Connect with us

Pemula

Waspada Kriptomu Bisa Hilang. Kenali Risiko di Balik Smart Contract

Published

on

risiko smart contract

Bayangkan kamu ikut sebuah proyek crypto yang kelihatannya keren—semua serba otomatis, gampang dipakai, dan menjanjikan untung besar. TAPI, satu kesalahan kecil di sistemnya bisa bikin uang kamu hilang dalam hitungan menit. Nah, sistem yang dimaksud namanya smart contract, dan walaupun terlihat canggih, tetap bisa punya kelemahan.

Apa Itu Smart Contract dan Kenapa Bisa Berisiko?

Smart contract itu seperti program komputer yang otomatis menjalankan perintah tertentu di dunia crypto.

Misalnya, kalau kamu kirim uang, sistem akan langsung kasih imbalan atau produk secara otomatis—tanpa orang ketiga.

Biasanya smart contract ini digunakan untuk membuat dan mengatur token crypto (seperti Shiba Inu di Ethereum), menjalankan aplikasi DeFi seperti Uniswap atau Aave, atau mengelola sistem voting dalam DAO (organisasi otonom digital).

Tapi karena ini semua berbasis kode komputer, kalau ada kesalahan di dalamnya (bug), hacker bisa menyalahgunakannya dan mencuri dana.

Parahnya lagi, sistem ini nggak bisa dibatalkan, jadi kalau uang kamu sudah hilang, ya nggak bisa ditarik kembali.

Contoh Nyata Kasus Smart Contract Bermasalah

Salah satu kasus paling terkenal terjadi pada tahun 2016. Waktu itu ada proyek bernama “The DAO” yang kehilangan sekitar 3,6 juta ether atau 50 juta dolar AS karena celah di sistem smart contract-nya. Akibat kejadian ini, jaringan Ethereum sampai harus terpecah jadi dua versi: Ethereum (ETH) dan Ethereum Classic (ETC).

Kasus lain terjadi pada 2023 di proyek bernama Euler Finance, di mana hacker berhasil mencuri lebih dari 190 juta dolar AS karena kelemahan di sistem otomatis mereka. Ini jadi bukti bahwa smart contract tetap punya risiko.

Jenis Ancaman pada Smart Contract

  • Bug atau Kesalahan Kode: Hacker bisa manfaatkan kesalahan kecil untuk mencuri dana.
  • Pinjaman Cepat (Flash Loan Attack): Teknik tertentu yang dipakai hacker untuk menyerang sistem secara instan.
  • Serangan Data Harga Palsu: Sistem ditipu dengan data harga yang salah supaya hasil perhitungannya keliru.
  • Tidak Pernah Diaudit: Banyak proyek buru-buru diluncurkan tanpa diperiksa keamanannya oleh pihak independen.

Siapa yang Mengaudit Smart Contract?

Audit smart contract biasanya dilakukan oleh perusahaan keamanan independen yang khusus menangani proyek blockchain, seperti CertiK, Quantstamp, dan PeckShield.

Mereka memeriksa kode smart contract untuk mencari bug, celah keamanan, dan potensi penyalahgunaan sebelum proyek diluncurkan ke publik.

Audit yang baik biasanya menghasilkan laporan lengkap yang bisa diakses oleh calon investor.

Cara Mengurangi Risiko Smart Contract

  1. Pilih Proyek yang Sudah Diaudit: Pastikan proyek punya laporan audit keamanan dari pihak terpercaya.
  2. Jangan Ikut-ikutan (Hindari FOMO): Jangan asal ikut tren tanpa tahu cara kerja proyek tersebut.
  3. Cek Tim Pengembang: Lihat siapa yang bikin proyeknya dan apakah mereka transparan.
  4. Coba Dulu Pakai Dana Kecil: Uji coba dulu dengan uang kecil sebelum investasi lebih besar.
  5. Ikut Komunitas Proyek: Gabung di grup Telegram atau Discord resmi buat tahu info terbaru.

Kesimpulan

Smart contract memang bikin transaksi crypto jadi lebih gampang dan cepat, tapi bukan berarti bebas risiko. Kita tetap harus hati-hati dan teliti sebelum ikut proyek apa pun. Ingat, walau sistemnya otomatis, kalau ada celah, bisa jadi bumerang buat keuanganmu!


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.

Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.

Popular