Blockchain

Heboh Royalti Musik! Bisakah Kripto dan Blockchain Jadi Solusinya?

Published

on

Dalam beberapa tahun terakhir, isu royalti musik kembali menjadi sorotan, bahkan viral di berbagai platform media sosial.

Banyak musisi, terutama yang berada di jalur independen, mengeluhkan transparansi dan pembagian yang tidak adil dari pendapatan karya mereka.

Sistem konvensional yang mengandalkan label rekaman, publisher, dan platform streaming sering kali membuat aliran dana royalti menjadi rumit, dengan lapisan perantara yang banyak.

Akibatnya, musisi kerap menerima pembayaran yang jauh di bawah ekspektasi, bahkan untuk karya yang populer.

Namun di tengah keresahan tersebut, teknologi blockchain dan aset kripto mulai disebut-sebut sebagai potensi solusi.

Dengan sifatnya yang transparan, aman, dan terdesentralisasi, blockchain menawarkan cara baru dalam pencatatan, distribusi, dan pelacakan royalti musik secara real-time.

Baca Juga: Rihanna Rilis NFT Lagu Terpopulernya, Kolektor Bisa Dapat Royalti

Masalah Utama Royalti di Sistem Konvensional

Saat ini, proses penghitungan royalti melibatkan banyak pihak: label, publisher, collecting society, hingga platform streaming.

Masing-masing mengambil persentase tertentu, dan data pemutaran sering kali tidak sepenuhnya transparan bagi pencipta lagu.

Selain itu, pembayaran royalti biasanya tertunda berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Musisi independen yang bergantung pada penghasilan ini sering kali terjebak dalam arus kas yang tidak stabil.

Tidak jarang pula terjadi sengketa karena data yang berbeda antara pihak-pihak terkait.

Blockchain: Transparansi Tanpa Perantara

Blockchain memungkinkan pencatatan setiap pemutaran lagu di jaringan publik yang tidak bisa dimanipulasi.

Misalnya, setiap kali sebuah lagu diputar di platform berbasis blockchain, informasi itu langsung tercatat, lengkap dengan identitas pemutar, waktu, dan jumlah royalti yang harus dibayarkan.

Keunggulannya:

  1. Transparansi Penuh – Semua pihak, termasuk musisi, label, dan pendengar, bisa melihat catatan pembayaran dan jumlah pemutaran.
  2. Pembayaran Instan – Menggunakan smart contract, royalti bisa langsung dikirim ke dompet kripto milik musisi setiap kali lagu diputar.
  3. Mengurangi Perantara – Proses yang biasanya melibatkan banyak pihak bisa dipangkas, sehingga musisi menerima persentase yang lebih besar dari pendapatan.

Contoh Nyata: Platform Musik Berbasis Kripto

Beberapa platform sudah mulai menerapkan konsep ini.

  • Audius: Platform streaming musik berbasis blockchain yang memungkinkan artis mengunggah karya mereka, lalu menerima pembayaran langsung dalam bentuk token kripto.
  • Opulous: Menggunakan NFT (Non-Fungible Token) untuk mengelola hak cipta musik, sehingga investor dan penggemar bisa membeli sebagian hak royalti lagu.
  • Emanate: Fokus pada distribusi musik real-time di blockchain EOS, dengan pembayaran instan per pemutaran.

Dengan sistem seperti ini, jika sebuah lagu didengarkan 1.000 kali dalam sehari, musisi bisa langsung menerima pembayaran kriptonya pada hari yang sama, tanpa harus menunggu laporan bulanan.

Royalti dalam Bentuk NFT

NFT membuka peluang baru bagi musisi untuk menjual sebagian hak royalti kepada penggemar atau investor. Misalnya, seorang artis merilis 100 NFT, masing-masing merepresentasikan 1% hak royalti dari sebuah lagu.

Pembeli NFT akan menerima pembayaran royalti secara proporsional setiap kali lagu tersebut menghasilkan pendapatan.

Model ini mengubah hubungan antara musisi dan penggemar menjadi lebih kolaboratif, di mana penggemar tidak hanya menikmati musik, tetapi juga menjadi bagian dari kesuksesan finansial karya tersebut.

Tantangan yang Perlu Diatasi

Meski potensinya besar, ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan:

  1. Adopsi Teknologi – Tidak semua musisi dan label paham cara kerja blockchain dan kripto.
  2. Regulasi – Pembayaran royalti dalam bentuk kripto masih memerlukan kejelasan hukum di banyak negara.
  3. Fluktuasi Nilai Kripto – Nilai kripto yang tidak stabil bisa membuat pendapatan musisi berfluktuasi.
  4. Kesepakatan Industri – Agar efektif, ekosistem musik global harus sepakat menggunakan standar data dan smart contract yang sama.

Baca Juga: NFT untuk Sektor Musik, Apa Saja Manfaatnya?

Dengan demikian, perpaduan antara royalti musik dan teknologi blockchain membuka peluang revolusioner dalam industri musik.

Dengan transparansi, pembayaran instan, dan penghapusan perantara yang tidak perlu, musisi bisa mendapatkan pendapatan yang lebih adil dan cepat.

Meski belum sempurna dan masih menghadapi tantangan regulasi serta adopsi, tren ini menunjukkan bahwa di masa depan, mungkin saja kita akan melihat industri musik global yang dikelola secara on-chain—di mana setiap putaran lagu, setiap pembayaran, dan setiap hak cipta tercatat secara permanen di blockchain.

Jika revolusi ini benar-benar terjadi, bukan hanya musisi yang diuntungkan, tetapi juga penggemar dan investor yang ingin menjadi bagian dari perjalanan karya musik favorit mereka. Inilah era baru “royalti tanpa batas” di dunia digital.


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.

Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.

Popular

Exit mobile version