Academy

Menggali Potensi Blockchain dan Kecerdasan Buatan

Published

on

Blockchain dan Kecerdasan Buatan (AI) adalah dua tonggak teknologi yang telah mengubah fundamental dunia digital. Keduanya memiliki potensi besar dalam mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan berbisnis di masa depan.

Blockchain, dengan kemampuannya menciptakan sistem yang transparan dan aman, telah merevolusi berbagai industri, mulai dari keuangan hingga rantai pasokan. Sementara itu, Kecerdasan Buatan telah membawa kemampuan komputasi yang luar biasa, memungkinkan mesin untuk belajar dan membuat keputusan seperti manusia.

Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang bagaimana kedua teknologi ini dapat saling melengkapi dan membentuk masa depan yang menarik dan penuh tantangan bagi dunia teknologi.

Apa yang dimaksud dengan Kecerdasan Buatan (AI)?

Kecerdasan Buatan adalah kemampuan sebuah program untuk belajar, juga merupakan ilmu dan rekayasa dari program komputer cerdas. Algoritme ini dapat mengenali pola dan memecahkan masalah dengan menggunakan sejumlah besar data tanpa perintah manusia. Dengan menganalisis data masukan eksternal, AI dapat belajar dari data tersebut dan menggunakan pengetahuan yang diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu dan menjalankan tugas yang diberikan.

Pada dasarnya, terdapat dua jenis utama AI: Narrow AI dan Strong AI. Narrow AI dirancang untuk menyelesaikan tugas yang khusus atau terbatas, seperti pengenalan wajah, penyaringan spam, atau bermain catur. Di sisi lain, Strong AI mampu menangani tugas yang lebih luas dan tidak terbatas, dengan potensi untuk memiliki tingkat kognisi yang sama dengan manusia. Saat ini, Narrow AI sudah ada, sementara Strong AI masih dalam tahap pengembangan, bahkan banyak ahli yang meragukan kemungkinannya.

Meskipun sulit untuk memprediksi potensi pengaruh Strong AI, banyak yang yakin bahwa AI dan blockchain akan saling terkait di masa depan. Beberapa bahkan berpendapat bahwa keduanya akan menjadi teknologi yang sangat penting dalam dekade mendatang. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami lebih dalam bagaimana keduanya dapat berinteraksi dan saling memengaruhi dalam pengembangan teknologi di masa depan.

Sinergi Antara AI dan Blockchain

Pengembangan AI dalam Dunia Blockchain

Salah satu tantangan utama dalam ekosistem blockchain adalah konsumsi daya komputasi yang tinggi. Jaringan blockchain yang didistribusikan mengutamakan keamanan dan integritas data, meskipun ini mengorbankan efisiensi. AI dapat memberikan kontribusi besar dalam mengoptimalkan penggunaan energi, yang dapat meningkatkan efisiensi algoritma penambangan.

Kekhawatiran lain dalam penggunaan blockchain adalah tingginya konsumsi energi yang diperlukan, terutama pada blockchain berbasis Proof of Work. Properti ekonomi kripto dan tingkat keamanan yang tinggi membutuhkan komputasi yang memerlukan daya tinggi. Mengurangi konsumsi energi pada jaringan blockchain akan memberikan manfaat besar bagi seluruh industri dan dapat mendorong adopsi blockchain secara lebih luas.

AI juga memiliki peran penting dalam mengoptimalkan kebutuhan penyimpanan dalam ekosistem blockchain. Karena setiap transaksi disimpan di semua node, ukuran ledger blockchain dapat tumbuh dengan cepat. Ketika persyaratan penyimpanan tinggi, ini dapat menjadi hambatan bagi partisipasi yang lebih luas dan mengurangi desentralisasi jaringan. AI dapat memperkenalkan teknik baru seperti sharding database, yang dapat mengurangi ukuran blockchain dan mengelola data dengan lebih efisien.

Dengan demikian, sinergi antara AI dan blockchain menawarkan berbagai peluang untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan skalabilitas dalam pengembangan teknologi masa depan.

Ekonomi Data Terdesentralisasi

Data merupakan aset berharga yang perlu disimpan dengan aman dan dapat dipertukarkan dengan mudah. Keefektifan sistem kecerdasan buatan (AI) sangat bergantung pada data, dan blockchain mampu menyimpan data dengan tingkat keandalan yang tinggi.

