Bursa aset kripto asal Jepang, Liquid mengembalikan uang hasil penjualan aset kripto Gram kepada para investor. Liquid telah sukses mengumpulkan uang senilai Rp6,3 triliun pada September 2019 lalu. Telegram saat ini masih berselisih dengan SEC di Amerika terkait skema investasi aset kripto Gram dari warga Amerika Serikat.
“Penjualan Gram di Liquid telah dibatalkan, dan semua dana yang sebelumnya terkumpul telah dikembalikan kepada pengguna Liquid yang berpartisipasi dalam penjualan Gram,” sebut Liquid pada 10 Januari 2020 lalu.
Liquid mengatakan, pada saat penjualan Gram di Liquid, diantisipasi bahwa mainnetblockchain TON akan diluncurkan pada 31 Oktober 2019.
BACA SEMUA BERITA TERKAIT GRAM
“Seperti yang diketahui oleh sebagian besar pengguna Liquid, mainnet blockchain TON tidak diluncurkan pada tanggal tersebut dan masih belum diluncurkan hingga detik ini. Berdasarkan ketentuan penjualan Gram, Liquid diharuskan mengembalikan semua dana yang dilakukan oleh pengguna Liquid dalam penjualan Gram, karena fakta bahwa mainnetblockchain TON tidak diluncurkan sesuai rencana,” sebut Liquid.
Liquid memang tak menyinggung penyebab lain adalah soal perselisihan antara Telegram dengan SEC soal “investasi” aset kripto Gram ini. Tetapi, kasus ini terang benderang di media dan sulit untuk tak mengatakan tak berkait.
BERITA TERKAIT Minat Beli Token “GRAM” Telegram? Berhati-hatilah
Proyek penjualan Gram di Liquid tidak dilakukan langsung oleh Telegram. Akan tetapi melalui pihak ketiga, GRAM Asia yang mengklaim sebagi pemegang Gram terbesar di Asia. [red]