Market

Investor Mendadak Khawatir The Fed Bikin Harga Kripto Berdarah-darah

Published

on

Investor aset kripto kini tampak mulai khawatir dengan pergerakan market pada pekan ini. Salah satu penyebab kuatnya adalah proyeksi kebijakan moneter The Fed di tengah kondisi makroekonomi yang tidak pasti.

Dikutip CoinMarketCap, pada hari Selasa (23/8) pukul 10.00 WIB, sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar kompak masuk zona merah dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC), turun 0,43% ke US$ 21.339. Tetapi, nilai Ethereum (ETH) justru malah naik 1,39% ke US$ 1.626 di waktu yang sama.

Trader Tokocrypto, Nathan Alexander, menjelaskan sejumlah aset kripto big cap tampak tak berdaya, padahal Senin (22/8) pagi lalu sempat naik tipis. Melihat gerak market aset kripto ternyata tak mampu mempertahankan posisinya di zona hijau.

“Runtuhnya market kripto ini sebenarnya sudah diprediksi. Penguatan harga hanyalah technical rebound sementara dan sudah lelah melakukan aksi beli. Namun, di saat yang sama, penguatan harga kripto terbatas dan terkepung dengan sentimen ketidakpastian makroekonomi yang kurang kondusif bagi investor kripto,” kata Nathan.

Antisipasi Pertemuan Simposium Jackson Hole

Nathan menjelaskan Investor sedang mengantisipasi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), pejabat Fed, bersama dengan tokoh perbankan dari seluruh dunia akan bertemu lagi dalam simposium Jackson Hole tahunan pada 25-27 Agustus 2022.

Ilustrasi Bitcoin. Foto: Getty Images.

Baca juga: Tokocrypto Pastikan Patuhi Regulasi Baru Bappebti dan Perdagangkan Kripto Legal

Simposium ini digelar pada saat yang pasar di AS sedang kritis dan bakal menegaskan kembali sikap The Fed untuk mengetatkan kebijakan moneter demi meredam inflasi AS yang masih tinggi.

“Investor bakal menanti hasil rapat Jackson Hole untuk mencari kepastian pengetatan atau pelonggaran kebijakan moneter AS ke depan,” ungkap Nathan.

Analisis Gerak Bitcoin dan Ethereum

Selain itu dari sisi teknikal, menurut Nathan gerak Bitcoin menunjukkan pola reversal bearish. Sehingga, ada kemungkinan reli kencang kripto dua pekan lalu merupakan penguatan yang tak maksimal karena dominasi terhadap altcoin yang terus turun.

“Tak ketinggalan, penguatan nilai Dolar AS pun jadi hamabtan bagi laju harga aset kripto. Dari Fear and Greed Index Bitcoin pada hari Senin tanggal 22 Agustus yang menyentuh salah satu level terendah di bulan Agustus yaitu ditutup pada level 29. Kondisi tersebut merubah sentimen pasar yang sudah membaik menjadi negatif kembali,” tuturnya.

Ilustrasi Ethereum.

Baca juga: Bappebti Setop Keluarkan Izin Baru Exchange Kripto di Indonesia

Level support Bitcoin kini berada di level US$ 20.802. Jika support tersebut tidak mampu menahan laju penurunan, maka kemungkinan harga akan terus anjlok bisa kembali dibawah US$ 20.000.

Sementara, harga Ethereum (ETH) masih mampu bertahan dan Selasa pagi ini terpantau masuk zona hijau. “Ini disebabkan oleh investor yang mulai kembali merangsek ke pasar berjangka ETH setelah harganya sempat menyentuh di bawah US$ 1.600.”

Kuat dugaan, investor semakin bergairah jelang pembaruan jaringan utama Ethereum, atau kerap dikenal dengan The Merge, yang dijadwalkan pada 15 September mendatang. Level support ETH ada pada level US$ 1.386. Jika laju peningkatan terus berlanjut masih bisa menargetkan kenaikan ke US$ 1.912.

Popular

Exit mobile version