Blockchain pada dasarnya adalah database yang aman dan terdistribusi yang dibagikan oleh semua peserta dalam jaringan. Data disimpan dalam blok dan dihubungkan secara kriptografis dengan blok sebelumnya, menjadikannya sulit untuk mengubah informasi tanpa mengganggu konsensus jaringan, seperti melalui serangan 51%.

Pertukaran data terdesentralisasi bertujuan untuk menciptakan ekonomi data baru berbasis blockchain. Ini akan membuat data dan penyimpanan menjadi lebih mudah diakses oleh siapa saja. Dalam konteks ekonomi data ini, algoritme AI membutuhkan banyak data eksternal agar dapat belajar lebih cepat. Selain itu, algoritme AI itu sendiri juga dapat diperdagangkan di pasar, sehingga dapat diakses oleh lebih banyak orang dan mempercepat kemajuannya.

Pertukaran data terdesentralisasi berpotensi mengubah cara data disimpan. Pada dasarnya, setiap orang akan memiliki kemampuan untuk menyewakan penyimpanan lokal mereka dengan biaya yang dibayar dengan token. Sebaliknya, penyedia layanan penyimpanan data akan harus meningkatkan layanan mereka agar tetap bersaing.

Meskipun beberapa pasar data semacam ini sudah ada, mereka masih dalam tahap perkembangan awal. Dengan memberikan insentif kepada penyedia data dan penyimpanan untuk menjaga integritas data, sistem AI juga akan mendapatkan manfaatnya.

Superkomputer Terdesentralisasi

Melatih AI memerlukan tidak hanya data berkualitas yang dapat diakses oleh algoritme, tetapi juga daya komputasi yang besar. Algoritme AI sering menggunakan jenis komputasi yang dikenal sebagai jaringan saraf tiruan (ANN) yang memerlukan daya komputasi besar untuk menyesuaikan parameter yang sangat banyak.

Jika data dapat dibagikan melalui jaringan blockchain, mengapa daya komputasi tidak bisa? Dalam beberapa implementasi blockchain, pengguna dapat menyewakan daya komputasi mereka dalam pasar peer-to-peer (P2P) kepada mereka yang memerlukan komputasi kompleks.

Ini memungkinkan sistem AI untuk dilatih secara lebih efisien dan dengan biaya yang lebih rendah dalam platform komputasi ini. Meskipun penggunaan awalnya mungkin terbatas pada pembuatan gambar 3D komputer, kemungkinan akan berkembang menjadi lebih banyak aplikasi AI.

Dengan perkembangan Aplikasi Terdesentralisasi (DApps), perusahaan yang menyediakan daya komputasi harus siap menghadapi persaingan yang meningkat. Dengan memungkinkan pengguna untuk memperoleh pendapatan dari penyewaan daya komputasi mereka, ini akan meningkatkan efisiensi penggunaan daya komputasi secara keseluruhan. Dalam teori, setiap CPU atau GPU di seluruh dunia dapat menjadi bagian dari superkomputer terdesentralisasi ketika tidak digunakan.

Meningkatkan Auditabilitas Keputusan AI

Keputusan yang dihasilkan oleh sistem kecerdasan buatan (AI) seringkali sulit dipahami oleh manusia. Algoritme AI dapat beroperasi dengan volume data yang luar biasa, suatu hal yang praktis tidak mungkin bagi manusia untuk melakukan audit atau memahami proses pengambilan keputusan secara mendalam.

Namun, dengan mencatat setiap titik data yang digunakan dalam pengambilan keputusan, kita dapat menciptakan jejak audit yang jelas yang dapat diperiksa oleh manusia. Hal ini dapat meningkatkan tingkat kepercayaan pada keputusan yang dihasilkan oleh algoritme AI.

Kesimpulan

Apabila kedua teknologi ini mampu mencapai potensinya, dampaknya akan terasa dalam jangka panjang. Banyak perusahaan saat ini telah mengadopsi keduanya secara terpisah, namun terdapat peluang menarik dalam menggabungkan teknologi blockchain dan AI.

Dalam perkembangannya yang terus berlanjut, lebih banyak inovasi dapat terjadi melalui sinergi antara blockchain dan AI. Meskipun hasil akhirnya sulit diprediksi, namun dengan yakin dapat dikatakan bahwa hal ini akan membawa perbaikan signifikan dalam berbagai aspek ekonomi kita.


Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai aset kripto atau cryptocurrency, bisa baca artikel “Belajar Crypto untuk Pemula Mulai Dari Sini.”

Sumber: Binance Academy Indonesia

Popular

Exit mobile version