Pagi ini Kurnia menegaskan bahwa Bitcoin berpotensi menemui batas support di kisaran US$8.000, US$7.500 bahkan hingga US$7.300.
Efek Domino Makro dan Skenario Bullish
“Efek domino makro ini menciptakan rantai sentimen negatif, yang pada gilirannya memicu aksi jual Bitcoin,” kata Jehan Chu, Managing Partner Kenetic Capital. Bitcoin selalu menjadi sasaran volatilitas jangka pendek yang terkadang kejam, tetapi penurunan hari ini bukanlah sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Dan itu bisa bergerak lebih rendah lagi,” katanya kepada Bloomberg hari ini.
BERITA TERKAIT Analis: Waspadalah, Bitcoin Masih Berpeluang Bearish
Namun ada skenario bullish, menurut Chu, bahwa kelemahan dalam ekonomi global, kehancuran harga minyak dan wabah virus Corona, bisa menopang investasi masuk ke aset kripto.
Dengan aksi jual terbaru ini, Bitcoin masih naik 12 persen pada tahun ini, dengan banyak perdebatan apakah Raja Aset Kripto itu bisa naik setelah Bitcoin Halving pada Mei 2020 nanti, termasuk menekan inflasinya ke kisaran 3 persen per tahun.
Sementara itu emas batangan melonjak terus bergerak naik dalam sepekan terakhir. Hal ini karena faktor global yang mengalami ketidakpastian akibat gonjang-ganjing virus corona yang mewabah ke banyak negara.
Akhir pekan lalu saja di Indonesia, harga emas sudah menembus rekor tertingginya pada Sabtu, sekitar Rp842.000 per gram, naik Rp5.000 dibandingkan hari sebelumnya Rp837.000 per gram.
BERITA TERKAIT Kiat Mudah dan Cepat Membeli Bitcoin dan Ether
Lonjakan harga emas diperkirakan belum berhenti. Bahkan, ada diprediksi bisa menembus Rp900.000 per gram.
Dilansir dari Detik.com pagi ini, Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono menjelaskan harga emas berpeluang terus naik dalam waktu dekat.
“Besar sekali peluang harga emas Antam untuk pecahan 1 gram menyentuh level Rp900 ribu per gram dalam waktu dekat,” kata Suluh.
Dia menjelaskan pergerakan harga ini terjadi karena harga emas spot (xauusd) saat ini sudah menyentuh level US$ 1.691 per toz.
“Harga ini berpeluang akan menembus level psikologis US$1.700 per troy ounce pada pekan depan,” imbuhnya.
Selain itu, faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kembali melemah di kisaran Rp14.200 per dolar AS juga membuat harga emas fisik berpeluang naik hingga menjadi Rp900 ribu per gram.
BERITA TERKAIT Christopher Tahir: Awas, Bitcoin Berpotensi Turun ke US$6400!
“Namun, untuk mencapai Rp1 juta per gram, masih akan susah ditembus. Hal ini disebabkan emas fisik masih akan dipengaruhi faktor permintaan. Jika harga emas terlalu tinggi, permintaan akan berkurang,” ujarnya. [red]