Connect with us

Bitcoin News

Chart Tahunan Bitcoin Tak Pernah Merah Berturut-Turut, Pertanda 2026 Kembali Hijau?

Published

on

Ilustrasi market kripto Bitcoin.

Dalam dunia kripto, data historis sering digunakan sebagai dasar untuk membaca peluang masa depan. Salah satu pola yang kembali ramai diperbincangkan adalah fakta bahwa chart tahunan Bitcoin tidak pernah mencatatkan candle merah secara berturut-turut. 

Pola Bitcoin yang muncul dan tercermin dalam pergerakan harga Bitcoin kerap dijadikan rujukan karena mampu mencerminkan pergerakan harga kedepannya. Tapi apakah ini benar-benar akurat?

Memahami Chart Tahunan Bitcoin

Chart tahunan Bitcoin merupakan grafik yang menampilkan pergerakan harga dalam satu tahun penuh, sehingga memberikan gambaran tren jangka panjang yang lebih jelas dibanding chart harian atau mingguan. Setiap candle tahunan merekam harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah selama satu tahun kalender.

Pergerakan harga Bitcoin dalam pola regression band model. Sumber: Bitbo

Jika dilihat melalui Rainbow Chart misalnya, Bitcoin masih konsisten berada dalam koridor harga logarithmic regression model sejak tahun 2012. Pola ini menunjukkan bahwa meski volatilitas jangka pendek sering terjadi, arah tren makro tetap terjaga dalam kerangka besar.

Chart tahunan Bitcoin. Sumber: TradingView

Dari data historis di atas, terlihat bahwa dalam beberapa tahun, Bitcoin sempat ditutup dengan candlestick merah. Namun, tidak pernah ada dua tahun merah yang terjadi secara berurutan. 

Fase Bitcoin yang kembali bullish pada chart tahunan ditandai oleh pola pemulihan kuat setelah periode koreksi.  Ketika candle tahunan ditutup hijau dan mencetak higher close dibanding tahun sebelumnya, ini bisa menjadi pertanda bahwa mencerminkan dominasi tekanan beli kembali unggul atas tekanan jual.

Candle tahunan yang kembali hijau sering muncul bersamaan dengan meningkatnya kepercayaan pasar, akumulasi oleh investor jangka panjang, serta membaiknya faktor fundamental seperti adopsi dan likuiditas. Dalam konteks ini, Bitcoin tidak sekadar bergerak naik secara harga, tetapi juga menunjukkan penguatan struktur pasar secara makro.

Dengan 2025 yang hanya tinggal beberapa hari lagi, jika harga tidak bergerak ke atas yearly open di $93,347 maka bisa dipastikan tahun 2025 akan tercatat sebagai tahun merah bagi Bitcoin dan jika Bitcoin mengikuti pola yang sama maka 2026 memiliki kemungkinan untuk kembali hijau.

Berikut data lebih detail mengenai pergerakan harga Bitcoin dalam time frame satu tahun:

TahunPerubahan HargaHarga TertinggiHarga Terendah
2025-6.28% (Per 29 Desember)$ 126,038$ 74,652
2024+121.1%$ 108,086$ 38,595
2023+155.4%$ 44,746$ 16,504
2022-64.3%$ 48,205$ 15,521
2021+59.6%$ 68,672$ 28,621
2020+304.1%$ 29,282$ 4,010
2019+90.9%$ 13,793$ 3,380
2018-73.3%$ 17,712$ 3,201
2017+1,369%$ 20,089$ 755.76
2016+123.8%$ 979.40$ 354.91
2015+34.4%$ 495.56$ 171.51
2014-57.6%$ 1,017$ 289.30
2013+5,435%$ 1,156$ 11.75
2012+183.5%$ 16.78$ 3.81
2011+1,435%$ 35.76$ 0.257

Para investor dan komunitas kripto pun memberikan respon beragam perihal pola ini, ada yang memandangnya sebagai kebetulan biasa, hingga benar-benar percaya bahwa pola tersebut akan kembali terulang—sebagaimana pola empat tahunan Bitcoin yang kembali terulang dengan puncak yang berada di Oktober tepat 1064 hari dari all time low.

Baca juga: Akun 4chan dari 2023 Ramal BTC Top di 6 Oktober, Siklus 4 Tahunan Terulang?

Apakah 2026 Akan Menjadi Tahun Hijau Bagi Bitcoin?

Meskipun pola historis di atas sangat menjanjikan di tahun 2026 nanti, harus diingat bahwa Bitcoin juga memiliki pola dimana Bitcoin selalu mengunjungi all time low, setahun setelah all time high dalam 3 siklus 4 tahunan terakhir—yang mana jika pola ini kembali terulang, maka bottom Bitcoin berpotensi ada di tahun 2026 nanti.

Pola historis Bitcoin, sumber akun X @spacepixel

Namun, penting untuk diingat bahwa:

  • Siklus bukan jaminan: Meskipun pola historis menunjukkan ritme yang konsisten, pasar kripto tetap dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti regulasi, geopolitik, dan sentimen global.
  • Manajemen risiko tetap utama: Investor sebaiknya tidak hanya mengandalkan pola waktu, tetapi juga memperhatikan indikator teknikal, volume, dan data on-chain.
  • Don’t timing the market: Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di pasar kripto besok atau bahkan satu jam ke depan, jadi selalu siapkan strategi jangan FOMO atau YOLO.

Seperti adagium yang sering kali diungkapkan para investor:

“History doesn’t repeat itself, but it often rhymes.”

Sejarah mungkin tidak akan berulang, tapi biasanya memiliki pola, dengan memahami pola masa lalu ini, semoga bisa menjadi alat bantu kamu dalam menyikapi hal yang akan datang dan pernah terjadi.

Jika kamu ingin melakukan investasi Bitcoin, strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) untuk membeli secara bertahap, bisa menjadi pilihan. Kamu bisa gunakan strateginya dengan fitur DCA yang ada di aplikasi Tokocrypto hanya dengan minimal pembelian Rp20.000 aja lho! Ayo daftar di sini dan dapatkan potongan biaya trading 20% dengan kode TEMUTOKO!


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut. Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli

Tokocrypto berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa keuangan.

Trending