bollinger Bands untuk membaca momentum sekaligus volatilitas, atau memadukan Moving Average dengan support/resistance untuk menentukan level beli dan jual yang lebih presisi.
Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda.
Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.
Konten ini hanya bersifat informasi, bukan ajakan menjual atau membeli.
Referensi:
Investopedia. Understanding Dow Theory: Definition and Application in Market Trends. 2025.
Kompas.id. Teori Dow, Bekal Memaksimalkan Profit Investasi Saham. 2021.
-
Bitcoin News2 days ago
Tren Bitcoin 8-12 September 2025: CPI Kuncinya, Berikut Bocorannya
-
Market6 days ago
Market Sinyal Kripto: Analisis Teknikal dan Peluang 2 September 2025
-
Market3 hours ago
Market Sinyal Kripto: Analisis Teknikal dan Peluang 8 September 2025
-
Academy3 days ago
Riset Kripto 1-5 September 2025: Bitcoin Lemah, Saatnya Pindah Haluan!