Bitcoin News
Jepang Naikkan Suku Bunga Tertinggi 30 Tahun, Bitcoin Terancam
Bitcoin berpotensi menghadapi tekanan besar seiring rencana Bank of Japan (BoJ) menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan 18–19 Desember 2025. Kenaikan ini diperkirakan menjadi yang tertinggi dalam hampir 30 tahun terakhir dan berisiko memicu gejolak di pasar aset berisiko global, termasuk kripto.
Pasar memperkirakan BoJ akan menaikkan suku bunga dari 0,5% menjadi sekitar 0,75%. Kebijakan tersebut diambil untuk merespons tekanan inflasi domestik dan pelemahan nilai tukar yen. Meski berfokus pada kondisi ekonomi Jepang, dampaknya diprediksi meluas ke pasar keuangan global.
Risiko Bitcoin

Salah satu risiko utama bagi Bitcoin berasal dari potensi berakhirnya yen carry trade, strategi lama di mana investor meminjam yen dengan bunga rendah untuk diinvestasikan ke aset berimbal hasil lebih tinggi seperti saham teknologi, pasar negara berkembang, dan kripto. Kenaikan suku bunga membuat biaya pinjaman meningkat, sehingga investor cenderung menutup posisi dan menjual aset berisiko.
Pengetatan likuiditas akibat pembongkaran carry trade dapat menjadikan Bitcoin sebagai sumber likuiditas, bukan aset lindung nilai. Kondisi ini berpotensi melemahkan daya beli global dan meningkatkan volatilitas, terutama di sektor spekulatif.
Selain itu, penguatan yen sering kali diartikan sebagai sinyal “risk-off” di pasar global. Dalam situasi tersebut, investor biasanya mengurangi eksposur terhadap aset volatil, termasuk kripto. Bitcoin dikenal sensitif terhadap arus likuiditas global, sehingga penguatan yen dapat menghilangkan salah satu faktor pendukung utama reli kripto dalam beberapa tahun terakhir.
Secara historis, reaksi Bitcoin terhadap kebijakan BoJ cenderung tajam. Pada Juli 2024, ketika BoJ terakhir kali menaikkan suku bunga menjadi 0,5%, harga Bitcoin tercatat turun signifikan pada awal Agustus seiring menguatnya yen dan mengetatnya pasar pendanaan Jepang.
Baca juga: Analisa Harga BTC Hari Ini: Bitcoin Bertahan di Level $90.289, Pasar Masuk Fase Konsolidasi
Faktor Kunci Bank of Japan
Meski pasar telah memperhitungkan kenaikan 0,25%, perhatian investor kini tertuju pada dua faktor kunci. Pertama, panduan ke depan (forward guidance) dari Gubernur BoJ Kazuo Ueda. Sinyal mengenai kenaikan lanjutan atau normalisasi kebijakan yang lebih cepat berpotensi memicu reaksi cepat di pasar global. Kedua, pergerakan nilai tukar yen. Apresiasi yen yang tajam sering menjadi indikator awal pembongkaran carry trade.
Sejumlah analis menilai sebagian investor telah mengurangi risiko menjelang pertemuan BoJ, sehingga dampak langsung mungkin lebih terbatas. Namun, risiko pergerakan tajam tetap terbuka, terutama jika pernyataan BoJ lebih agresif dari perkiraan.
Kebijakan BoJ ini juga terjadi di tengah dinamika global yang kompleks, ketika bank sentral Amerika Serikat diperkirakan bersiap memasuki siklus pemangkasan suku bunga pada 2026. Perbedaan arah kebijakan moneter tersebut berpotensi menciptakan tekanan tambahan bagi pasar kripto dalam jangka pendek.
Baca juga: Lonjakan 32% Open Interest Futures XRP: Sinyal Bullish atau Bearish?
Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.
Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.
-
Event7 days agoEvent Tokocrypto Minggu Ini
-
Bitcoin News5 days agoAnalisa Harga BTC Hari Ini: Bitcoin Bangkit 2,4%, Tapi Masih Terjebak
-
Bitcoin News6 days agoAnalisa Harga BTC Hari Ini: Terkoreksi ke $90.232, Tren Bullish Melemah?
-
Academy6 days agoCara Mudah Pahami Pola Candlestick Paling Sering Digunakan

